PEMPROV GORONTALO

Profil Lengkap 5 Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Sejak 2001 hingga 2023

Sekda ini telah menjadi tulang punggung dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan, mewujudkan visi-misi pemerintah, serta memastikan layanan publik te

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Profil 5 Sekda Provinsi Gorontalo 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Sejak terbentuk pada 5 Desember 2000, Provinsi Gorontalo tercatat memiliki 5 Sekretaris Daerah (Sekda).

Sekda ini telah menjadi tulang punggung dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan, mewujudkan visi-misi pemerintah, serta memastikan layanan publik terus berjalan lancar.

Mereka bukan hanya administrator ulung, namun juga pemimpin yang berperan aktif dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Gorontalo.

Dalam artikel ini, kita akan menyelusuri profil kelima Sekretaris Daerah yang telah berturut-turut melayani Provinsi Gorontalo. 

Berikut perjalanan karier, tantangan, dan kontribusi yang dihadirkan oleh kelima Sekretaris Daerah ini dalam melayani dan mengabdi untuk kemajuan Provinsi Gorontalo. 

1. Mansur Jusuf Detuage (2001-2005)

Seorang birokrat berpengalaman dan pendidik terkemuka. Awalnya, ia meniti karier sebagai Asisten Dosen Luar Biasa setelah berhasil menyelesaikan studi tingkat Doktoralnya di Universitas Sam Ratulangi Manado.

Meskipun memiliki kualifikasi akademis yang memuaskan, Mansur lebih merasa terpanggil untuk terlibat dalam dunia pemerintahan.

Pada tahun 1974, ia beralih ke jalur pemerintahan dan menjadi Pegawai Negeri Sipil di Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara.

Tidak hanya fokus pada tugas pemerintahan, Mansur juga tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik serta Dosen di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Manado.

Perjalanan karier Mansur terus menanjak, terbukti dengan berbagai jabatan struktural yang pernah diembannya, seperti Kepala Bagian, Sekretaris Direktorat Pembangunan Desa Provinsi Sulawesi Utara, dan Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Bahkan, pada tahun 1998, Mansur diangkat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo.

Setelah Provinsi Gorontalo resmi terbentuk, Mansur J. Detuage MM dilantik sebagai Sekretaris Provinsi pada tanggal 18 Februari 2001, dan menjabat hingga tahun 2005.

2. Idris Rahim (2006–2012)

Masyarakat Gorontalo lebih mengenal sosok Idris Rahim lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri di Manado tahun 1976 sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo.

Kepercayaan tersebut diemban ayah dari Ridwan Agus Rahim dan Regina Febrianti Rahim sejak masa kepemimpinan Fadel Muhamad sebagai Gubernur Gorontalo periode kedua, tepatnya tahun 2006.

Menginjak usia yang makin renta, pria kelahiran Gorontalo 10 Agustus 1954 yang mengawali karir dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) memutuskan untuk pensiun dari jabatan terakhirnya belum lama ini.

Tetapi meski usia telah mencapai angka 57 tahun, kondisi yang masih terbilang sehat dan kuat dimanfaatkan putra dari pasangan Muchlis Rahim dan Laura Talani untuk tetap terus mendedikasikan diri kepada daerah dan masyarakat Gorontalo.

Hal ini dibuktikan oleh suami dari Nurinda Rahim dengan menerima pinangan Rusli Habibie dari Partai Golkar melalui Partai Persatuan Pembangunan tempat Idris bernaung setelah pensiun dari PNS untuk menjadi pasangan calon Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo periode 2012-2017.

Idris Rahim menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo periode 2006–2012.

3. Winarni Dien Monoarfa

Winarni Dien Monoarfa lahir 21 November 1962, adalah seorang Akademisi, Guru Besar pada Universitas Hasanuddin.

Ia sekaligus Birokrat di pemerintahan Provinsi Gorontalo. Saat ini, perempuan yang dijuluki "Seroja dari Timur" ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Pada tahun 2002 Winarni diajak oleh Fadel Muhammad untuk pulang kampung, beralih dari akademisi ke birokrat dan menjabat sebagai Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Dampak Lingkungan Hidup Daerah, Provinsi Gorontalo.

Pengalaman lainnya adalah menjadi peserta Program Lemhanas selama 9 bulan, dimana Winarni berhasil menjadi perempuan pertama peraih penghargaan alumni terbaik Wibawa Seroja Nugraha. Atas penghargaan tersebut, Winarni mendapat predikat sebagai 'Seroja dari Timur'.

Pada tahun 2008, Winarni Monoarfa didaulat sebagai Ketua Forum KTI (Kawasan Timur Indonesia) menggantikan Marwah Daud Ibrahim (2008 s/d sekarang).

Karier dari ibu 5 anak ini mulai mencapai puncak kariernya setelah ia dipercayakan sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo pada tahun 2012. Di luar kariernya sebagai birokrat, Winarni Monoarfa juga turut berperan sebagai Ketua ICMI Gorontalo dan mendirikan Sekolah Al-Azhar 46 di Provinsi Gorontalo.

4. Darda Daraba (2018-2022)

Darda Daraba adalah Sekretaris Daerah ke-4 Provinsi Gorontalo. Ia merupakan kelahiran Sungguminasa, 23 Agustus 1962. Meski kelahiran Sulawesi, Selatan, Darda merasa bukan orang baru untuk Gorontalo.

Sebab, dirinya merasa dibesarkan Gorontalo dan ingin kembali membesarkan Gorontalo. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas PU di Kabupaten Pohuwato tahun 2005-2008.

Darda dipinjam dari Direktorat Bina Marga, Kementrian PU, dan kala itu hanya menjabat Kepala Seksi Evaluasi Kinerja di Direktorat Bina Marga.

Sejak 2008, Darda kembali ditarik ke Kementrian PU. Pengalamannya sebagai Kadis PU Pohuwato membuat Darda mendapat jabatan di Kementrian PU.

Sejumlah posisi pernah dipercayakan kepada doktor teknik sipil Universitas Indonesia itu, seperti Kasubdit Fasilitasi Penyelenggaraan Jalan Daerah Direktorat Bina Program, Plt Kasubdit Informasi dan Komunikasi Direktorat Bina Program, hingga menjabat Kadis PU Provinsi Gorontalo tahun 2013-2015.

Mantan Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol, Kementrian PUPR itu merasa berhutang budi bagi Gorontalo.

Darda dilantik oleh Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie sebagai Sekda pada 2018 dan jabatannya itu berakhir pada 2022. 

5. Sofian Ibrahim (2023)

Pria 52 tahun ini melesat menjadi Sekda Provinsi Gorontalo mengalahkan calon dari 10 Aparatur Sipil Negara (ASN).

Tidak mudah perjalanan Sofian Ibrahim hingga bisa menjadi Sekda Provinsi Gorontalo. Lagian, ia juga bukanlah sosok sembarangan. 

Jauh sebelum dilantik sebagai sekda, Sofian adalah alumnus senior Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN).

Ia tercatat lulus di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN, sebelum STPDN) tahun 1993.

Sejak di APDN Sofian sudah berstatus PNS dengan pangkat IIb. Ia lalu melanjutkan gelar sarjana dan lulus tahun 1998 di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP, yang belakang digabung dengan STPDN jadi IPDN).

Selama periode 1998 hingga 2001 ia bertugas di Manado, Sulawesi Utara sambil menamatkan kuliah S2 di Universitas Gadjah Mada.

Tahun 2007 ia baru meraih jabatan pertamanya sebagai Kepala Sub Bidang Perencanaan dan Analisis Program di Bappeda Provinsi Gorontalo.

Sofian kemudian menunjukkan prestasinya di bidang perencanaan. Ia dipercaya menjabat Sekretaris Bapppeda Provinsi Gorontalo selama lima tahun, dari 2012 hingga 2017.Pada tahun 2017, Sofian dipromosikan menjadi Kepala Badan Diklat. Ia kembali ke Bapppeda sebagai kepala badan pada tahun 2023.

Sofian Ibrahim resmi dilantik menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo. Pelantikan dipimpin oleh Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, di aula rumah jabatan gubernur, Rabu (6/12/2023). (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved