Viral Lokal

3 Fakta Insiden Jembatan 'Maut' di Desa Upomela Gorontalo, Satu Warga Terkubur Hidup-hidup

Jembatan di Desa Upomela menjadi sorotan beberapa waktu lalu. Insiden jembatan 'maut' itu tercatat telah menelan empat korban.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto
Jembatan Upomela Kabupaten Gorontalo berhasil diperbaiki pada Minggu (30/6/2024) sore. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Jembatan di Desa Upomela menjadi sorotan beberapa waktu lalu.

Insiden jembatan 'maut' itu tercatat telah menelan empat korban.

Namun tiga orang berhasil diselamatkan, Sementara satu lainnya terkubur hidup-hidup.

Diketahui identitas korban meninggal dunia adalah Ali Paneo, warga Desa Upomela, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo.

Berikut 3 fakta insiden jembatan maut sebagaimana dirangkum TribunGorontalo.com, Selasa (2/7/2024).

Sebelum Ada Korban, Oprit Jembatan Sudah Longsor

Kepala Desa Upomela, Rajak Isnain, menjelaskan curah hujan yang tinggi di wilayah kecamatan Bongomeme mengakibatkan oprit Jembatan Upomela longsor pada jumat 28 Juli 2024 sekira pukul 06.20 Wita.

Oprit jembatan itu memang sudah lapuk dan longsor ke arah sungai.

Ia bahkan menjelaskan ketika detik-detik timbunan jembatan itu rubuh hampir menelan korban jiwa.

"Sesaat sebelum itu runtuh ada bentor (becak motor) lewat, selang hanya berapa detik saja hampir bentor itu masuk ke lubang timbunan itu," ungkapnya

Sejak jumat 28 Juli 2024, akses jalan di desa Upomela terputus total. Alhasil akses jalan yang menghubungkan enam desa itu mati total.

Rajak menyebut memang terdapat jalan alternatif yang bisa dilalui warga, namun akses itu sangat jauh dan medan jalan rusak.

"Ada alternatif lain, tapi harus menempuh 30 kilometer dan jalannya rusak bebatuan begitu," jelasnya.

Selama tiga hari warga terpaksa melintasi sungai karena akses sekitar jembatan terputus.

Satu Warga Terkubur hidup-hidup

Rajak juga menjelaskan sekitar pukul 10.00 Wita pada Sabtu 29 Juli 2024, Ali Paneo bersama tiga rekannya ingin melintasi oprit jembatan yang rusak itu.

"Korban bersama temannya melihat masih ada sedikit jalan yang bisa dilalui, mereka berusaha memperbaiki itu tapi mereka tidak tau material disitu lapuk dan mereka jatuh ke bawah," ujarnya.

Korban bersama tiga rekannya gotong royong memperbaiki oprit jembatan.

Namun keempat korban itu menginjak tanah basah dan lapuk sehingga longsor susulan tak terelakkan.

Keempat orang itu tertimbun median longsor karena kondisi tanah yang lapuk dan basah.

Warga yang melihat kejadian tersebut, sontak membantu korban untuk dievakuasi dengan alat seadanya. Sementara warga lainnya menghubungi tim SAR Gorontalo.

Ali Paneo tewas tertimbun longsor.

Proses evakuasi kesulitan dilakukan warga setempat dengan alat seadanya karena posisi korban yang tertimbun median longsor yang keras.

Basarnas Gorontalo mendapatkan laporan tersebut langsung bersiap dan menuju tempat kejadian perkara (TKP).

Sekitar pukul 10.55 Wita Tim Rescue Kansar Gorontalo Menuju LKP Menggunakan Mobil Rescue Car Type I dan Rescue Car Type II dengan membawa Palsar Air dan alat evakuasi.

Kemudian Tim SAR Gabungan melakukan proses evakuasi dengan melakukan penggalian manual di area longsor.

Satu jam upaya penggalian manual, Tim SAR berhasil menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia di area longsor. Selanjutnya korban di evakuasi menuju rumah korban.

Rajak juga mengatakan tanggis keluarga tak terbendung, korban baru dimakamkan pagi hari pada Minggu 30 Juli 2024.

Baca juga: Atas Persetujuan Keluarga, Operasi Pencarian Orang Hilang di Sungai Monano Gorontalo Dihentikan

Jembatan Sudah Bisa Diakses Kendaraan 

Selain itu Rajak juga menjelaskan proses perbaikan sementara langsung dikerjakan masyarakat setempat setelah proses pemakaman korban dilakukan.

"Sekitar jam 10 siang proses perbaikan dilakukan, ada alat besar dan truk dikerahkan," 

"Alhamdulillah, bapak bupati juga meninjau langsung perbaikan akses jalan sekitar pukul 9.30 Wita," tambahnya.

Satu alat berat jenis eskavator melakukan menimbun longoran di ujung jembatan Upomela, Bongomeme.

Akses jalan ditimbun dengan material batu dan pasir bercampur tanah. Material itu diambil dari sungai di sekitar jembatan.

Terdapat dua truk besar mengangkut material bebatuan dan pasir bercampur tanah. Truk itu bolak-balik menimbun longsor di jembatan tersebut.

Kemudian alat besar eskavator merapikan. Akhirnya pada pukul 17.20 Wita jembatan sudah bisa diakses kendaraan.

"Alhamdulillah tepat pukul 17.20 Wita akses jalan sudah bisa dilewati kembali oleh kendaraan, aktivitas kendaraan kembali normal," tuturnya.

 

=================================================

Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk berita teraktual

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved