Kebakaran Gorontalo

Ada 40 Jiwa Terdampak Kebakaran Gorontalo, Rumah dan Gudang Ludes

Kata Camat Kota Selatan, Sumaryadi Tone, sebanyak puluhan jiwa yang menjadi korban kebakaran Gorontalo itu menempati 7 rumah dan di antaranya memiliki

Penulis: Husnul Puhi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com/M Husnul Jawahir Puhi
Para personel pemadam kebakaran (damkar) tengah beristirahat usai berupaya memadamkan api. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Sebanyak 15 KK atau 40 jiwa terdampak kebakaran Gorontalo di Kota Selatan, Kota Gorontalo

Kata Camat Kota Selatan, Sumaryadi Tone, sebanyak puluhan jiwa yang menjadi korban kebakaran Gorontalo itu menempati 7 rumah dan di antaranya memiliki satu gudang dan satu toko sepatu.

"Jadi yang menjadi korban kebakaran ini berjumlah 15 KK yang terdiri dari 40 jiwa," ujarnya.

Untuk bangunan yang terbakar, menurut Sumaryadi, sebanyak 7 rumah, 1 gudang, dan 1 toko.

Hingga saat ini, pihak pemerintah kecamatan masih melakukan pendataan lebih dalam.

Perlu diketahui, setidaknya pukul 17.00 Wita tadi api masih belum bisa dipadamkan.

Namun, hanya api bagian bawah saja yang masih sementara pihak Damkar coba padamkan.

"Masih ada beberapa titik yang belum padam, namun hanya bagian bawah," tutup anggota Damkar yang bertugas. 

Kebakaran terjadi pada Jumat dini hari (16/6/2023) di permukiman padat penduduk, Kota Gorontalo

Kebakaran dilaporkan warga mulai terjadi sekira pukul 00.00 Wita di Jl Teungku Umar, Kota Selatan Gorontalo. Kawasan ini juga kerap disebut sebagai "Jalan Tengah" oleh warga Gorontalo

Belum ada penyelidikan lanjutan dari peristiwa ini, namun dari keterangan sejumlah warga di lokasi, api berasal dari rumah yang ada di gudang sepatu.

Warga setempat sudah menyadari api tersebut namun kesulitan memadamkannya. Sebab, sumber api berada di lantai 2 sebuah rumah. 

Api 'mengamuk', menyambar sejumlah barang-barang yang mudah terbakar. Kebakaran lalu membesar hingga merembet ke sebuah gudang sepatu. 

Material berupa kain yang mudah terbakar di gudang itu, membuat api semakin menjadi-jadi. Asap mebubung dan api mulai tak bisa dikendalikan. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved