Kecelakaan Bus di Subang

Bodi Bus Trans Putera Fajar Dirombak dari Tipe Standar ke Jetbus 3 SHD, Picu Laka Maut di Subang

Begini analisis rombakan bodi bus Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat. Pemilik bus dinilai nekat.

Editor: Rafiqatul Hinelo
Tribunnews.com
Perbedaan bus maut PO Trans Putera Fajar sebelum dan sesudah dirombak total rangka bodinya. Kiri: Saat bus masih orisinil model Discovery saat dibeli PO Putra Pandawa Karya dari PO Jaya Guna Hage, Wonogiri. Kanan: saat sudah dirombak jadi model Jetbus 3 SHD dan kemudian mengalami kecelakaan di Subang, Sabtu petang, 12 Mei 2024. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Begini analisis rombakan bodi bus Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat. Pemilik bus dinilai nekat.

Diketahui kecelakaan maut menimpa bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) lalu. 

Melansir Tribunnews.com, bus ini mengalami perombakan di beberapa bagian bodi. Diduga, perombakan tersebut penjadi pemicu terjadinya kecelakaan mau yang menewaskan 11 jiwa itu. 

Terjadi perubahan pada rangka bodi bus Hino AK tua 2006, yang tadinya tipe bodi standar menjadi bodi SHD.

Bodi standar tersebut berukuran 3,5 meter model Discovery yang dibuat oleh Karoseri Laksana. 

Kemudian menjadi bodi SHD, yang tampak lebih tinggi mencapai 3,8 -- 3,9 meter. 

Kondisi demikian membuat bus dengan plat nomor Kabupaten Wonogiri AD 7524 OG berisiko menjadi limbung saat dikemudikan.

AM Fikri, analis transportasi jalan Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) berpendapat, berdasarkan analisis, bus Trans Putera Fajar tersebut mengalami perombakan rangka bodi dengan meninggikan lantai bus dari posisi standar bikinan pabrikan awalnya.

"Kalau lihat bagasi dan panel di atas rumah ban sangat beda dengan bodi Discovery mesin depan (bodi awal). Bus ini nggak cuma potong depan-belakang, tapi lantainya juga lebih tinggi."

"Itu setidaknya keliatan dari panel pintu bagasinya," ujar Fikri menganalisis, saat dihubungi Tribunnews, Selasa, 14 Mei 2024.

Fikri juga mendeteksi, bagasi belakang bus juga mengalami pengangkatan pintu di sisi kiri dan kanan bus.

Fikri menambahkan, pihaknya sudah berdiskusi dengan praktisi karoseri bus dan mereka menyatakan bus Trans Putera Fajar memang mengalami perombakan struktur rangka bodi yang membuatnya lebih tinggi dari kondisi standarnya saat keluar dari karoseri Laksana.

Lantas sejak di tangan siapa bus Trans Putera Fajar dirombak modelnya dari model standar Discovery menjadi model SHD ala Jetbus 3?

Belum ada informasi pasti tentang ini.

Namun, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri Waluyo mengatakan, saat bus tersebut menjalani uji KIR pada Juni 2023, spesifikasi bus itu masih sesuai dengan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT).

Artinya, tampilan fisik bus tersebut masih model Discovery.

Waluyo tidak mengetahui pasti di tangan PO mana perombakan tersebut dilakukan. 

"Saat dijual bagaimana fisiknya tidak tahu, hanya dokumen itu," kata dia.

"Termasuk bodi diubah kapan dan dimana, tidak tahu. Saat dijual KIR-nya masih aktif," ujar Waluyo lagi kepada awak media, Senin, 13 Mei 2024.

Seperti ditulis Tribunnews sebelumnya, bus Trans Putera Fajar mengami perombakan bodi dari bodi aslinya saat keluar dari Karoseri Laksana, model Discovery. Sasisnya adalah Hino AK bermesin depan produksi tahun 2006.

Bodi bus tersebut dibangun Karoseri Laksana, Ungaran, menggunakan model Discovery. Model bus Discovery banyak dipakai perusahaan otobus (PO) yang menggunakan armada bermesin depan.

Diantaranya, PO Mira, PO Sumber Selamat dan PO Sugeng Rahayu. Beberapa perusahaan bus antar kota antar provinsi menggunakan pulea bodi model ini diantaranya, PO Sumber Alam, Purworejo.  

Bus Trans Putera Fajar yang nahas dan menyebabkan 11 siswa SMK Lingga Kencana Depok meninggal saat membawa rombongan mereka pulang dari acara perpisahan di Bandung tersebut, juga berganti kepemilikan hingga berkali-kali.

Bus pariwisata nahas Trans Putera Fajar saat masih dioperasikan sebagai armada bus antar kota dalam provinsi Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri Waluyo membenarkan bahwa bus Trans Putera Fajar sudah berkali-kali ganti pemilik mengacu pada data yang dimiliki kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri.

Dia mengatakan, pihak PO Jaya Guna Hage menjual lagi bus tersebut pada Oktober 2023.

"Bus Jaya Guna Hage itu beli dari pihak lain. Kemudian pada Oktober 2023, oleh Hage dilepas ke pihak lain lagi," kata Waluyo kepada media, Senin (13/5/2024).

Yang menarik, saat dioperasikan oleh PO Jaya Guna Hage, bus tersebut statusnya sebagai armada bus antarkota dalam provinsi (AKDP) di Jawa Tengah.

Seperti diketahui, bus tersebut awalnya diduga dimiliki oleh PO SAN Bengkulu sebagai armada AKAP.

Bus tersebut kemudian dijual ke PO bus di Pulau Jawa.

Dari perusahaan otobus tersebut bus ini kemudian dijual ke PO Jaya Guna Hage yang berbasis di Wonogiri dengan plat AD Wonogiri.

Saat masih dikelola PO Jaya Guna Hage, stiker SAN di kaca depan masih tersemat, belum dihapus, berdasarkan unggahan video sejumlah netizen di media sosial.

Oleh PO Jaya Guna Hage, bus kemudian dilepas ke perusahaan otobus lainnya yang diduga hingga dua kali berpindah pemilik baru. Saat bus dibeli PO Putra Pandawa Karya, model Discovery pada bus ini masih orisinil alias dipertahankan.

Namun demikian, izin KIR bus tersebut tetap menggunakan nama PO Jaya Guna Hage untuk keperluan perizinan uji KIR berkala di Dinas Perhubungan daerah.

Ada dugaan sementara, PO yang saat ini mengoperasikan bus pariwisata nahas tersebut tidak memiliki izin usaha bus pariwisata.

Selain itu, bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.

Data pada aplikasi Mitra Darat Fajar menjalani uji KIR di Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri terakhir pada Juni 2023.

Nama pemilik bus masih tertulis PT Jaya Guna Hage alias belum balik nama dari pemilik lama.

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

Terkait kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar ini Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menginvestigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Ditjen Hubdat mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.

Wajah dan bodi asli bus nahas PO Trans Putera Fajar nopol AD 7524 OG sebelum dirombak di bengkel karoseri menjadi model Jetbus 3 SHD. (IST)

"Diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.

Sebelumnya, bus membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, mengalami kecelakaan tragis di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

Total korban mencapai belasan orang. Dari pihak SMK Lingga Kencana Depok korban mencapai 10 orang yang seluruhnya adalah penumpang bus tersebut.

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Masih Misterius, di Tangan Owner ke Berapa Bodi Bus Maut PO Putera Fajar Dirombak Jadi Jetbus 3 SHD.
Penulis: Choirul Arifin

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved