Demo di Gedung DPR
'Intinya Bubarin DPR' Kata Pelajar Ikuti Demo meski Tidak Paham Tuntutan Aksi
Sejumlah pelajar ikut turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (25/8/2025).
TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta – Sejumlah pelajar ikut turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (25/8/2025).
Mereka datang bukan sebagai bagian dari kelompok mahasiswa atau organisasi, melainkan tergerak setelah melihat seruan demo yang beredar luas di media sosial.
Meski demikian, sebagian besar dari mereka mengaku tidak memahami secara rinci tuntutan yang disuarakan.
Pantauan Tribunnews.com di lokasi, para pelajar ini tiba di sekitar Jalan Gelora dan Palmerah Timur sekitar pukul 14.00 Wita.
Seorang pelajar berinisial AR (16) dari Tangerang Selatan mengaku datang bersama teman-temannya setelah melihat poster ajakan di media sosial.
"Iya, lihat di medsos ada poster bilang mau demo di DPR. Jadi, ramai-ramai saja ke sini habis pulang sekolah," ujar AR seperti dikutip TribunGorontalo.com dari Tribunnews.com, Senin (25/8/2025) malam.
AR menambahkan bahwa dirinya tidak bolos sekolah, namun memilih untuk ikut bergabung karena banyak temannya yang juga keluar dari sekolah lebih awal.
"Saya sih sempat ke sekolah tadi, tapi ya karena teman banyak yang cabut, ya ikutan saja," jelasnya.
Ironisnya, saat ditanya mengenai tuntutan utama aksi, jawaban mereka cenderung seragam dan kurang mendalam.
"Kurang paham sih, intinya bubarin DPR," kata salah seorang pelajar.
Senada, pelajar lainnya menimpali dengan slogan yang populer di media sosial. "Bubarin aja DPR, Dewan Penghianat Rakyat," timpalnya.
Di tengah kebingungan para pelajar, seorang orator dari mobil komando justru memanfaatkan kehadiran mereka untuk membakar semangat massa.
"Harusnya, yang katanya perwakilan rakyat, menerima massa aksi. Adik-adik pelajar kita mereka pulang dari sekolah, menyempatkan datang ke sini untuk mendukung aksi," teriaknya.
Aksi pelajar ini memang berlangsung dalam beberapa gelombang. Kelompok pertama sempat dibubarkan oleh aparat pada pukul 13.40 Wita.
Kemudian, rombongan lain kembali tiba di lokasi pada pukul 16.23 WITA.
Hingga sore tadi, sekitar pukul 16.40 Wita, kelompok pelajar yang sempat terlibat bentrok di kawasan Gelora hingga Palmerah Timur berhasil dipukul mundur oleh aparat keamanan.
Polisi minta orang tua turun tangan
Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menyayangkan keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI.
Pihak kepolisian meminta para orang tua untuk lebih ketat mengawasi anak-anak mereka agar tidak mudah terprovokasi ajakan yang tersebar di media sosial.
"Kami menyayangkan hal ini ya, tolong orang tua juga bisa mengecek anaknya," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, di lokasi aksi.
Menurut Kombes Ade Ary, para pelajar yang hadir dalam demonstrasi tersebut mengaku datang setelah melihat informasi di media sosial.
Saat ditanya petugas, mereka beralasan hanya ingin menonton jalannya unjuk rasa.
"Setelah ditanya sama rekan-rekan kami di lapangan, apa maksud dan tujuan adik-adik pelajar yang datang? Ingin menonton, menonton aksi unjuk rasa. Ini tidak perlu sebenarnya ya," tegas Ade.
Ia menekankan bahwa tugas utama pelajar adalah belajar, terutama mengingat aksi tersebut berlangsung pada jam sekolah.
"Pelajar itu tugasnya belajar, dan ini jam sekolah. Jadi mohon sama-sama kita cegah, jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak perlu dan tidak bermanfaat," tambahnya.
Selain itu, Kombes Ade Ary juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak mudah terprovokasi.
Ia mengingatkan agar ajakan-ajakan yang beredar di platform daring disikapi dengan cerdas dan cermat.
Aksi yang berlangsung di depan Gedung DPR tersebut diketahui menolak kenaikan tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan bagi legislator, selain isu utama tuntutan pembubaran DPR.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Teriakkan 'Bubarkan DPR', Pelajar yang Ikut Demo di Senayan Gara-gara Poster Viral di Media Sosial
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.