Gempa Bumi

Gempa Bumi Bermagnitudo 3,6 Guncang Lombok Barat, Tidak Berpotensi Tsunami

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 3,6 mengguncang wilayah Lombok Barat

Editor: Wawan Akuba
BMKG
Gempa Mag:3.6, 23-Aug-2025 13:05:44WIB, Lok:8.71LS, 116.03BT (12 km BaratDaya LOMBOKBARAT-NTB), Kedlmn:90 Km #BMKG 

TRIBUNGORONTALO.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 3,6 mengguncang wilayah Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (23/8/2025) siang.

Gempa terjadi pukul 13.05 WIB dengan pusat berada di laut pada koordinat 8,71 Lintang Selatan dan 116,03 Bujur Timur, atau sekitar 12 kilometer barat daya Lombok Barat. BMKG mencatat kedalaman gempa mencapai 90 kilometer.

Dengan kedalaman yang tergolong menengah, guncangan gempa ini umumnya dirasakan lemah hingga sedang di sekitar Lombok Barat dan sekitarnya.

Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami.

Secara tektonik, wilayah NTB termasuk kawasan rawan gempa karena berada pada pertemuan Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

Selain itu, aktivitas sesar lokal di sekitar Pulau Lombok juga kerap memicu gempa bumi.

BMKG mengingatkan bahwa magnitudo dan parameter gempa yang dirilis masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring pemutakhiran data.

Masyarakat diimbau tetap tenang, tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG.

Sebagai langkah antisipasi, BMKG juga mengingatkan warga untuk mengenali cara aman menghadapi gempa, seperti menjauhi bangunan yang retak, berlindung di bawah meja saat guncangan, dan segera keluar ke tempat terbuka jika gempa dirasakan kuat.

Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rawan gempa di dunia karena letak geografisnya berada di kawasan yang disebut Cincin Api Pasifik.

Jalur ini merupakan lingkaran besar yang dikelilingi deretan gunung api dan zona pertemuan lempeng tektonik paling aktif di dunia.

Kondisi tersebut membuat tanah air tidak pernah benar-benar lepas dari ancaman guncangan bumi, baik berskala kecil maupun besar.

Secara geologi, posisi Indonesia memang unik. Wilayah ini berada di pertemuan beberapa lempeng besar dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara, Lempeng Eurasia yang menekan dari selatan, Lempeng Pasifik yang mendorong dari barat, serta Lempeng Filipina di bagian timur.

Tabrakan dan gesekan antar-lempeng inilah yang kerap menimbulkan gempa bumi.

Selain itu, banyaknya gunung berapi aktif yang tersebar dari Sumatra hingga Papua juga memicu terjadinya gempa vulkanik.

Hampir semua wilayah di Indonesia memiliki catatan kegempaan.

Sumatra sering diguncang akibat Sesar Sumatra dan zona subduksi di Samudra Hindia.

Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara berada tepat di jalur subduksi lempeng Indo-Australia dengan Eurasia.

Sulawesi dan Maluku menjadi titik kompleks pertemuan lempeng, sementara Papua dipengaruhi pergerakan lempeng Pasifik.

Itulah sebabnya gempa bumi kerap terjadi dengan frekuensi tinggi di berbagai daerah.

Fenomena ini membuat masyarakat Indonesia perlu selalu waspada. Sebab, gempa tektonik dengan kekuatan besar yang terjadi di laut dapat memicu tsunami, seperti yang pernah melanda Aceh pada 2004.

Meski begitu, kewaspadaan harus dibarengi dengan ketenangan, kesiapsiagaan, serta pemahaman terhadap informasi resmi dari BMKG agar masyarakat tidak mudah panik ketika gempa kembali terjadi.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved