Ayah Menangis Diusir Menantu dan Cucunya Setelah Menempuh Perjalanan dari Kalimantan ke Jakarta

TRIBUNGORONTALO.COM -- Mbah Noerman (65), seorang ayah yang rela menempuh perjalanan jauh dari Kalimantan ke Jakarta.

Perjalanan jauh itu nyatanya tidak berbuah manis. Ia malah harus menanggung pahitnya diusir oleh menantunya hanya setelah dua hari berada di ibu kota.

Kisah pilu ini mencuat ke permukaan setelah seorang penumpang kereta api membagikan pengalaman Mbah Noerman melalui postingan di akun TikTok @oktavellaisnandaa pada Senin kemarin.

Dalam video tersebut, terlihat kakek Noerman mengenakan peci hitam sambil menangis.

Ia menceritakan bagaimana ia diusir oleh menantunya di tengah keramaian penumpang kereta.

Menurut narasi dalam unggahan tersebut, Mbah Noerman datang ke Jakarta karena rindu anaknya yang sudah lama tidak pulang.

Namun, nasib sial menimpanya ketika sang cucu menyatakan tidak menyukai kehadirannya, membuat menantunya dengan tega mengusirnya.

"Pada saat ditanya, dia datang dari Kalimantan untuk menemui anaknya yang ada di Jakarta karena anaknya sudah lama tidak pulang. Namun, sayangnya cucunya menolak kehadirannya datang ke rumahnya," tulis pemilik akun, seperti dikutip dari TribunJatim.com.

Video tersebut segera menjadi viral dan mendapatkan banyak komentar dari warganet yang mengecam tindakan tidak menyenangkan menantunya terhadap Mbah Noerman.

Pemilik akun juga mengimbau kepada anak dari kakek tersebut untuk menghargai kedatangan orangtuanya yang datang dari jauh.

"Untuk anak dari bapak ini, tolong hargai kedatangan orang tua mu yang jauh dari seberang sana untuk menemuimu. Kasih sayang bapak untuk anaknya tidak akan terganti meskipun lautan jalan satu-satunya untuk membahas si kecil yang terlebih dahulu sering dia gendong dan dia manja. Tolong bagikan dan siapa pun menemukan bapak ini, tolong dibantu ya guys," lanjut pemilik akun.

Kisah jadi perhatian terutama menyorot nasib para lansia yang terlantar, mengingat kasus serupa sebelumnya yang juga viral di media sosial.

Seorang nenek di Bogor mengalami nasib serupa karena diusir oleh cucu dan menantunya, menambah catatan kelam perlakuan terhadap orang tua di Indonesia.(*)