Human Interest Story
Cerita Fatmah Bawala, Nenek Berusia 91 Tahun yang Masih Setia Ziarahi Makam Suaminya
Fatmah dan suaminya, Almarhum Koptu. Gani Hasan merupakan sepasang suami istri yang telah menetap di Gorontalo sejak tahun 1962.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Cerita nenek usia 91 tahun Fatmah Bawala masih sering mengunjungi makam suaminya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Pentadio Gorontalo.
Fatmah dan suaminya, Almarhum Koptu. Gani Hasan merupakan sepasang suami istri yang telah menetap di Gorontalo sejak tahun 1962.
Fatmah mengaku jika saat itu suaminya mendapat instruksi dari kesatuan untuk bertugas di Limboto.
"Saat itu kita masih satu rumpun Sulawesi Utara," ungkap Fatmah kepada TribunGorontalo.com, Jum'at (10/11/2023).
Hingga dikaruniai empat orang anak, Fatmah menuturkan jika saat itu mereka telah membeli sebuah rumah di Perum Pulubala, Kota Gorontalo.
Semenjak ditinggal wafat, ia hanya tinggal sebatang kara.
Keempat anaknya telah fokus dengan kerjaan dan rumah tangganya masing-masing.
Meski begitu kata Fatmah, komunikasi dan hubungan masih tetap jalan."3 orang di luar daerah, ada yang di Jawa. Yang satu tinggal di Kabila dan dia juga sudah punya cucu," terangnya.
Suaminya Almarhum Koptu. Gani Hasan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Pentadio Gorontalo.
Tahun 2003 silam adalah tahun kelam bagi Fatmah. Dengan sangat teriris ia harus ikhlas merelakan kepergian sang suami karena sakit.
Hal tersebut membuat Fatmah merasa sangat kehilangan sosok.
"Dia itu bagi saya kepala, pembina juga pemimpin," terang Fatmah.
Dengan nada bicara yang mulai gemetar, Fatmah mengaku jika dirinya sempat "ditegur" oleh ibu-ibu yang tinggal di depan TMP.
"Saya ditegur karena selama 40 hari sejak suami saya dimakamkan, saya tak henti-hentinya menangis di makam," ungkap Fatmah dengan mata yang mulai berkaca-kaca .
Kesetiaan Fatmah kepada sang suami membuatnya hingga saat ini rutin datang ke TMP.
"Saya rutin datang, termaksud di hari-hari besar. Kadang saya juga datang ketika dia (suaminya) datang dalam mimpi," ujarnya.
Tak mampu menahan kerinduannya Fatmah akhirnya meneteskan air mata.
"Saya kira hari ini (Hari Pahlawan) ada upacara," timpalnya sembari menyeka air matanya.
Meski sudah memasuki umur yang senja, Fatmah masih keliatan sangat sehat bugar.
Jalannya masih normal, bahkan saat dikonfirmasi, dirinya sering bepergian menggunakaan mobil sendirian.
"Biar sudah tua asal masih kuat," kata Fatmah sembari senyum.
Fatmah mengaku tak ingin membebani keluarga dan anak-anaknya. Dirinya hanya hidup dari dana pensiun sang suami.
Bahkan diketahui dirinya merupakan seorang mualaf dengan nama asli Yul Bawalah.
"Saya masuk Islam saat saya menikah. Saya Aslinya dari Minahasa dan suami dari Ambon," ungkapnya.
Bukan tidak mungkin dirinya akan kembali ke tanah kelahirannya, namun hal tersebut justru sesuatu yang tak diinginkannya.
"Jika saya pulang, terus bagaimana dengan ibadah saya?. Disana saya akan hidup di lingkungan yang jelas pasti berbeda," terangnya.
Terkahir Fatmah memberikan kiat-kiat untuk tetap sehat bugar seperti dirinya.
"Alhamdulillah di umur yang sekarang saya sangat bersyukur. Tipsnya hanya jangan tinggalkan sholat, jangan pernah memfitnah orang dan selalu bersikap jujur," tandasnya. (*)
Sosok Muhamad Laniu, Guru Honorer Penjaga Tradisi Gorontalo |
![]() |
---|
Setia dengan Pahangga, Misi Nusi Bertahan hidup di Tengah Hutan Desa Modelidu Gorontalo |
![]() |
---|
Penantian 15 Tahun Terbayar, Usman Djafar Akhirnya Terima Bantuan Pemerintah Gorontalo |
![]() |
---|
9 Tahun di Balik Jeruji, Hendritis Saleh Eks Kadis PUPR Gorontalo Merasa Lebih Dekat dengan Allah |
![]() |
---|
Kisah Cinta Napi Gorontalo, Ridwan Kalatif Menikahi Mantan Kekasih di Dalam Lapas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.