Sandiaga Uno: Sampah Makanan, Negara Rugi Rp 551 Triliun per Tahun

Editor: Lodie Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menparekraf Sandiaga Uno. Sandiaga mengatakan sampah makanan menyebabkan negara bisa rugi Rp 213 triliun - Rp 551 triliun per tahun.

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, sampah makanan menyebabkan negara bisa rugi Rp 213 triliun - Rp 551 triliun per tahun.

Kata Menparekraf Sandiaga Uno, kerugian ekonomi akibat sampah makanan itu setara dengan 4 hingga 5 persen PDB Indonesia.

Sandiaga Uno minta masyarakat lebih khusus pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) harus berubah perilaku.

Baca juga: Punya Elektabilitas Moncer, Sandiaga Uno Jagoan PAN dan Berpeluang Diusung KIB

Dari data hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun, atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Angka itu membuat Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah makanan (food loss and waste) terbesar di dunia.

Padahal, menurut data Global Hunger Index 2021, tingkat kelaparan di Indonesia ada di peringkat ketiga di Asia Tenggara.

"Oleh karena itu harus ada perubahan perilaku," ujar Sandiaga dalam Weekly Press Briefing Kemenparekraf yang digelar hybrid, Senin (22/08/2022).

Lebih lanjut, kata Sandiaga, kondisi ini merupakan permasalahan bersama, pada sektor industri pariwisata hal ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi hotel dan restoran yang memiliki fasilitas food and beverage.  

Adapun jumlah makanan yang terbuang menjadi sampah tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Pakai Baju Adat Sulteng Pimpin Upacara 17 Agustus di Kepulauan Seribu

Sandiaga menjelaskan, dengan sampah makanan tersebut, negara bisa mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp 213 sampai Rp 551 triliun per tahun, atau setara dengan 4 hingga 5 persen PDB Indonesia.

"Salah satu penyumbang sampah makanan adalah industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Makanan yang mubazir di industri pariwisata terutama dipicu oleh buffet-prasmanan, dan lain sebagainya," tutur Sandiaga.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada seluruh pelaku usaha pariwisata, termasuk masyarakat dan pemerintah setempat untuk ikut berperan menangani persoalan sampah makanan atau makanan yang mubazir di Indonesia.  

Upaya atasi masalah sampah makanan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan sejumlah upaya penanganan food loss dan food waste, dengan berkolaborasi dengan sejumlah pihak.

Salah satunya, menggandeng Surplus Indonesia dan sejumlah hotel untuk meluncurkan program Sustainable Food Tourism yang diharapkan dapat menekan tingkat limbah makanan di Indonesia.

Dikutip dari situs resminya, Surplus Indonesia adalah aplikasi yang memungkinkan pelanggan membeli makanan dari pengecer makanan yang memiliki kelebihan makanan.

Halaman
12