Pengguna Android Dilarang Akses Internet

10 Juta Pengguna Android Dilarang Akses Internet Selama Beberapa Waktu Kedepan, Ini Kata FBI

10 Juta pengguna android dilarang untuk mengakses internet dalam beberapa waktu kedepan. Ini kata FBI

KOMPAS.com/MARSHA BREMANDA
ANDROID - Aplikasi Google Play Store di ponsel Android. 

Perkiraan lainnya, peretas juga bisa memasukkan malware lewat pembaruan perangkat lunak (software) "palsu" yang biasanya terjadi saat pengguna pertama kali menginstal perangkat. 

Menurut Gaikwad, malware BadBox 2.0 secara diam-diam akan mengubah perangkat yang terinfeksi menjadi node proxy residensial. 

Sederhananya, node ini berfungsi sebagai perantara untuk menyembunyikan alamat IP asli peretas, sehingga segala aktivitas mereka tampak dijalankan oleh si pengguna asli. 

Dengan cara ini, peretas bisa menjalankan aksinya tanpa khawatir terdeteksi sistem. 

Mereka bisa melakukan berbagai kejahatan siber, mulai dari penipuan klik (click fraud), penjebakan kredensial, dan perutean perintah dan kontrol (C2) rahasia.  

"Malware ini diam-diam mengubahnya menjadi node proksi residensial untuk operasi kriminal seperti penipuan klik, penjebakan kredensial, dan perutean perintah dan kontrol (C2) rahasia," jelas Gaikwad. 

Akibatnya FBI meminta pengguna segera memutus akses internet pada perangkat terinfeksi karena:

  • Malware aktif saat perangkat tersambung ke jaringan
  • Data dapat langsung dikirim ke server hacker secara real time
  • Aktivitas pengguna bisa dimata-matai dan disalahgunakan

Langkah Google 

Melihat serangan BadBox 2.0, Google mengambil langkah cepat dengan memperbarui fitur keamanan yang terintegrasi di OS Android mereka, Google Play Protect. 

Pembaruan ini dilakukan supaya sistem Android bisa secara otomatis mendeteksi dan memblokir aplikasi atau software yang terhubung dengan malware tersebut. 

Dengan begitu, perangkat pengguna bisa lebih terlindungi dari infeksi serupa.  

Di luar upaya pembaruan sistem, Google juga mengambil langkah tegas melalui jalur hukum. 

Pada Kamis (17/7/2025), perusahaan tersebut dilaporkan telah mengajukan gugatan secara resmi ke pengadilan federal New York.

Untuk diketahui, dalam operasi penghentian serangan malware BadBox 2.0, Google bekerja sama dengan beberapa lembaga besar, meliputi FBI, Human Security, TrendMicro, dan Shadowserver Foundation.  

CEO Human Security, Stu Solomon mengapresiasi langkah tegas Google dengan mengatakan bahwa penindakan ini menandai langkah penting dalam upaya melawan operasi penipuan siber yang semakin canggih.  

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved