Jalan Ringroad Gorontalo

Kata Pengamat Ekonomi soal Jalan Ringroad Gorontalo

Pengamat ekonom Gorontalo menanggapi masalah Jalan ringoad atau Gorontalo Outer Ring Road Gorontalo.

KOLASE TRIBUNGORONTALO
Prof Dr Fahrudin Zain Olilingo SE MSi dan Prof Dr Amir Arham ME 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Pengamat ekonom Gorontalo menanggapi masalah Jalan ringoad atau Gorontalo Outer Ring Road Gorontalo.

Diketahui, Jalan Ring Road Gorontalo dibangun untuk menghubungkan Bandara Djalaluddin Gorontalo hingga Pelabuhan Gorontalo sepanjang 46,2 km. Jalan ini melintasi Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Bone Bolango.

Dikutip dari djpb.kemenkeu.go.id, Pembangunan fisik GORR ini menggunakan dana APBN sebesar Rp  951,84 miliar, yang dilakukan pembangunan dari tahun 2014 terbagi ke dalam tiga segmen. Artinya jalan ini sudah 10 tahun tapi belum rampung.

Saat ini masih tersisa segmen tiga sepanjang 15,2 kilometer dari Tapa sampai Pelabuhan Gorontalo. Segmen ini awalnya diperkirakan selesai pada 2022 tapi molor karena terkendala pembebelasan lahan yang harus dilakukan pemda.

Pembangunan jalan GORR yang dimulai sejak 2014 hingga kini 2024 belum juga rampung menandakan ada hal serius yang menjadi penghambat dalam proses pengerjaan tersebut.

Pasalnya, pembangunan Jalan Ringorad Gorontalo segmen tiga ini masih terkendala pada pembebasan lahan oleh pemerintah daerah

Prof Dr Fahrudin Zain Olilingo SE MSi, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo mengatakan pemerintah harusnya cepat tanggap dengan permasalahan yang sering dihadapi saat pembangunan infrastruktur baru.

"Kalau ada masalah cepat diselesaikan," ujarnya kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (27/4/2024).

Kata Fahrudin, pembebasan lahan tersebut menggunakan budget, maka budget itu yang ditanggung oleh pemerintah.

Pemerintah jangan hanya sibuk mengurusi kegiatan-kegiatan yang sama sekali tidak berdampak pada pembangunan Gorontalo.

"Kalau perlu uang, ya pemerintah tinggal cari uang, bayar, pending kan dulu kegiatan-kegiatan. Fokus dulu pada pembangunan," lanjutnya.

Jalan Ringroad Gorontalo juga menjadi jalan alternatif jika jalan utama sedang mengalami kemacetan

"Jadi dia (jalan GORR) bisa memperlancar transportasi," lanjutnya.

Jalan GORR sejatinya memang diperuntukkan sebagai jalan tercepat yang menghubungkan antara pelabuhan Gorontalo dan Bandara Gorontalo.

"Jika arus barang lancar, maka akan diiringi dengan peningkatan ekonomi," tambahnya.

Prof Dr Amir Arham ME, Dosen Fakultas Ekonomi UNG berharap dari pembangunan jalan GORR bisa memberikan dampak ekonomi untuk jangka panjang.

"Atau setidaknya bisa mengurai kemacetan dari kota ke wilayah Isimu saat ini," ucapnya kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (27/4/2024).

Kata Amir, Kelancaran transportasi dan aksesibilitas manusia cenderung membuat pemanfaatan sumber daya dan waktu akan menjdi lebih efisien sehingga mengurangi biaya.

Anggaran Pembangunan Jalan Ringroad Gorontalo Segmen 3 Rp 740 Miliar

Jalan Ringroad Gorontalo atau Gorontalo Outer Ring Road (GORR) segmen satu akan rampung pada pertengahan 2024. 
Jalan Ringroad Gorontalo atau Gorontalo Outer Ring Road (GORR) segmen satu akan rampung pada pertengahan 2024.  (TRIBUNGORONTALO/HERJIANTO TANGAHU)

Jalan Ringroad Gorontalo atau Gorontalo Outer Ring Road (GORR) segmen tiga diproyeksikan akan menelan anggaran Rp 740 Miliar

"Kalau dilihat dari konstruksi yang ada, kegiatan segmen tiga ini akan membutuhkan dana sebesar Rp 730-740 miliar," ungkap Kepala Satker Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Gorontalo Ringgo Radetyo, Rabu (24/4/2024).

Jalan Gorontalo yang membentang dari Bandara Djalaluddin ke Pelabuhan Gorontalo itu diketahui tebagi dalam tiga segmen kegiatan. 

Segmen satu dan dua dihitung dari Bandara Djalaluddin hingga ke Jalan Huduio, Desa Popodu, Kecamatan Bulango Timur, Kabupaten Gorontalo. 

Untuk kegiatan segmen tiga, dilanjutkan hingga ke Pelabuhan Gorontalo Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo. 

"Berdasarkan desain, jaraknya kurang lebih sekitar 15-16 kilometer," imbuhnya. 

Lebih lanjut Ringgo menjelaskan, saat ini pihaknya telah melakukan semua persiapan sesuai tugas dan fungsi BPJN. 

"Tugas kita yaitu, menyiapkan kelengkapan dan kriterianya berupa desain hingga perizinan," terangnnya. 

Seluruh kelengkapan itu kata Ringgo telah selesai, termasuk didalamnya desain dan konstruksi. 

Pihaknya saat ini masih menunggu hasil terkait pembebasan lahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. 

"Terhitung dua tahun, kami masih menunggu hasil dari pemerintah daerah mengenai pembebasan lahan,"tutupnya. 

Sementara itu, Jalan Ringroad Gorontalo atau Gorontalo Outer Ring Road (GORR) Provinsi Gorontalo segmen satu akan rampung pada pertengahan 2024. 

Jalan nasional itu diproyeksikan rampung pada pertengahan tahun 2024.

"Jika tidak ada kendala, semoga pertengahan tahun ini bisa selesai," kata Kepala Satker Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Gorontalo Ringgo Radetyo, Rabu (24/4/2024).

Ia pun menjelaskan, proyek yang sempat terhenti itu, kemudian dilanjutkan pada 2021 hingga kini. 

Ujung pengerjaan jalan GORR berada di Desa Padengo, Kecamatan Limboto Barat. Proyek tersebut akan diselesaikan sampai di simpang empat Desa Botumoputi, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Jarak kedua titik terpaut sekitar 3 kilometer. 

"Selain ke Gorontalo Utara, jalan itu jugaan akan mempercepat akses ke Bandara Djalaluddin Gorontalo," timpalnya. 

Ringgo menuturkan, lanjutan proyek tersebut menelan anggaran sekira hampir Rp 300 miliar.

"Tidak hanya jalan, termasuk didalamnya juga untuk pembangunan jembatan dan semi terowongan," rincinya. 

Secara umum kata Ringgo, persentase pengerjaan sudah sampai 90 persen.

"Sejauh ini tidak ada masalah, pertengahan tahun sudah selesai," tutupnya. (*/Praila/Jian)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved