Universitas Negeri Gorontalo

Mahasiswa KKN UNG Sosialisasi Desa Tangguh Bencana di Bonepantai Bone Bolango

Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN)  Jurusan Teknik Informatika, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Negeri Gorontalo menggelar sosialisasi.

|
Mahasiswa Universitan Negeri Gorontalo
POTRET MAHASISWA KKN (UNG)-Mahasiswa KKN UNG Sosialisasi Desa Tangguh Bencana di Bonepantai Bone Bolango. Sosialiasi tersebut bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango untuk membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat menghadapi resiko bencana 

TRIBUNGORONTALO.COM - Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN)  Jurusan Teknik Informatika, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar sosialisasi sekaligus simulasi desa tangguh bencana (Destana).

Kegiatan ini digelar di Lapangan Taruna, Desa Bilungala, Kecamatan Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango.

Sosialiasi tersebut bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango untuk membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat menghadapi resiko bencana

"Kami adalah mahasiswa KKN yang berasal dari Desa Lembah Hijau, Kecamatan Bonepantai, dan turut menggandeng rekan-rekan mahasiswa dari Desa Pelita Hijau, Desa Bilungala, serta Desa Bilungala Utara," kata Raihan Mustafa, Koordinator Desa Lembah Hijau, pada 20 Mei 2025.

Baca juga: Sosok Ibrahim Sjarief Assegaf Suami dari Najwa Shihab, Dikabarkan Meninggal Dunia

Mahasiswa KKN Universitas Negeri Gorontalo cv
MAHASISWA KKN-Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN)  Jurusan Teknik Informatika, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar sosialisasi sekaligus simulasi desa tangguh bencana (Destana). Kegiatan ini digelar di Lapangan Taruna, Desa Bilungala, Kecamatan Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango.

Raihan mengatakan kegiatan tersebut dibagi 2 sesi. Sesi pertama diawali dengan pemaparan materi tim dari BPBD Bone Bolango. Warga diberi pemahaman soal konsep desa tangguh bencana, peran penting mitigasi bencana, serta upaya strategis untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman alam.

Baca juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio & Sagitarius Besok Rabu 21 Mei 2025: Cinta,Karier hingga Keuangan

"Salah satu bagian menarik dari sesi ini adalah pemaparan dan demonstrasi implementasi teknologi kebencanaan oleh mahasiswa. Kami memperkenalkan aplikasi berbasis sistem informasi yang dirancang untuk mendukung pendataan potensi bencana, pemetaan lokasi rawan, serta penyebaran informasi darurat kepada masyarakat. Inovasi ini merupakan hasil dari integrasi antara keilmuan teknologi informasi dan kebutuhan riil di lapangan, dengan harapan mampu menjadi alat bantu yang efektif bagi desa dalam manajemen risiko bencana," katanya

Sesi kedua kegiatan dilakukan simulasi lapangan yang melibatkan seluruh peserta dalam skenario kebencanaan. Peserta dilatih untuk memahami alur evakuasi, penggunaan alat keselamatan dasar, pembentukan titik kumpul, serta prosedur tanggap darurat lainnya.

Tujuan utama dari simulasi ini adalah agar masyarakat tidak hanya memahami secara teori, tetapi juga mampu bertindak secara cepat dan tepat apabila situasi darurat benar-benar terjadi.

Peserta kegiatan ini meliputi relawan desa, aparat desa, masyarakat umum, serta perwakilan dari Karang Taruna. 

“Kami berharap melalui kegiatan ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesiapsiagaan bencana bisa semakin meningkat. Tidak hanya memahami teori, tetapi mampu menerapkannya di situasi nyata. Semoga ke depan, Desa Lembah Hijau dan desa-desa lainnya benar-benar bisa menjadi desa yang tangguh, mandiri, dan cepat pulih dari bencana,” ujarnya.

Diketahui, mahasiswa KKN Desa Lembah Hijau merancang sebuah aplikasi berbasis website yang bertajuk Database Relawan Destana.

Baca juga: Roy Suryo Tak Percaya Labfor Polri, Siapkan Ahli Asing Uji Ijazah Jokowi

Aplikasi ini dikembangkan untuk mendata relawan destana secara akurat di empat desa wilayah Kecamatan Bonepantai.

Selain menyediakan database individu, aplikasi ini juga memfasilitasi pengelolaan informasi mengenai keikutsertaan pelatihan, inventarisasi sumber daya, serta status kesiapsiagaan masing-masing relawan.

Sistem ini diharapkan dapat menjadi sarana pendukung dalam mempercepat koordinasi antar desa serta memperkuat sinergi ketika menghadapi potensi bencana secara kolektif dan terorganisir. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved