Banjir Bandang Sumbar

Daftar Nama 10 Korban Hilang Akibat Banjir Bandang di Sumbar, Anjing Pelacak Dikerahkan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat merilis daftar nama korban hilang akibat banjir bandang.

Editor: Fadri Kidjab
TribunPadang.com/Arif RK
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) pasca banjir bandang yang menerjang, Senin (20/5/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat merilis daftar nama korban hilang akibat banjir bandang.

Menurut Febby, anggota BPBD Tanah Datar, saat ini masih 10 korban belum ditemukan.

Di antaranya empat korban berasal dari Nagari Limo Kaum dan X Koto berjumlah empat orang.

Adapun dua korban lain berasal dari Rambatan dan Pariangan.

Berikut nama 10 korban banjir bandang dan lahar dingin di Tanah Datar yang masih dicari:

  • Rusdi (Lima Kaum)
  • Fauzia (Limo Kaum)
  • Ahmad Ghavid (Limo Kaum)
  • Ummi Raisa (Limo Kaum)
  • Yusuf (X Koto)
  • Aranda (X Koto)
  • Dasril (X Koto)
  • Mak En (X Koto)
  • Aira (Rambatan)
  • Baherma (Pariangan)

Untuk proses pencarian 10 korban hilang, petugas memperluas wilayah sampai ke Kabupaten Sijunjung.

Pencarian di Sijunjung dibantu langsung oleh tim BPBD setempat bersama tim gabungan dari Tanah Datar.

Bupati Tanah Datar, Eka Putra, mengatakan pada pencarian kali ini, tim gabungan memperpanjang dan memperluas jarak pencarian.

"Pencarian di Sijunjung ini lebih ekstrem dari pencarian sebelumnya, karena medannya sungai arus deras," ujarnya.

Salam menyiasati pencarian di arus deras ini, tim gabungan melakukan pencarian dengan dua metode yakni rafting dan penyisiran aliran sungai.

Dalam metode rafting tim menggunakan perahu karet untuk menyusuri sungai.

"Drone thermal juga kita gunakan di sana untuk membantu efektifitas pencarian," ujarnya.

Ia meminta agar masyarakat Tanah Datar selalu berikhtiar, supaya keluarga atau sanak yang hilang bisa segera ditemukan.

"Kami akan terus berusaha semaksimal mungkin, semoga semua korban bisa lekas ditemukan," tuturnya.

Terkendala Cuaca

Teks foto: Dirut PT Semen Padang, Indrieffouny Indra bersama rombongan foto bersama dengan anak-anak korban bencana banjir bandang lahar dingin di Posko Pengungsian korban bencana di Tanah Datar, Sabtu (18/5/2024).
Teks foto: Dirut PT Semen Padang, Indrieffouny Indra bersama rombongan foto bersama dengan anak-anak korban bencana banjir bandang lahar dingin di Posko Pengungsian korban bencana di Tanah Datar, Sabtu (18/5/2024). (Istimewa)

Sementara itu Kepala Basarnas Marsdya TNI Kusworo mengaku sudah mengerahkan anjing pelacak untuk memaksimalkan pencarian 10 korban hilang di Tanah Datar.

Kusworo menyebut, saat ini pihaknya sudah berusaha seoptimal mungkin untuk menemukan korban yang masih hilang.

"Dalam pencarian kita sudah ada anjing pelacak serta melakukan penyisiran di sepanjang bantaran sungai," ujar Kusworo saat mengunjungi posko utama Tanah Datar, Senin (20/5/2024).

Ia menilai pencarian korban di Tanah Datar memang harus dilakukan secara spesifik mengingat adanya korban yang ditemui di jarak 90 kilometer.

Jarak yang cukup jauh itu, menurut Kusworo jadi petunjuk untuk terus melakukan penyisiran dari petunjuk penemuan korban sebelumnya.

Kendati demikian, Kusworo menilai SAR dan tim SAR gabungan mengalami sedikit kendala dalam pencarian karena kondisi cuaca hujan.

"Curah hujan yang cukup tinggi menjadi kendala dan ancaman tim di lapangan. Jadi memang sangat perlu berhati-hati dan mengutarakan keselamatan diri," terangnya.

Kusworo mengaku seluruh kemampuan terbaik dari SAR sudah dikerahkan selama pencarian berlangsung.

Setiap hari pihaknya juga melakukan perencanaan dan evaluasi setiap akan dan setelah melakukan pencarian.

Korban Banjir Bandang Sumbar Butuh Alat Pembersih dan Penyedot Air

Warga Talawi Sawahlunto, menyalurkan bantuan langsung ke warga terdampak banjir lahar dingin di Parambahan, limo kaum tanah datar, Minggu (19/5/2024).
Warga Talawi Sawahlunto, menyalurkan bantuan langsung ke warga terdampak banjir lahar dingin di Parambahan, limo kaum tanah datar, Minggu (19/5/2024). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Tim Tanggap Bencana Universitas Andalas (Unand) menilai korban banjir bandang dan banjir lahar dingin gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) membutuhkan alat pembersih dan penyedot air.

Peralatan tanggap darurat tersebut dibutuhkan guna membersihkan material-materil banjir bandang di rumah-rumah dan lingkungan masyarakat yang terdampak.

Hal ini diungkapkan Prof Werry Darta Taifur, Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unand, Senin (20/5/2024) di Padang.

"Bencana banjir bandang lahar dingin berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Selain kerugian nyawa dan materi, putusnya ruas jalan nasional yang menjadi akses utama masyarakat dari arah Kota Padang menuju Kota Padang Panjang-Bukittinggi juga secara langsung mempengaruhi ekonomi masyarakat sekitar," katanya.

Ia menambahkan beberapa peralatan tanggap darurat yang diperlukan untuk membantu masyarakat korban bencana di antaranya genset bensin 5500 watt sebanyak dua unit, mesin pompa air tiga inci (bensin) sebanyak satu buah.

Kemudian, mesin cuci jet cleaner tekanan 200 baru bahan bakar bensin sebanyak dua unit, tenda posko 4x6 meter bahan D300 sebanyak dua unit, kabel roll 25 meter visicom stop kontak empat buah, lampu sorot LED 500 watt plus tripod sebanyak lima unit.

Selain itu, juga dibutuhkan biaya operasional mesin dengan rincian yaitu satu hari membutuhkan 45 liter pertamax/pertalite per mesin, dan untuk 3 mesin (genset, pompa air, dan mesin cuci jet cleaner).

Sebelumnya ia bersama tim dokter dari Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Unand, tim perawat dari Fakultas Keperawatan, tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Unand dan Fakultas Farmasi, serta tim Fakultas Teknik telah turun ke lokasi bencana pada 17-18 Mei 2024

Tim bidang kesehatan melakukan pelayanan kesehatan dengan mobil klinik, serta membantu psikososial untuk mengurangi dampak psikologis korban.

Tim teknis dari Fakultas Teknik bersama Komunitas Siaga Bencana mahasiswa Unand melakukan pembersihan fasilitas umum masjid dan pembenahan sarana umum dan MKCK hingga mempelajari kemungkinan pengadaan air bersih.

Disamping itu, keseluruhan tim Unand akan memberikan sembako, obat-obatan, peralatan yang dibutuhkan masyarakat selama dalam pengungsian, hingga melakukan penggalangan donasi dari dewan profesor, dosen, dan tendik.

"Tim tanggap bencana Unand sendiri mengunjungi beberapa titik selama dua hari, yaitu Lasi, Pandai Sikek, dan Bukik Batabuah. Tim ini bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat mengurangi beban masyarakat yang terdampak bencana dan membantu pemulihan daerah tersebut," tambahnya.

Prof Werry menambahkan dengan adanya upaya ini, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari keterpurukan akibat bencana alam yang terjadi.

"Masyarakat luas juga diajak untuk turut serta membantu melalui donasi atau bentuk bantuan lainnya yang dapat meringankan beban korban bencana," katanya.

Prof Werry Darta Taifur menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama semua pihak dalam menghadapi situasi darurat ini, sehingga proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan efisien. (*)


Artikel ini dioptimasi dari TribunPadang.com

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved