TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Christy Nainggolan, Psikolog Klinis Gorontalo sangat prihatin kondisi kasus bunuh diri di Gorontalo.
Total 21 kasus bunuh diri terjadi sepanjang tahun 2023.
"Berkaca mata dari psikolog, angka 21 itu sangat banyak, sedangkan angka 1 saja kita sudah merasa 'wah'. Ini tidak bisa dibiarkan," ujar Christy kepada TribunGorontalo.com, Rabu (12/7/2023).
"Ini sebenarnya sudah sangat mengkhawatirkan, khususnya untuk masyarakat Gorontalo," lanjutnya.
Ia mengaku kaget kasus tersebut terjadi dalam waktu singkat.
Cristy pun bertanya-tanya apakah masyarakat Gorontalo cenderung mengalami masalah mental, tapi tidak terungkap.
"Ini menandakan Gorontalo, warganya sedang tidak baik-baik saja," ujarnya.
Kata Cristy, orang yang ingin bunuh diri pasti sudah memiliki ide untuk bertindak demikian.
"Bunuh diri tuh, orang taunya kadang hanya didasari oleh masalah sepele. Padahal, sebelum dilakukannya bunuh diri pasti sudah ada proses," ungkap Christy.
Wanita berprofesi dosen di dua kampus Gorontalo ini mengaku sudah sering mengadakan screening bagi mahasiswanya.
"Mahasiswa saya aja kadang saya kasih screening untuk deteksi kesehatan mental mereka," akunya.
Christy mengungkapkan fakta bahwa dari keseluruhan mahasiswa yang dilakukan screening, ia menemukan 80 persen mahasiswa memiliki kesehatan mental yang buruk. Sementara, 50 persen mahasiswa itu bahkan sudah punya ide bunuh diri.
Maka dari itu , Cristy pun berharap agar pemerintah mengambil langkah cepat untuk mencegah tindakan-tindakan bunuh diri selanjutnya.
"Setidaknya pemerintah memberikan layanan pa torang (kami) kayak fasilitasi torang lah, nanti torang ke masyarakat itu gratis," ucapnya.
Christy pun mengaku pihaknya masih menunggu intruksi dari pemerintah daerah untuk tindakan pencegahan.