Sejoli Tewas Tertabrak Mobil

Perbuatan Kolonel P Cs di Luar Batas Kemanusiaan, KSAD Jenderal Dudung Minta Maaf

Penulis: Lodie Tombeg
Editor: Lodie Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TABUR BUNGA - KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan ayah Salsabila, Jajang, saat tabur bunga di makam Salsabila. Jenderal Dudung terlihat memegang pundak Jajang.

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Perbuatan Kolonel P dan dua oknum TNI AD yang menabrak sejoli lalu dibuang ke sungai sudah di luar batas kemanusiaan. Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman usai menemui keluarga korban di wilayah Nagreg, Jawa Barat, Senin (27/12/2021).

Dia menilai apa yang dilakukan tiga oknum TNI AD penabrak dan pembuang sejoli di Nagreg, Jawa Barat sudah di luar batas.

Dudung mengawali kunjungannya ke kediaman keluarga korban dan berziarah ke makam almarhumah Salsabila di Kampung Tegal Lame RT 02/07 Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Selanjutnya, Dudung dan rombongan menuju ke kediaman keluarga korban almarhum Handi Saputra di Kampung Cijolang RT 03/011 Desa Cijolang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut dan juga melakukan ziarah ke makam almarhum.

Dalam kesempatan tersebut Dudung menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga almarhumah Salsabila dan almarhum Handi Saputra.

"Saya sudah sampaikan kepada keluarga korban permohonan maaf atas nama institusi AD yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," katanya dalam kunjungan tersebut.

Menurut dia, selaku pembina kekuatan TNI AD, dirinya akan bertanggung jawab atas penegakan hukum terhadap tiga oknum prajurit TNI AD yang terlibat dalam kasus kematian sejoli tersebut.

Ia menyerahkan penyelesaiannya berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku di dalam Sistem Peradilan Militer sesuai dengan UU nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer.

Baca juga: Janji Kawal Kasus Kolonel P, KSAD Dudung Tabur Bunga di Makam Salsabila

"Soal pemecatan, TNI AD akan menyesuaikan, apa yang menjadi putusan dari peradilan militer, apabila putusan peradilan militer menyatakan menyertai pidana tambahan dengan pemecatan, maka saya selaku KSAD akan menyesuaikan dan akan mengurus administrasinya untuk dilakukan pemecatan."

"Karena memang, menurut saya ini layak (dipecat) karena apa yang dilakukan sudah di luar batas-batas kemanusiaan," kata Jenderal Dudung.

Ia pun memastikan akan terus mengawal proses hukum terhadap tiga anggotanya tersebut.

"Kami akan terus mengawal proses hukumnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan tegas dan transparan untuk memperoleh ketentuan hukum dan rasa keadilan," ucapnya.

Orangtua korban
Sementara itu, Entes Hidayatullah ayah dari Handi Saputra mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan Jenderal Dudung.

"Kami keluarga mengucapkan terima kasih atas kunjungan Pak KSAD tadi juga sempat mendatangi dan melakukan doa bersama di makan anak saya," ucapnya.

Entes menjelaskan saat ini yang diinginkan pihak keluarga adalah ketiga pelaku yang saat ini sedang menjalani proses hukum bisa dihukum seadil-adilnya.

"Enggak banyak permintaan apa-apa lagi, saya cuma meminta (pelaku) dihukum seadil-adilnya," ucapnya.

Hal senada diungkapkan Suryati (41), ibu dari Salsabila.

Ia berterima kasih dengan kedatangan Jenderal Dudung, meski tak menggantikan anaknya yang telah tiada, tapi sedikitnya mengobati rasa dukanya.

"Alhamdulillah, sangat berterima kasih kepada Pak KSAD," kata Suryati, saat ditemui di rumhanya, yang berada di Kampung Tegallame, Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Menurut Suryati, Jenderal Dudung tak ada obrolan apa pun kepadanya. "Hanya menyampaikan, turut berduka cita saja," kata Suryati.

Suryati mengatakan, terkait pelaku ia serahkan kepihak yang berwenang. "Saya serahkan ke pihak berwenang saja, saya tak mengerti terkait hukum," kata dia.

Begitu juga dengan ayah korban, Salsabila, Jajang (47). Saat kedatangan Jenderal Dudung, tak banyak berbincang.

Meski ia sempat jalan bersama dan berziarah bersama ke makam anaknya.

"Tadi tak banyak ngobrol, hanya menyampaikan belasungkawa, duka cita saja. Dan memberi semangat ke depannya," kata dia.

Jajang, mengaku ia juga tak banyak bicara kepada Jenderal Dudung.

"Saya juga tak menjawab apa-apa saat Pak Jendral berbicara. Saya enggak kuat (masih sedih)," ujarnya.

Saat berziarah Jajang menaburi makam anaknya dengan bunga bersama Dudung.

Saat itu Jajang yang terlihat sangat sedih, dirangkul oleh Dudung dan diusap-usap pundaknya. (Tribunnews)


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KSAD Jenderal Dudung Sebut Perbuatan Oknum TNI Tabrak Sejoli di Nagreg di Luar Batas Kemanusiaan