Berita Gorontalo
Polairut Sebut Gorontalo Utara dan Pohuwato Jadi Wilayah Terbanyak Praktik Bom Ikan
“Kelestarian laut adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai anak cucu kita kehilangan sumber daya laut hanya karena eksploitasi yang tidak ber
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Polairut) Polda Gorontalo mengungkapkan bahwa praktik pengeboman ikan masih marak terjadi di perairan Gorontalo, terutama di Kabupaten Pohuwato dan Gorontalo Utara.
Dua wilayah ini menjadi titik rawan aktivitas ilegal yang merusak ekosistem laut.
Kasubdit Gakkum Polairut Polda Gorontalo, Kompol Sutrisno, mengatakan bahwa laporan masyarakat dan hasil pemantauan tim di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan bom ikan di perairan Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, serta perairan Tolinggula dan Atinggola di Gorontalo Utara masih sering terjadi.
“Kami menerima banyak laporan mengenai aktivitas pengeboman ikan di wilayah tersebut. Ini menjadi perhatian khusus bagi kami karena dampaknya sangat merusak lingkungan laut dan biota yang ada,” ujar Sutrisno saat diwawancarai, Sabtu (15/2/2025).
Untuk menekan praktik ilegal ini, Polairut Polda Gorontalo telah meningkatkan patroli serta berkoordinasi dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), aparat desa, dan pemangku kepentingan lainnya.
Selain itu, pihaknya juga telah memaksimalkan peran 13 pos pengawasan yang tersebar di sepanjang pesisir Gorontalo.
“Kami terus melakukan patroli rutin dan operasi penertiban. Namun, kami juga butuh dukungan dari masyarakat agar mau melaporkan jika menemukan aktivitas yang mencurigakan,” tambahnya.
Selain bom ikan, Polairut Polda Gorontalo juga menangani berbagai kejahatan perairan lainnya, seperti penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM), perdagangan orang melalui jalur laut, peredaran narkoba, serta penyelundupan pupuk ilegal.
Sepanjang 2024, pihaknya telah menyelesaikan lima kasus illegal fishing dan tiga kasus penyalahgunaan BBM ilegal.
Kapolda Gorontalo juga memberi perhatian khusus terhadap perlindungan kawasan konservasi laut di Teluk Tomini yang kerap menjadi target perusakan akibat praktik bom ikan.
Sutrisno mengimbau masyarakat untuk berhenti menggunakan bahan peledak dalam menangkap ikan karena dapat merusak ekosistem laut secara permanen.
“Kelestarian laut adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai anak cucu kita kehilangan sumber daya laut hanya karena eksploitasi yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.