Seputar Teknologi
Browser Jadi Arena Pertarungan Baru AI, Bukan Sekadar Chatbot Lagi
Tren teknologi kecerdasan buatan (AI) bergerak cepat, bahkan kini mulai melampaui chatbot seperti ChatGPT.
TRIBUNGORONTALO.COM — Tren teknologi kecerdasan buatan (AI) bergerak cepat, bahkan kini mulai melampaui chatbot seperti ChatGPT.
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa browser atau peramban web bakal menjadi “medan tempur” tahap berikutnya dalam evolusi AI.
Seorang jurnalis teknologi terkemuka seperti dikutip dari The Verge mengungkapkan betapa cepatnya kabar seputar peneliti AI berpindah tempat kerja kini diliput layaknya transfer pemain basket NBA.
Artinya, industri AI tak hanya soal teknologi, tapi juga ‘drama’ talenta yang jadi sorotan publik.
Namun yang paling menarik, fokus para raksasa AI kini mulai beralih dari sekadar chatbot penjawab pertanyaan, menuju browser cerdas yang bisa mengakses dan mengeksekusi tugas di internet untuk penggunanya.
AI Harus Punya Akses ke Kehidupan Online Pengguna
Selama ini, ChatGPT memang populer sebagai chatbot pintar. Tapi chatbot tidak punya akses langsung ke aktivitas online.
Di sinilah letak tantangannya. Jika AI ingin benar-benar menjadi asisten digital, ia harus bisa membaca, menulis, dan menavigasi kehidupan digital penggunanya, mulai dari email, akun perbankan, hingga situs-situs yang butuh login.
“Browser adalah gerbang utama ke kehidupan online kita. Kalau AI bisa menguasai ini, maka fungsinya akan melesat jauh melampaui chatbot biasa,” tulis sang jurnalis.
Dua peluncuran produk terbaru mendukung tren ini. Pertama, ChatGPT Agent besutan OpenAI.
Agen ini memakai browser bawaan untuk menjelajah internet dan mencari informasi secara otomatis.
Kedua, Comet, sebuah browser desktop milik Perplexity AI, yang memungkinkan model bahasa besar (LLM) masuk ke situs-situs yang memerlukan login dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Menariknya, rumor menyebut OpenAI juga sedang menyiapkan browser versi mereka sendiri yang lebih canggih dan mandiri.
Belum Stabil, Tapi Potensi Besar
Meski terobosan ini memukau, teknologi tersebut belum benar-benar stabil.
Baik ChatGPT Agent maupun Comet masih sering eror dan saat ini hanya bisa diakses oleh pengguna berbayar di level langganan mahal.
Sebab, teknologi AI yang mampu melakukan reasoning kompleks seperti ini memerlukan daya komputasi ekstra tinggi.
Namun para pengamat percaya, arah perkembangan ini jadi sinyal jelas: browser masa depan tidak lagi pasif.
Ia akan berubah menjadi ‘asisten digital’ yang bisa membuka tab, membaca dokumen, memeriksa saldo rekening, bahkan mengeksekusi perintah online tanpa perlu diketik manual.
Di tengah persaingan ini, banyak pakar teknologi memprediksi lahirnya standar baru: peramban cerdas bertenaga AI yang benar-benar hands-on membantu aktivitas pengguna.
“Yang jelas, ini bukan sekadar chatbot lagi. Perang AI sudah merambah browser — dan siapa yang menguasai browser, bisa saja menguasai cara orang berinternet,” tulis sang jurnalis menutup newsletter-nya.
(**)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.