Laporan Wartawan TribunGorontalo.com, Prailla Libriana
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo kian ramai dibicarakan publik Gorontalo usai balihonya terpajang di Jalan HB Yasin, Kota Gorontalo.
Joko Sutrisno (55), warga Kelurahan Wumialo, Kota Gorontalo kukuh menjagokan Gubernur Jawa Tengah itu pada Pilpres 2024.
Ganjar yang berdarah Jawa, kata Joko, cocok melanjutkan pemerintahan Jokowi.
"Kalau saya arahnya ke Ganjar," ungkap Joko kepada TribunGorontalo.com, Jumat (29/4/2023).
Ganjar di mata Joko ini merupakan orang yang berkarismatik. Selain itu, Ganjar Pranowo juga merupakan warga asli dari Jawa.
"(Pilihan presiden) Tetapkan orang Jawa," ujar Joko.
Ganjar Pranowo diusulkan menjadi capres pada Pemilu 2024 oleh PDIP.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo merpakan Gubernur Jawa Tengah selama dua periode dari PDIP. Dia juga sempat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) PDIP periode 2004 - 2009 dan 2009 - 2013.
Nama pria kelahiran 28 Oktober 1968 ini makin ramai di publik Provinsi Gorontalo usai balihonya terpampang di Jalan HB Yasin tepatnya di depan Makro Departement Store, Kota Gorontalo kala Lebaran Idulfitri 1444 Hijriah.
Baliho di papan reklame itu bertuliskan "Selamat Idulfitri 1444H dan Ganjar Pranowo Capres RI 2024".
Penetapan Ganjar sebagai capres dan momentum Idulfitri tentu menjadi hal yang luar biasa.
Sebab disaat Idulfitri, Ganjar bisa bersilaturahmi dengan siapa saja ditambah dengan hadirnya baliho dipapan reklame bertuliskan capres RI dan ucapan idulfitri.
Namun Ganjar harus kerja keras menduang suara di Sulawesi termasuk Gorontalo. Jajak pendapat Litbang Kompas menemukan Sulawesi paling sedikit pendukung Ganjar.
Ganjar pun digadang berpasangan dengan Sandiaga Uno. Sandi merupakan politikus berdarah Gorontalo yang dikenal luas di Sulawesi.
"Saya kira gak jadi, ternyata jadi ya," kata Joko.
Joko menilai Ganjar ini sama berkarismanya seperti Jokowi, Presiden RI saat ini.
"Ganjar ini sama dengan Jokowi, wong Jokowi berhasil kok, jalan-jalan sudah nyambung kayak jalan tol," ujarnya.
"Artinya bahwa kita gak mau melihat korupsinya, yang penting lihat hasilnya saja.Pemikiran saya seperti itu," lanjutnya.
(*)