Ramadhan Gorontalo

Warga Tabongo Gelar Lomba Bunggo di Penghujung Ramadhan Gorontalo

Sebetulnya, setiap Ramadhan, warga Tabongo Kabupaten Gorontalo ini rutin menggelar lomba Bunggo. 

|
Penulis: Ahmad Rajiv Agung Panto |
TribunGorontalo.com/AgungPAnto
Lomba Bunggo di Desa Tabongo pada penghujung Ramadhan Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Masyarakat di Desa Tabongo menggelar lomba Bunggo (meriam bambu) di penghujung Ramadhan Gorontalo

Sebetulnya, setiap Ramadhan, warga Tabongo Kabupaten Gorontalo ini rutin menggelar lomba Bunggo

Namun, kegiatan itu sempat terhenti. Memasuki malam ke-27 Ramadhan Gorontalo 1444 H, warga kembali menyemarakan lomba tersebut. 

Lomba Bunggo ini bertajuk “Festival Gema Ramadhan Sadela lo Bunggo”. Tempat pelaksanaanya di halaman Masjid Al-Mujahidin, Desa Tabongo Timur, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo. 

Bunggo adalah bambu yang didesain layaknya meriam untuk perang militer. Bedanya, Bunggo hanya mengeluarkan suara, bukan peluru. 

Baca juga: Semarak Tumbilotohe Desa Tamboo di Hari Ke-27 Ramadhan Gorontalo

Suara yang dikeluarkan Bunggo ini cukup menggelegar. Agar menghasilkan suara, Bunggo dipanaskan dengan teknik tertentu. 

Ruslan Dunggio, ketua panitia lomba Bunggo itu mengatakan, pihaknya mampu menggelar kembali lomba itu karena dibantu pemerintah dan masyarakat setempat. 

“Alhamdulilah kegiatan kami ini terselenggara atas kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya Pemerintah Desa Tabongo Timur, Takmirul Masjid Al Mujahidin, rema muda, dan didukung juga mahasiswa KKS UNG,” kata dia. 

Dalam lomba itu, pihaknya berinisiatif melelang dua Bunggo. Harapannya uang hasil lelang akan digunakan untuk perbaikan masjid. 

“Tujuan kami dalam pelelangan ini itu kami lakukan untuk pembangunan masjid, alhamdulilah dari hasil lelang itu 100 persen kami berikan untuk pembangunan masjid,” kata dia. 

Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo Hendra Hemeto bersama Sekda Roni Sampir juga turut hadir membuka kegiatan festival bunggo tersebut.

“Dua bunggo yang di lelang, untuk lelang yang pertama terjual dengan besara Rp 1.1 Juta dan yang kedua terjual dengan harga Rp 1 juta rupiah,” ujar Ketua Panitia.

Selain itu tujuan lain dari kegiatan ini guna melestarikan tradisi yang sebenarnya sudah lama digelar oleh warga Kecamatan Tabongo.

“Kegiatan ini sebelumnya juga pernah ada tahun 2012 dan baru kali ini kami lakukan lagi,” tuturnya.

Perlombaan ini dibuka secara umum oleh panitia pelaksana. Dari data yang diperoleh terdapat 33 bunggo yang dilombakan. 

Sejumlah syarat Bunggo yang diikutkan meliputi panjang dan diameter.

Sementara cara penilaiannya adalah dengan melihat Bunggo mana yang mampu melontarkan kaleng yang nanti diletakan di depan moncong. 

Lontaran kaleng terjauh akan dinilai dan akan menjadi juara. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved