Pertemuan Tertutup Golkar di Gorontalo: Isu Pilkada atau Respon Mundurnya Airlangga Hartarto?

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar menggelar pertemuan tertutup pada Senin (12/8/2034).

Pertemuan ini, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun TribunGorontalo.com, diwajibkan untuk dihadiri oleh seluruh ketua DPD I Golkar di wilayah tersebut.

Pantauan langsung di kantor DPD I Golkar yang berlokasi di Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, menunjukkan suasana yang tidak biasa.

Meskipun kantor terlihat sepi, aktivitas di balik layar sepertinya berlangsung intens.

Baca juga: Ketua Golkar Kota Gorontalo Respon Pengunduran Diri Airlangga Hartarto, Begini Katanya

Penjaga kantor yang ditemui di lokasi mengonfirmasi bahwa memang ada pertemuan penting yang dijadwalkan hari ini, namun enggan mengungkapkan di mana lokasi pastinya.

Hingga berita ini dimuat, detail pembahasan dalam pertemuan tersebut masih dirahasiakan.

Meski begitu, informasi yang dari sumber terpecaya menyebutkan bahwa pertemuan akan berlangsung selepas waktu Isya di salah satu tempat di Kabupaten Gorontalo.

Spekulasi mengenai topik utama yang akan dibahas dalam pertemuan ini pun terus berkembang. Beberapa sumber menduga bahwa agenda ini mungkin terkait persiapan menghadapi Pilkada mendatang.

Baca juga: Ditabrak Mobil Damkar, Anggota Polisi Bone Bolango Dipastikan Lalai, Kasus Berakhir Damai

Di sisi lain, tidak sedikit yang mengaitkan pertemuan ini dengan mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum DPP Golkar, yang sempat menghebohkan internal partai dan publik.

Sejauh ini, TribunGorontalo.com masih berada di kantor DPD I Golkar untuk terus memantau perkembangan lebih lanjut.

Sejumlah wartawan dari media nasional dan daerah juga terlihat terus berjaga, berharap mendapatkan bocoran informasi terkait agenda pertemuan tersebut.

Dengan segala misteri yang mengelilingi pertemuan ini, publik dan para pengamat politik tentu menunggu-nunggu hasil akhirnya.

Apakah ini akan menjadi langkah strategis Golkar dalam menyongsong Pilkada, atau justru langkah besar terkait dinamika internal partai pasca mundurnya Airlangga Hartarto? (*)