Listrik Padam di Gorontalo

Akibat Listrik Padam di Sulawesi Utara-Gorontalo, Penjual BBM Non-Subsidi Laku Keras, UMKM Merugi

Akibat listrik yang seharian padam membuat beberapa sektor lumpuh total. Seperti pelaku usaha yang banyak merasakan kerugian akibat listrik padam di

Penulis: Redaksi | Editor: Prailla Libriana Karauwan
Tribunmanado.co.id
Jalanan di Sulawesi Utara yang gelap gulita karena listrik padam. Hanya ada penerangan dari kendaraan bermotor 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Akibat listrik yang seharian padam membuat beberapa sektor lumpuh total.

Seperti pelaku usaha yang banyak merasakan kerugian akibat listrik padam di area Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Keuntungan juga dapat dirasakan oleh penjual BBM eceran di Gorontalo.

Abdur Rahman, salah satu penjual BBM eceran di Gorontalo mengaku mendapatkan omzet hingga Rp 3-4 jutaan akibat pemadaman listrik ini.

Dirinya tak henti-hentinya melayani pembeli BBM di kedai miliknya.

"Alhamdulillah banyak sekali yang datang beli, biasanya paling banyak sehari itu lima orang, kini bisa sampai belasan orang," ujarnya.

Kata Abdur, Mulai dari oembeli yang mengisi bensinnya menggunakan jerigen ataupun langsung di tangki motornya.

Lanjut kata Abdur, meskipun banyak pembeli, dirinya tidak ingin membebani masyarakat dengan peninggian harga BBM di tempatnya.

"Harga tetap sama, tidak dilebihin juga kasihan mereka (pembeli) nanti," lanjutnya.

Abdur yang sudah berjualan bensin sejak tahun 2014 ini mengaku memperoleh keuntungan paling banyak Rp 500 - 1 juta.

Tapi, akibat dari pemadaman listrik ini, BBM di tempatnya nyaris laku semua.

"Hampir habis, tinggal 5 liter di dalam," imbuhnya.

Abdur menjual bensinnya di Jalan KH. Adam Zakaria, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Dengan adanya pemadaman listrik ini, Abdur mengakui keuntungan yang diperolehnya dalam sehari mencapai Rp -4 jutaan.

Namun, lain halnya di tempat BBM milik Reyhan, dirinya mengakui sengaja meninggikan harga BBM menjadi 2x lipat dari harga biasanya.

"Rp 25 ribu satu botol," ujarnya.

Reyhan pun berjualan di alamat yang sama seperti Abdur, tapi berjarak sekira 500 meter dari tempatnya Abdur.

Tak hanya Reyhan, ada beberapa pedagang bensin lainnya yang sengaja mencari keuntungan lebih.

Mereka juga menaikkan harga hingga Rp 25 ribu per liter.

"Sebelumnya Pertalite kita jual Rp 12 ribu per liter. Karena langka jadi kita jual Rp 25 ribu," ujar seorang penjual bensin di Manado, Sulawesi Utara bernama Robby, Kamis (12/12/2024).

Warga berburu bensin sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, akibat pemadaman listrik juga, pertamina pada tutup.

"Bensin saja juga sudah habis sejak pagi dan memang di Tuminting habis. Kalau ada pasti dijual mahal," jelas Robby.

Robby juga menyebut, mereka juga belum bisa membeli Pertalite di SPBU untuk sementara waktu.

"Di SPBU belum bisa beroperasi karena listrik masih padam," tuturnya.

Keuntungan bagi penjual BBM non-subsidi terbilang cukup dengan situasi ini.

Selain itu, Sri Muthaini Pakaya, salah satu pedagang sembako di Gorontalo juga merasakan keuntungan yang sama.

Wanita yang akrab disapa Ma Mut ini tak hanya menjual bahan masakan, tetapi juga lilin.

Kata Ma Mut, ia bahkan harus bolak balik supermarket demi menyetok lilin untuk para pembeli.

"Saya harus bolak-balik," ujarnya.

Lilin yang dijual seharga Rp 2500 ini laku keras dalam semalam. Bahkan di pagi hingga siang hari esoknya, Kamis (12/12/2024) masih ada masyarakat yang membeli.

Walaupun keuntungan yang didapati Ma Mut ini tidak bisa dihitung, namun Ma Mut mengakui penjualannya kali itu meningkat drastis.

"Naik drastis ini, karena selain beli lilin, ada juga yang beli bahan masakan," tandasnya.

Pemadaman listrik ini terjadi akibat adanya gangguan di transmisi listrik 150 kV di gardu induk.

Akibatnya, seluruh listrik di area Sulawesi Utara-Gorontalo harus padam.

Dampak akibat padamnya listrik di wilayah Sulawesi Utara bagi masyarakat sangat terlihat.

Khususnya di Kota Manado, selama hampir 24 jam mengalami pemadaman listrik. 

Listrik padam di wilayah Sulut terjadi sejak sekitar Rabu (11/12/2024) sekitar pukul 14.00 WITA.

Dan kembali normal secara bertahap mulai pada Kamis (12/12/2024) sore.

Padamnya listrik hampir sehari lamanya ini memukul sektor ekonomi mikro di Manado.

Pelaku UMKM satu di antara yang paling terdampak. 

Jenny Like, pemilik usaha laundry kiloan di Kawasan IKIP Bawah, Kelurahan Kleak, Manado mengaku merugi akibat usahanya tak bisa beroperasi. 

"Sudah dua hari ini tidak bacuci karena listrik mati. Mau bagaimana, kasiang," kata Jenny kepada TribunManado.co.id, Kamis (12/12) sore. 

Akibatnya, ia merugi jutaan rupiah. 

Jenny siap menerima komplain dari pelanggan karena orderan baju cuci setrika terlambat. 

"Sementara kita juga bayar sewa tempat di sini. Semoga pelanggan bisa mengerti," kata Jenny seraya mengungkapkan, ia khawatir pelanggannya kecewa dan tak balik lagi.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Dampak Listrik Padam di Sulawesi Utara, Pelaku UMKM Merugi, Penjual BBM Non-subsidi Untung

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved