Human Interest Story

Semangat Ramli Utami, Penjual Es Keliling yang Bercita-cita Menyekolahkan Anak ke Perguruan Tinggi

Awalnya ia bekerja sebagai karyawan, namun tekadnya untuk memiliki usaha sendiri membawanya membeli motor dan meracik esnya sendiri sejak tahun 2007.

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Ramli Utami berjualan es celup keliling di kawasan Kampus UNG. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Di tengah hiruk pikuk aktivitas di Kota Gorontalo, Ramli Utami (57) setia menemani hari-hari dengan keringatnya.

Sejak matahari terbit hingga terbenam, ia berkeliling menjajakan es celupnya dengan motor.

"Biasanya sehari bisa laku sampai 50 pcs, tergantung cuaca juga," ujar Ramli kepada TribunGorontalo.com, Senin (6/5/2024).

Penghasilan Ramli tak menentu, terombang-ambing oleh cuaca yang tak terduga.

Namun, dengan pendapatan Rp 200 ribu atau bahkan kurang, ia tak pernah mengeluh.

Baca juga: Gadis 15 Tahun Dibunuh Pacarnya, Jasad Dikubur di Taman Sekolah

Tekadnya bulat untuk membiayai istri dan anak bungsunya yang kini menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas.

Semangat Ramli tak tertandingi. Sejak tahun 1997, ia menekuni pekerjaan sebagai penjual es keliling.

Awalnya ia bekerja sebagai karyawan, namun tekadnya untuk memiliki usaha sendiri membawanya membeli motor dan meracik esnya sendiri sejak tahun 2007.

"Dulu Saya pernah berhenti selama 2 tahun untuk menjadi tukang becak motor (bentor), tapi pendapatannya lebih menguntungkan di es ini, jadi balik lagi menjadi tukang es keliling," ungkapnya.

Cita-citanya pun mulia. Ramli bermimpi mengantarkan anak bungsunya ke Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan menjadikannya sarjana.

"InsyaAllah Saya diberikan kesempatan untuk melihatnya masuk ke kampus ini sampai berhasil untuk mendapatkan gelarnya," harap Ramli dengan mata penuh harapan.

Ia pun berharap anaknya bisa mendapatkan beasiswa agar tak perlu mengeluarkan uang lagi.

Baca juga: Wapres Terpilih Gibran Beri Bocoran Sosok Pengisi Kabinet: Mayoritas Profesional

"Kalau untuk membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), Saya tidak mampu karena melihat keadaan mata pencaharian Saya, tapi kalau untuk memberikan uang jajan keperluannya Saya masih boleh," ungkapnya.

Demi mewujudkan mimpinya, Ramli rela menyisihkan Rp. 150 ribu per bulan untuk tarif penjualan di area kampus 1 UNG.

Kisah Ramli Utami adalah bukti bahwa semangat dan rasa syukur dapat mengantarkan kita mencapai cita-cita.

Di tengah keterbatasan, ia tak pernah menyerah untuk mengantarkan anaknya ke gerbang kesuksesan. (Magang)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved