PEMPROV GORONTALO

Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Soroti Empat Isu Keluarga Kritis di Harganas ke-32

Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, menekankan pentingnya membangun keluarga yang tangguh dan sehat sebagai fondasi utama pembangunan nasional.

|
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
HARGANAS - Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail saat meresmikan harganas ke-32 di Halaman Citymall Gorontalo, Jumat (11/7/2025). Gusnar menyoroti 4 isu keluarga dalam harganas tersebut. Foto (Arianto Panambang). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, menekankan pentingnya membangun keluarga yang tangguh dan sehat sebagai fondasi utama pembangunan nasional.

Hal itu disampaikan Gusnar saat membuka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tingkat Provinsi Gorontalo di halaman Citymall Gorontalo, Jumat (11/7/2025).

Dalam sambutannya, Gusnar menyoroti empat isu kritis yang saat ini membelit keluarga-keluarga di Gorontalo, mulai dari tingginya angka stunting, pengasuhan anak yang belum optimal, minimnya peran ayah, hingga kualitas hidup lansia yang masih lemah.

“Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam membentuk karakter dan kualitas manusia. Jika keluarga sehat dan harmonis, maka bangsa ini akan kuat,” tegasnya di hadapan ribuan peserta Harganas.

Ia memaparkan, meski prevalensi stunting di Gorontalo turun dari 26,9 persen (2023) menjadi 23,8 persen (2024), angkanya masih di atas target nasional sebesar 18 persen .

Menurutnya, hal ini menuntut kerja sama lintas sektor, mulai dari penguatan program gizi, sanitasi, hingga layanan kesehatan bagi ibu dan anak.

Selain itu, Gusnar mengkritisi masih lemahnya pengetahuan orang tua dalam pola asuh.

Tingginya partisipasi perempuan Gorontalo dalam dunia kerja yang kini mencapai 55,23 % memunculkan tantangan baru: bagaimana memastikan anak tetap diasuh dengan layak di tengah minimnya fasilitas penunjang seperti daycare.

Tak kalah mengkhawatirkan, Gubernur menyoroti fenomena fatherless atau minimnya kehadiran ayah dalam pengasuhan.

Berdasarkan data, hanya 37,17 % anak usia 0–5 tahun di Gorontalo yang diasuh oleh kedua orang tua kandung secara bersamaan.

Dampaknya, anak berisiko mengalami masalah emosional, kesulitan akademik, hingga kenakalan remaja.

“Indonesia juga telah memasuki era populasi menua (ageing population) dengan proporsi lansia yang kini menyentuh 12?ri total penduduk,” jelasnya.

Gusnar menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi lansia agar bonus demografi kedua pada 2045 dapat dimanfaatkan optimal.

Menutup sambutannya, Gubernur Gusnar kembali mengingatkan pentingnya eksekusi program yang tepat sasaran hingga ke keluarga paling rentan.

“Kita tidak bisa lagi bermain di tataran kebijakan yang tumpul di lapangan. Butuh gerakan akar rumput, kader KB, dan pendamping keluarga yang bisa menjangkau mereka,” tandasnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved