Berita Dunia

Setidaknya 242 Juta Siswa di Dunia Terdampak Bencana Iklim, UNICEF Ungkap Fakta Mengejutkan

Hal ini diakibatkan oleh gelombang panas, siklon, banjir, dan berbagai peristiwa cuaca ekstrem lainnya, demikian diungkapkan oleh badan anak-anak Pers

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Getty
Anak-anak menyeberangi banjir. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Setidaknya 242 juta siswa di seluruh dunia mengalami gangguan dalam pendidikan sepanjang 2024. 

Hal ini diakibatkan oleh gelombang panas, siklon, banjir, dan berbagai peristiwa cuaca ekstrem lainnya, demikian diungkapkan oleh badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNICEF.

Dalam laporan yang dirilis pada Jumat, UNICEF menyebutkan bahwa gelombang panas merupakan peristiwa iklim yang paling mengganggu.

Negara-negara seperti Bangladesh, Filipina, dan Kamboja menjadi yang paling terdampak, dengan penutupan sekolah secara luas dan pengurangan jam belajar.

Afghanistan termasuk salah satu negara yang menghadapi berbagai bencana iklim, seperti gelombang panas dan banjir bandang yang menghancurkan lebih dari 110 sekolah pada Mei tahun lalu.

Suhu global mencatat rekor tertinggi pada tahun 2024, dengan rata-rata suhu permukaan Bumi meningkat sebesar 1,55 derajat Celsius dibandingkan rata-rata tahun 1850-1900, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Secara keseluruhan, 85 negara mengalami gangguan sekolah terkait iklim, dengan 20 negara di antaranya menghadapi gangguan di seluruh wilayah nasional.

Dari hampir 250 juta siswa yang terdampak, 74 persen berasal dari negara berpenghasilan menengah dan rendah, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.

Asia Selatan menjadi kawasan yang paling parah terdampak, dengan sekitar 128 juta siswa menghadapi gejolak terkait iklim, diikuti oleh Asia Timur dan Pasifik, menurut UNICEF.

UNICEF menekankan perlunya investasi global dalam adaptasi pendidikan terhadap perubahan iklim.

Hal ini meliputi pembangunan sekolah tahan bencana, kurikulum yang lebih fleksibel, dan peningkatan dukungan psikososial bagi anak-anak

 Bencana iklim yang terus meningkat dapat mengancam hak fundamental anak-anak untuk mendapatkan pendidikan, terutama di negara-negara yang paling rentan.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved