Human Interest Story

Cerita Suprianti Mahasiswi IAIN Gorontalo Asal Maluku Utara, 7 Tahun Perjuangan Meraih Toga

Suprianti (23) mahasiswi Jurusan Tadris Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Editor: Fadri Kidjab
Mawar Datunsolang/Mahasiswa Magang TribunGorontalo.com
MAHASISWA WISUDA: Foto Suprianti (23) mahasiswi Jurusan Tadris Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Sultan Amai Gorontalo. Suprianti menceritakan perjuangannya meraih toga. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Suprianti (23) mahasiswi Jurusan Tadris Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Setelah tujuh tahun perjuangan, Suprianti akhirnya resmi diwisuda pada Rabu (26/2/2025).

Perempuan asal Maluku Utara ini menceritakan dirinya terlambat menyelesaikan studinya.

Diketahui, Suprianti merupakan angkatan 2019.

Alasan utama dirinya terlambat diwisuda adalah penghapalan dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Menurutnya, mata kuliah tersebut belum sempat diambil olehnya. 

Hal ini membuat proses penyelesaian satuan kredit semester (SKS).

“Keterlambatan saya disebabkan oleh lamanya proses penghafalan dan HAKI, serta beberapa mata kuliah pilihan yang belum saya ambil. Itu yang membuat saya harus menyelesaikan studi lebih lama,” jelas Suprianti saat ditemui TribunGorontalo.com, pada Rabu (26/2/2025).

Namun setelah bertahun-tahun, ia akhirnya berhasil melewati semuanya. 

Suprianti mengaku tinggal di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Ia memilih fokus menyelesaikan kuliahnya, sehingga dirinya tidak tertarik bekerja atau bergabung di organisasi mana pun.

Baca juga: Profil Moh Triadityansyah Mahasiswa S-2 UNG Gorontalo Lulus Predikat Cumlaude

Jauh dari orang tua memotivasi Suprianti untuk menyelesaikan studinya dengan baik. Sebab, orang tua adalah sosok yang selama ini jadi alasan Suprianti meraih cita-citanya.

Itulah mengapa momentum wisuda  menjadi kebanggaan tersendiri bagi dirinya dan keluarga.

“Perjuangkan yang sudah dimulai, itu harus diselesaikan. Kasihan orang tua di rumah, mereka sudah mengirim kita jauh-jauh ke kampus ini. Jadi, apa pun yang sudah kita mulai harus diselesaikan,” jelas Suprianti dengan wajah berbinar.

“Tentunya saya sangat bahagia sekali setelah bertahun-tahun melewati perkuliahan yang penuh air mata, campur aduk rasanya. Pasti bahagia,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved