Polisi mengatakan demonstrasi itu sebagian besar berlangsung damai.
Di Jerman, pengunjuk rasa berunjuk rasa di beberapa kota pada hari Sabtu, dengan acara terbesar diadakan di Hamburg, di mana sekitar 16.000 orang hadir, menurut polisi.
Protes diadakan di bawah spanduk "Cukup! Lepaskan anak-anak kita".
Baca juga: Omicron Bertambah Jadi 318 Pasien, Tetap Prokes dan Percepat Vaksinasi
Jerman, yang sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan mandat vaksin umum, mulai menawarkan vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak antara usia lima dan 11 bulan lalu.
Seorang pengunjuk rasa mengenakan Bintang Daud dengan tulisan "tidak divaksinasi," menurut tweet polisi.
Petugas menambahkan bahwa mereka sedang menyelidiki dugaan penghasutan dalam unjuk rasa tersebut.
Di Berlin, satu demonstrasi virus Corona berbentuk konvoi mobil dan sepeda.
Polisi menghitung lebih dari 100 kendaraan, 70 sepeda dan sekitar 200 orang secara keseluruhan.
Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan argumen yang dibuat oleh penentang vaksinasi dan penyangkal virus Corona telah kehilangan semua ukuran dan fokus.
"Sebuah kelompok kecil bersedia menghapus semua pengetahuan ilmiah dari meja dan secara sukarela memasuki gelembung kebenaran palsu," katanya dalam komentar kepada surat kabar Welt am Sonntag.
Protes juga terjadi di Italia, dengan ratusan orang di kota Turin memprotes aturan yang mewajibkan vaksin bagi siapa pun yang berusia di atas 50 tahun.
Undang-undang yang lebih keras juga mulai berlaku mulai hari Senin.
Mereka yang tidak divaksinasi tidak dapat lagi menggunakan transportasi umum atau mengunjungi restoran. (Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demonstran Protes Presiden Prancis Macron yang Sebut Ingin 'Hancurkan' Orang yang Tidak Divaksin