Maraknya Pedagang Lampu Botol Jelang Tumbilotohe Gorontalo, Pedagang Untung 3 Kali Lipat

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Pedagang lampu botol mulai marak menjelang tradisi Tumbilotohe Gorontalo.

Seperti halnya di Jalan Samratulangi, Kelurahan Limba U I, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.

Terpantau, sekitar lima lapak berjejer berjualan lampu botol di jalan tersebut.

Ance Dama (58) seorang pedagang lampu botol mengaku banyak mendapat keuntungan saat menjual dagangannya itu.

Ia mengaku mendapat keuntungan hingga tiga kali lipat dari hasil jualannya.

"Lumayanlah untuk keuntungannya, lipa tiga (tiga kali lipat), 100 ribu pokoknya, 200 untungnya," kata Anca saat ditemui TribunGorontalo.com di lapaknya, Rabu (12/4/2023).

Ada tiga jenis dagangan yang dijual Anca dalam lapaknya itu. Meliputi lampu botol, sumbu, serta minyak tanah.

Untuk lampu botol Anca mematok dengan harga Rp. 1000 per botol. Sumbu dijual Rp. 5000 per ikat, satu ikat berjumlah 10 sumbu.

Sedangkan minyak tanah dijual dengan harga Rp. 35.000 per satu liter setengah.

Diketahui, lampu botol yang dijual Anca itu sekitaran 5000 botol. Saat ini yang sudah laku terjual sekitaran 1000 botol.

Dia juga mengaku dagangannya bakal laku terjual jelang satu hari sebelum Tumbilotohe dimulai.

"Sekitar 5000 botol ini saya buat, biasanya H-1 sebelum Tumbilotohe sudah laku terjual," ucapnya.

Anca sendiri mengumpulkan ribuan botol bekas minuman berenergi yang diberi sumbu itu sejak enam bulan sebelum Ramadhan.

Botol minuman bekas dikumpulkan dari cafe serta rumah makan yang ada di Kota Gorontalo.

"Dari enam bulan sebelum Ramadhan saya kumpulkan ini, tiap tahun begitu, saya ambilnya dari cafe-cafe serta rumah makan," tandasnya.

Secara morfologi, Tumbilotohe berasal dari dua kata yakni Tumbilo berarti menyalakan dan Tohe berarti lampu.

Dapat diartikan, Tumbilotohe adalah tradisi menyalakan lampu.

Tradisi Tumbilotohe Gorontalo ini biasa digelar jelang Hari Raya Idul Fitri atau memasuki malam ke 27 Ramadhan. (*)