Pilpres 2024

Anies Baswedan Unstoppable Menuju Pilpres 2024: Begini Kalkulasi Pengamat Politik

Editor: Lodie Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan dan Surya Paloh. Beragam spekulasi muncul di antaranya upaya 'menjegal' pencalonan Anies Baswedan menuju pesta demokrasi 14 Febaruari 2024. Tapi Anies unstoppable.

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Musim semi datang lebih awal. Begitulah ilustrasi politik tanah air.

Eskalasi politik Pilpres 2024 memanas lebih cepat di awal tahun ini menyusul pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo.

Beragam spekulasi muncul di antaranya upaya 'menjegal' pencalonan Anies Baswedan menuju pesta demokrasi 14 Febaruari 2024. Tapi Anies unstoppable menuju Pilpres 2024.

Tapi isu itu ditanggapi dingin oleh para analis politik di tanah air.

"Pak Jokowi harus terima fakta bahwa Anies unstoppable. Anies itu dipilih oleh rakyat, makanya Nasdem sudah baca dari awal," ujar analis politik Rocky Gerung saat diwawancarai Hersubeno Arief dari FNN yang tayang di kapal YouTube Rocky Gerung Official Sabtu 28 Januari 2023.

Menurut Rocky, partai politik seperti Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat tentu punya kalkulasi politik yang matang.

Karena, kata dia, tidak mungkin lagi menghentikan langkah mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuju panggul 2024.

Nasdem, Demokrat dan PKS, ujar dia, bisa saja ditinggalkan pemilih bila tidak mengusung Anies.

Rocky mengapresiasi langkah Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyatakan dukungan kepada Anies.

Sementara untuk PKS, kata Rocky, tinggal menunggu hari yang tepat saja untuk menyatakan dukungan terhadap Anies.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi beberapa waktu lalu turut membahas rencana pencalonan presiden Anies.

Boleh jadi, lewat pertemuan tersebut Paloh meminta Jokowi merestui Nasdem untuk mengusung Anies pada Pilpres 2024.

"Dalam konteks ini, restu presiden tentunya dibutuhkan, setidaknya agar presiden bersedia menjadi orang tua yang adil bagi semua anak bangsa yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (30/1/2023).

Umam yakin, jika Paloh mampu menyampaikan keinginannya untuk mengusung Anies dengan baik, Jokowi bakal menyambut baik pula.

Lebih-lebih jika Paloh bisa meyakinkan kepala negara agar bersikap adil dengan berdiri sama tinggi di antara para capres yang kelak berlaga pada Pemilu 2024.

"Sehingga Presiden Jokowi berkenan menjadi negarawan sekaligus 'orang tua' yang siap mengayomi semua anak-anak bangsa untuk berkompetisi secara adil dan terbuka," ujar Umam dikutip dari Kompas.com.

Namun demikian, Umam menduga, restu Jokowi tak akan memengaruhi sikap politik Paloh. Dengan atau tanpa restu presiden, Nasdem diprediksi akan tetap mengusung Anies sebagai capres Pemilu 2024.

Sebagai politisi senior, Paloh diprediksi sudah siap dengan segala konsekuensi untuk memperjuangkan langkah politiknya.

Apalagi, keinginan Paloh mengusung Anies telah mengantongi dukungan partai lain seperti Demokrat. Besar kemungkinan, rencana Nasdem tersebut juga didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Jika Nasdem, Demokrat, dan PKS resmi berkoalisi, syarat presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen otomatis terpenuhi.

Dengan begitu, koalisi ketiga partai dapat langsung mengusung Anies sebagai capres tanpa perlu lagi restu dari Jokowi.

"Artinya, bagaimanapun sikap Jokowi, pencapresan Anies oleh Nasdem akan terus berlanjut," kata Umam.

Lebih lanjut, Umam menduga, pertemuan dengan Jokowi kemarin juga dimanfaatkan Paloh untuk mengklarifikasi berbagai isu dan disinformasi yang belakangan memunculkan ketegangan antara Nasdem dengan pemerintah.

Misalnya, soal narasi Anies sebagai antitesis Jokowi. Kemudian, ihwal rencana Nasdem berkoalisi dengan dua partai oposisi, Demokrat dan PKS.

"Pertemuan Paloh dan Jokowi itu merupakan langkah maju pascakebuntuan komunikasi di antara keduanya selama tiga bulan terakhir," tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Sebelumnya, Surya Paloh bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto mengatakan, pertemuan keduanya berlangsung lebih dari satu jam.

“Saya dengar begitu. Tapi isi pembicaraannya saya belum mendapatkan konfirmasi dari Ketum,” ujar Sugeng dihubungi Kompas.com, Jumat (27/1/2023).

Menurut Sugeng, pertemuan Jokowi dan Paloh menjadi bukti nyata bahwa hubungan keduanya baik-baik saja.

“Pak Surya enggak ada masalah, kan secara politik jelas kan, bahkan saya bilang, saya mewakili sikap Nasdem bahwa kita berkoalisi sampai 2024,” papar dia.

Sebagaimana diketahui, hubungan Jokowi dengan Surya Paloh sempat diisukan renggang setelah Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pemilu 2024 pada awal Oktober lalu.

Kerenggangan ini disinyalir dari ketidakhadiran Jokowi dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 Nasdem pada November 2022. Presiden bahkan tak menyampaikan ucapan selamat.

Jokowi juga terekam kamera tak membalas pelukan Surya Paloh saat keduanya hadir dalam acara HUT ke-58 Partai Golkar, Oktober lalu.

(*)