Polisi Aniaya Nakes
Polisi Aniaya Nakes di Gorontalo, PERSAGI: Main Hakim Sendiri Itu Menyalahi Hukum
dr Arifasno Napu, pembina DPD Gorontalo PERSAGI, mengatakan dirinya sangat menyesali kejadian tersebut.
Penulis: Prailla Libriana Karauwan | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Gorontalo menanggapi kasus polisi aniaya tenaga kesehatan.
Dr Arifasno Napu, pembina DPD Gorontalo PERSAGI, mengatakan dirinya sangat menyesali kejadian tersebut.
"Sebagai Ahli gizi atau profesi kesehatan sangat menyesalkan kejadian ini dan proses keadilan bisa diselesaikan melalui proses hukum," ujarnya kepada TribunGorontalo.com, Jumat (19/4/2023).
Pria yang kerap disapa Arif ini mengungkapkan, terlepas dari siapa yang salah, perbuatan main hakim sangat tidak dibenarkan.
"Bukan melihat bersalah dan tidak bersalah, namun bila main hakim sendiri itu menyalahi hukum," lanjutnya.
Maka dari itu, Arif mengimbau tenaga kesehatan menghindari pertikaian serupa.
Arif berharap keluarga korban dan oknum pelaku dapat menyepakati apa yang ditentukan oleh hukum di indonesia sebagai upaya mediasi bagi kedua pihak.
Dan ia ingin mediasi dapat berlaku adil, tidak adanya pihak yang dirugikan dan diuntungkan.
"Semoga ini menjadi pembelajaran untuk kita semuanya agar tidak terjadi kasus yang serupa," jelasnya.
Sebelumnya, Tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Paguyaman dianiaya seorang personel polisi.
Dalam gambar yang beredar di media sosial, nakes bertubuh kekar itu tampak babak belur.
Wajahnya berdarah, serta tampak hidungnya seperti bengkok. Diduga ia mengalami patah tulang hidung.
Adapun penganiayaan ini terjadi di puskesmas tempat nakes itu bekerja, Jl Trans Sulawesi, Molombulahe, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo pada Rabu (17/4/2024).
Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Paguyaman Zulha J.A Pakai membenarkan kejadian pada Rabu (17/4/2024) malam itu.
“Iya benar ada penganiayaan terhadap nakes Paguyaman,” ungkapannya, Kamis (18/4/2024).
Kata Zulha, ia tak berada di lokasi saat kejadian itu. Namun dari informasi yang ia tahu, kejadian itu sekitar pukul 19.00 Wita.
“Saat itu saya baru selesai salat Magrib. Lagi istirahat dan cek-cek HP, ternyata ada ribut-ribut terkait penganiayaan itu,” ungkapnya via telepon.
Zulha tidak mengenal dekat pelaku penganiayaan tersebut, namun ia membenarkan jika ia seorang polisi berinisial D.
Sementara korban bernama Taufik Nur dan merupakan nakes Gizi.
Belum diketahui persis apa masalahnya, namun menurut Zulha gara-gara wanita.
Kapus yang sudah bertugas sejak 2021 di Puskesmas Paguyaman itu membeberkan jika masalah penganiayaan itu menyangkut wanita.
Sebagai pimpinan di puskes tersebut, Zulha tak terima dan melapor ke Polsek Paguyaman.
Polda Gorontalo tengah melakukan pemeriksaan terhadap oknum polisi yang menganiaya tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Paguyaman.
"Iya saat ini kita sedang melakukan pemeriksaan," ujar Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Desmont Harjendro, saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com melalui sambungan telepon, Jumat (19/4/2024).
Pemeriksaan itu kata Desmont, dilakukan langsung oleh bidang profesi dan pengamanan (Bid Propam) Polda Gorontalo.
Pemeriksaan dilakukan secara rutin, pasalnya, onkum polisi tersebut masih dalam tahap perawatan.
Desmont menegaskan bilamana pihaknya akan bertindak secara tegas jika sang onkum benar-benar terbukti bersalah.
Ia pun menuturkan, sejauh ini setiap anggota yang diduga bermasalah, tidak pernah ada yang dikhususkan.
"Anggota kita jika memang terbukti bersalah, pasti kita tidak tegas," terang Desmont.
Taufik Nur pasca dianiaya diduga seorang anggota polisi. (TribunGorontalo.com)
Namun tindakan yang diambil lanjut Desmont, harus di tempuh dengan langkah-langkah prosedural.
"Kita tidak bisa langsung menyalahkan onkum nakes maupun oknum polisi yang dalam hal ini adalah anggota saya," ujarnya.
Pasalnya, kasus yang menyita atensi publik warga Gorontalo ini, diduga bermotif romantisme.
"Olehnya, tunggu saja proses yang sementara berjalan, jangan ambil kesimpulan secara sepihak," tegasnya.
Selain Propam, untuk saat ini kasus tersebut juga tengah didalami oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum).
"Kasusnya juga masih dalam tahap tindak lanjut oleh polda dan polres setempat," tutupnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Oknum Caleg DPRD Bone Bolango Jadi Tersangka Kasus Joki Tes Urin dan Kejiwaan
Identitas Polisi
Polres Boalemo membenarkan anggota polisi terlibat penganiayaan tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Paguyaman pada Rabu malam (17/4/2024).
AKP Darlis Sitinjak, Humas Polres Boalemo mengungkapkan bahwa anggota Polda Gorontalo itu yakni Dandi Rahman Due.
Ia merupakan polisi berpangkat Brigadir Polisi Dua atau disingkat Bripda. Ini merupakan pangkat terbawah di kelas Bintara.
Dari hasil penelusuran sementara di lokasi, kata Darlis bahwa kejadian itu memang benar terkait dengan wanita.
Menurutnya, Dandi berpacaran dengan nakes spesialis bidan di Puskesmas Paguyaman.
Kebetulan, sang bidan ini juga rekan kerja korban bernama Taufik Nur tersebut.
Meski tidak membeberkan secara detil pemicu penganiayaan, namun kata Darlis bahwa ada motif cemburu.
"Menurut pelaporan sementara, kasus ini buntut dari seorang wanita yang di duga menjalin hubungan dengan salah satu nakes atau si Taufik Nur ini," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Kamis (18/4/2024).
Baca juga: Diduga Gara-gara Wanita, Nakes Gorontalo Babak Belur Dihajar Oknum Polisi
Darlis menambahkan, kejadian berlangsung pada pukul 18.10 Wita, Rabu 17 april 2024.
Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepatnya terjadi di gedung Puskesmas lama yang kini difungsikan semagai tempat tinggal nakes dari luar daerah.
"Posisi Taufik saat itu sedang tidur di asrama puskesman lama paguyaman dan terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh anggota kami tersebut," ucapnya.
Namun bukan tanpa perlawanan. Sebab, menurut Darlis sang nakes pun ikut melawan gara-gara mendapat pukulan dari anggota polisi tersebut.
"Keduanya saling bertumbuk (bergelut) hingga keluar kamar. Di luar kamar sudah banyak orang yang menghakimi anggota kami karena dikira pencuri, selepasnya si anggota ini berteriak bahwa dia anggota," ucapnya.
Darlis mengungkapkan juga, bahwa pihak Polres Boalemo sedang mengumpulkan saksi untuk penjelasan selengkapnya.
"Saat ini pihak Polres Boalemo sedang mendalami kasus ini," tegas dia.
Saat ini terjadi aksi saling lapor antara nakes dan anggota polisi itu. Sebab, sama-sama menurutnya mengalami luka.
" Perlu diketahui bahwa selain pelaporan dari korban, pihak dari oknum pelaku polisi juga membuat laporan tentang pengeroyokan yang dilakukan warga," tandasnya.
Terakhir Darlis menjelaskan kondisi dari korban serta oknum polisi.
"Oknum pelaku sedang dirawat di Rumah Sakit Tani dan Nelayan (RSTN) Boalemo, karena juga babak belur," tutupnya.
Simak berita breaking news dan beragam peristiwa lokal hingga nasional langsung dari ponsel dengan mengikuti saluran WhatsApp Tribun Gorontalo https://whatsapp.com/channel/0029VaFTPrpF6smvkyca0o0O
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.