Kenali 3 Jenis Stress Ini, Salah Satu Jadi Pemicu Orang Bunuh Diri

Akademisi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengajak masyarakat mengenali jenis-jenis stress.

|
Freepik
Stress bisa memicu seseorang depresi hingga bunuh diri. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Akademisi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengajak masyarakat mengenali jenis-jenis stress.

Melalui Seminar Keperawatan oleh Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ners Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Sabtu (29/7/2023) di KBIHU Al-Harmain, Jl Pasar Minggu, Desa Tanggilingo, Kabupaten Gorontalo, Mihrawaty S Antu mengatakan, stress bisa jadi pemicu tindakan seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri.

Dosen Jurusan Keperawatan UNG itu mengungkapkan, ada tiga jenis stres, yakni stress ringan, stress sedang, dan stress berat.

Stress ringan adalah kondisi dimana seseorang merasa tidak nyaman dan tertekan tapi masih dalam batas normal dan biasanya terjadi hanya dalam sehari atau kurang dari sehari. 

Contohnya, ketinggalan barang berharga, ketiduran ataupun mengalami kemacetan.

Adapun stress sedang adalah kondisi seseorang merasa nyaman dan tertekan secara terus menerus dalam kurun waktu beberapa hari. 

"Bunuh diri itu disebabkan karena adanya stres, dan stres tersebut normal ketika masih pada tahap stres ringan," ujarnya.

Kata Mihra, seseorang bisa muncul keinginan bunuh diri sebenarnya ketika masuk ke dalam stress sedang hingga stress berat.

"Orang-orang yang telah bunuh diri itu, sudah masuk ke dalam stress sedang hingga berat," ujarnya.

Stres sedang ini jika tidak segera dikontrol, juga menimbulkan beberapa penyakit, seperti penyakit sistem pencernaan.

Penyebab dari stress sedang ini bisa berupa beban kerja berlebihan, ataupun pembicaraan kesepakatan yang belum jelas, hingga harapan-harapan baru.

Ns. Mihrawati S Antu
Ns. Mihrawati S Antu, Dosen Profesi Ners UNG tengah memaparkan jenis-jenis stress

"Harapan-harapan yang baru itu bisa buat orang stress sedang karena harapan itu tidak tercapai," jelas Mihra.

Kemudian, stress berat adalah kondisi seseorang yang mengalami stress berkepanjangan.

"Stress berat ini adalah kondisi yang sudah berminggu-minggu bahkan sudah menahun," lanjutnya.

Menurutnya, seseorang merasakan stress berat umumnya dapat dilihat dari masalah sistem pencernaan maupun masalah pada jantung dan pembuluh darah.

"Bahkan sudah panik, dia tidak terkontrol, lalu gemetar hingga ada yang pingsan," ungkapnya.

Penyebab dari stress berat bisa berupa hubungan anggota keluarga tidak harmonis.

"Survei menunjukkan bahwa hubungan manusia sangat mempengaruhi kondisi emosi dan pikiran seseorang," imbuhnya.

Mihra menegaskan, rata-rata orang mengalami stress berat tidak mampu dikontrol. Sehingga, orang tersebut bisa bunuh diri. 

"Kalau ada yang sudah kelihatan tanda-tanda stress seperti sering sakit kepala, wajah pucat, segera tanyakan apa masalahmu," ujarnya.

Bagaimana cara mengatasi stress?

Mengelola stress bisa melalui olahraga rutin, meningkatkan ibadah atau kegiatan spiritual, dan berbicara kepada orang terdekat atau orang terpercaya.

Baca juga: Psikolog Christy Nainggolan Ungkap 50 Persen Mahasiswa Gorontalo Punya Ide Bunuh Diri

"Kalau stress tolong bicara, tolong berbagi. Tolong menyampaikan kepada orang lain. Jangan dipendam sendiri," pintanya.

Dia pun mengimbau masyarakat agar selalu peka terhadap orang-orang disekitarnya.

"Karena biasanya orang yang pendam masalah sendiri, mencari solusinya sendiri itu kadang terjebak sama pikirannya sendiri," ucap Mihra.

"Jika suatu saat ada masalah yang ia tidak temukan jalan keluarnya, dia memilih jalan akhir, yaitu mengakhiri hidupnya," jelasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved