Gas Elpiji Meningkat
Jelang Bulan Suci Ramadan Pengambilan Gas Elpiji Meningkat dan Pemasukan ke Pangkalan Lambat
Menjelang bulan suci Ramadan, pengambilan gas elpiji meningkat. Hal itu sebagaimana disampaikan Vicky Ibrahim Pangkalan di Taman Surya, Kota Gorontalo
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Minarti Mansombo
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo--Pengambilan gas elpiji jelang bulan Ramadan meningkatkan.
Hal itu sebagaimana disampaikan Vicky Ibrahim Pangkalan di Taman Surya, Kota Gorontalo.
"Iya tinggal beberapa hari Ramadan memang pengambilan gas elpiji meningkat cukup banyak," ungkapnya ditemui Tribun Gorontalo, Sabtu (22/2/2025).
Di pangkalannya, untuk pengambilan rata-rata hanya sekitar masyarakat Dembe Jaya karena di lokasinya banyak pangkalan.
"Di sini banyak pangkalan, jadi pengambilan tidak seperti di wilayah lain," ungkapnya.
Vicky sering mengambil 40 gas elpiji belum sebulan langsung diserbu masyarakat.
Baca juga: Penjual di Pasar Tradisional Tilamuta Boalemo Keluhkan Seng Bocor Mengakibatkan Banjir di Area Pasar
Ia mematok harga setiap gas Rp18 ribu untuk gas 3 kilogram (kg).
"Untuk gas dari agen biasanya seminggu sekali masuk di pangkalan kami," ujarnya.
Namun, tantangan yang dihadapi pangkalannya saat ini sering terjadi keterlambatan gas dari agen ke pangkalan bahkan gas akan menurun dari permintaan.
"Akhir-akhir memang sering terlambat gas masuk," jelasnya.
Selain itu, Anas Rahman pangkalan di Desa Kopi, Kecamatan Bulango Utara, Bone Bolango mengatakan hal yang bahwa di wilayahnya pengambilan elpiji cukup meningkatkan.
Ia sendiri serin mengisi dari agen sebanyak 80 gas elpiji.
"Iya meningkatkan pengambilan dan cepat habis, biasanya yang ambil di desa kami, kalau ada desa lain hanya bisa satu dan itu harus menggunakan KTP," bebernya.
Namun ia juga mengeluhkan bahwa akhir-akhir gas elpiji masuk di pangkalannya dalam seminggu bisa bergeser harinya.
"Satu minggu itu satu kali, biasanya di jadwal kami itu datang Senin tapi akhir-akhir ini masuk nanti Kamis," ungkapnya.
Sementara itu, Tia Nteya pemilik pangkalan di Kelurahan Dutulanaa Kabupaten Gorontalo menyebutkan terkait dengan kelangkaan elpiji pernah terjadi setahun terakhir ini. Namun itu jarang terjadi di wilayah tersebut.
"Dulu itu langkah, bahkan baru sampai mobil sudah banyak sekali yang antri itu tahun lalu," bebernya.
Namun untuk tahun ini masih stabil dan belum terjadi kelangkaan.
Hanya saja gas elpiji di tempatnya sering cepat habis, bahkan banyak warga yang tidak kebagian gas.
Baca juga: Merantau ke Gorontalo, Rosikun Rintis Usaha Kulit Lumpia Bulat
Di pangkalannya agen bisa mengantar dua kali dalam seminggu untuk elpiji 3 Kg.
"Sementara yang 5 kilogram datangnya setiap hari," ujarnya.
Pengambil di warungnya itu, biasanya sekitar 50 sampai 60 tabung 3 KG.
Ia menyebutkan untuk harga tabung sebelumnya mereka patok harga Rp18 ribu hingga Rp20 ribu.
"Kalau penjualan itu kata mereka Rp18 sampai Rp20 jadi kami jual di sekitaran begitu saja," sebutnya.
Selain itu, Tia menegaskan bahwa mereka tidak segan-segan tidak akan menjual tabung kepada warga yang tidak mengikuti aturan yang berlaku.
Seperti memiliki KTP dan warga yang berdomisili di Dutulanaa biasanya boleh mengambil dua dengan syarat memiliki keperluan mendesak.
Sementara yah berdomisili di tempat lain, hanya bisa diberikan satu tabung.
"Jadi setiap orang itu satu tabung satu KTP," jelasnya.
Setiap warga wajib membawa KTP, jika tidak membawa KTP maka ia tidak akan memberikan tabung tersebut.
"Wajib bawa KTP kalau tidak bawa KTP kami minta diambilkan dulu," bebernya.
Sejauh ini belum ada keluhan masyarakat secara signifikan namun umumnya warga hanya banyak bertanya tabung kapan masuk lagi.
"Kelurahan sejauh ini tidak ada cuman biasanya warga selalu bertanya kapan masuk, kapan masuk tabungnya," imbuhnya.
Sementara itu, Samsudin Maruf warga Kelurahan Kayu Bulan mengeluhkan adanya tabung gas yang langkah.
Ia sebagai pedagang ayam potong sering kesulitan mencari tabung, sebab ia menggunakan tabung lebih dari satu buah.
"Kalau saya lihat cari tabung ini memang dari dulu susah didapatkan apalagi saya pedagang," jelasnya.
Ia siap membayar mahal asalkan bisa mendapatkan tabung.
"Saya tidak masalah dengan harga tabung pengencer itu mahal, tapi kadang tidak ada," bebernya.
Ia meminta agar pemerintah bisa memberikan kebijakan untuk mendapatkan tabung lebih bagi para pedagang yang harus memiliki tabung dengan jumlah yang lebih dari satu.
"Kita kan pedagang, jadi kita butuh lebih dari satu, ini kan setiap pangkalan paling tinggi hanya dua," ucapnya.
Penggunaan elpiji bisa tiga empat tabung dalam sehari yang akan digunakan, karena setiap hari bisa 50 sampai 100 ekor ayam yang akan dipotong.
Baca juga: Keindahan Alam Arum Jerami di Gorontalo Utara, Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi Akhir Pekan
"Apalagi puasa ini palingan tabung sudah tidak ada ini," jelasnya.
Menurutnya pemerintah harus membagi untuk pemberian tabung. Artinya tabung yang untuk keperluan rumah tangga dan tabung untuk keperluan usaha berbeda porsinya.
"Pemerintah harus atasi ini, seperti yang ada usaha harus bisa diberikan lebih beda dengan yang hanya urusan rumah tangga," tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.