Beras Gorontalo

Kabar Buruk! Beras Langka di Boalemo, Harga Melambung Rp 1 Juta per Koli

Berdasarkan pantauan TribunGorontalo.com, sebanyak 15 minimarket di Ibukota Bolaemo kehabisan stok beras.

Penulis: Nawir Islim | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com/Nawir Islim
Stok beras di Tilamuta, Kabupaten Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Boalemo -- Kabar buruk bagi masyarakat Kabupaten Boalemo. Beras mulai langka di pasaran, dan harganya pun melonjak tinggi.

Berdasarkan pantauan TribunGorontalo.com, sebanyak 15 minimarket di Ibukota Bolaemo kehabisan stok beras.

Beras yang biasanya dijual dengan harga murah Rp 53 ribu per 5 kilogram (kg), kini sudah tidak tersedia.

Sementara itu, harga beras di pemasok sudah mencapai Rp 1 juta per koli (50 kg). Kelangkaan ini membuat harga beras di Boalemo melambung tinggi.

Baca juga: 70 Armada Siap Antar Penumpang Mudik di Terminal Dungingi, Ramp Check Segera Dilakukan

Tardi Kaliyono, salah satu pemasok beras terbesar di Kecamatan Tilamuta, membenarkan kelangkaan ini.

"Beras sekarang sudah mulai langka dan para penjual dari Sulawesi Selatan sudah menaikan harga perkolinya," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com.

Tardi menambahkan, jika kelangkaan ini terus berlanjut, harga beras akan terus naik.

Hal senada diungkapkan Rusdi Muhammad, penjual beras di Pasar Tradisional Tilamuta.

"Beras di pemasok sudah naik bahkan mencapai 1 jutaan," ungkapnya.

Rusdi mengatakan, saat ini para penjual di pasar masih belum menaikan harga beras karena harus menghabiskan stok lama.

"Untuk sekarang harga beras masih 18 ribu perkilonya, belum ada penaikan harga beras karena harus menghabiskan pasokan beras yang sebelumnya," kata Rusdi.

Baca juga: Podcast Lebih Dekat: Telkomsel Menembus Pelosok Gorontalo

Namun, Rusdi memprediksikan, jika stok lama sudah habis, harga beras akan naik menjadi Rp 20.000 per kilogram. 

Harga Beras Kabupaten Gorontalo

Lonjakan harga beras Gorontalo juga terjadi di Kabupaten Gorontalo. Dipantau hari ini, harga beras Gorontalo dipatok dengan harga bervariasi. 

Pantauan TribunGorontalo.com di Pasar Limboto, harga beras Gorontalo dipatok di angka Rp 14 - 15 ribu per liter. 

Hal itu diungkapkan Yaman Pala (30), pedagang yang diwawancarai TribunGorontalo.com, Selasa (5/3/2024).

"Harga dari kemarin-kemarin memang begini," ujar Yaman.

Ia mengaku tak tau dengan harga beras di beberapa pasar yang belakang ini naik.

"Saya jual dua jenis. Beras jenis Nurdin Rp 15.000 dan Ciheran Rp 14.000," rincinya.

Yaman menuturkan bahwa beras yang ia jual disuplai melalui tol laut.

"Pengambilan saya sekitar Rp 800-820 ribu per kolinya (50 kg),"tutupnya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gorontalo ungkapkan strategi menjaga stabilitas harga beras.

Saat ini Disperindag Kabupaten Gorontalo tengah melakukan sejumlah upaya demi menjaga stabilnya harga beras.

Pasalnya saat ini, Provinsi Gorontalo menjadi salah satu provinsi yang mengalami kenaikan harga.

Menurut Rahmanto Lahili, Kabid Perdagangan Disperindag, menjelaskan langkah-langkah yang saat ini tengah dilakukan pihaknya.

"Yang pertama adalah kita melakukan monitoring distributor," kata Rahmanto, Rabu (28/2/2024).

Langka itu diambil sebagai upaya menjaga stok beras di pasaran agar tidak terjadi penimbunan.

"Kita sudah lakukan di Kecamatan Limboto kemarin, dan masih ada empat kecamatan lagi yang akan kita datangi," ujarnya.

Langkah selanjutnya ungkap Rahmanto, bersama dengan dinas ketahanan pangan melakukan kerja sama dengan Bulog Gorontalo.

Pihaknya juga akan melakukan retail-retail besar melakukan operasi pasar, upaya ini menurutnya paling konkret dilakukan

"Caranya lainnya adalah kita pasok harga beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari bulog ke pedagang," terang Rahmanto.

Selain harganya yang jauh lebih murah, upaya itu juga menjadi kompetitor masif ke pedagang lain demi stabilisasi harga beras.

"Jika di pasaran harganya Rp 17.300, maka kita hadir dengan harga Rp 10.900," rincinya.

Dengan begitu lanjutnya, pedagang akan sedikit menurunkan harga jualnya.

Rahmanto pun mengakui, Disperindag tak punya kewenangan untuk mengintervensi harga di pasaran.

"Kita hanya bisa subsidi, tapi yang namanya bulog sudah disubsidi dari sananya, ungkapnya.

Hingga saat ini harga beras di Kabupaten Gorontalo tak begitu signifikan kenaikannya, meski begitu, harga beras terus diupayakan kestabilannya.

Rahmanto juga membeberkan, meski stok beras lokal mengalami gagal panen akibat fenomena el-nino, namun saat ini, stok beras masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Bahkan di pasar Kayubulan, stok masih sangat banyak. Yang kami khawatir adalah dimana harga melambung tinggi dan kita tidak punya stok," pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved