Maxim Gorontalo

Jadi Ini Musabab Pengemudi Maxim Gorontalo Unjuk Rasa, dari Tarif hingga Stiker Iklan Mengganggu

Para pengendara ojek online (ojol) Maxim di Gorontalo ini protes, berkonvoi menuju kantor perwakilan Maxim di Jalan Profesor DR. H. Aloei Saboe, Kelur

TribunGorontalo.com/AgungPAnto
Para pengemudi ojek online (ojol) Maxim Gorontalo menyegel kantor perwakilannya di Jalan Aloei Saboe, Kamis (23/2/2023). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Baru-baru ini, di hari  Kamis (23/2/2023) pagi, jalanan Gorontalo menguning dengan konvoi para driver Maxim.

Para pengendara ojek online (ojol) Maxim di Gorontalo ini protes, berkonvoi menuju kantor perwakilan Maxim di Jalan Profesor DR. H. Aloei Saboe, Kelurahan Dembe II, Kecamatan Kota Utara Gorontalo.

Mereka menggunakan jaket kuning seragam resmi Maxim. Bertolak dari Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo. 

Para pengemudi ojol maxim ini protes, sebab menganggap pemberlakuan tarif tidak layak untuk beberapa jenis layanan.

Para pengemudi Maxim juga kerap sekali mengalami kerugian karena mendapat orderan fiktif. 

Merekapun meminta agar tarif disamakan dengan Manado Rp 9.200, tanpa potongan untuk jarak antar kurang dari 2 KM.

Pihak aplikator juga diminta agar mengurangi jumlah komisi yang dipungut dari para driver, masing-masing 10 persen khusus bentor dan 11 persen untuk motor. 

Kemudian meminta untuk  segala bentuk stiker berupa iklan maxim di jendela bentor dikarenakan membatasi pandangan driver saat berkendara dan sering menyebabkan kecelakaan.

Para driver juga meminta aplikator menghentikan pendaftaran driver baru di Gorontalo. Sebab kini driver membludak. 

Mencabut dan menghentikan pemberian sanksi, intimidasi, pencabutan prioritas dan pemblokiran oleh Aplikator Maxim kepada driver secara sepihak tanpa pemberitahuan atau penjelasan yang jelas untuk pihak Maxim. 

Menghentikan pihak maxim yang dengan sengaja melibatkan salah satu atau beberapa komunitas maxim melakukan intimidasi terhadap driver lain yang dapat menyebabkan bentrok sesama driver. 

Karena tuntutannya belum bisa disanggupi, para driver ini  menyegel kantor Maxim Gorontalo.  

Seorang admin serta manajer Maxim Gorontalo harus dikawal belasan polisi keluar dari kantornya, Kamis (23/2/2023). 

Keduanya dikawal hingga menjauh 50 meter dari kantor Maxim Gorontalo di jalan Profesor DR. H. Aloei Saboe, Kelurahan Dembe II, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo.

Sementara di depan kantor Maxim Gorontalo, sudah ada ratusan pengendara ojek online (ojol). 

Pengendara Maxim yang unjuk rasa ini gabungan dari motor dan bentor. Rata-rata menggunakan jaket kuning Maxim Gorontalo.

Teriakan dan umpatan tampak mewarnai unjuk rasa. Selebaran berisi pesan protes, juga dibentangkan. 

Satu dari banyak protes yang disuarakan adalah tarif penumpang yang dianggap menyiksa pengemudi. 

Aplikasi, menurut para driver, menerapkan tarif yang terlampau murah untuk para pengemudi. 

Padahal, tarif yang murah lalu ditambah dengan potongan yang terlampau besar dari aplikasi, justru memberatkan pengemudi. Inilah yang memicu unjuk rasa tersebut. 

Para driver tampak juga menyegel kantor Maxim Gorontalo tersebut. Mereka meminta tak ada pelayanan di kantor itu. 

“Sementara pelayanan kantor maxim ditiadakan. Sambil menunggu rapat koordinasi dengan polda dan polres, sambil menunggu istanti terkait, mulai YLKI dan Dishub,” kata Presiden Bentor, Iwan Abdul Latif. 

Sebagai informasi, Maxim merupakan aplikasi ojek online yang belakangan disebut sebagai saingan berat Grab hingga Gojek.

Hal itu karena Maxim menawarkan tarif murah untuk menggunakan layanannya, tanpa harus boros uang belanja.

Perbedaan tarif antara Maxim dan aplikasi ojol lainnya bisa mencapai Rp5.000 per satu kali jalan tanpa potongan promo.

Dilansir dari Kompas.com, sebelum masuk Indonesia, keberadaan Maxim sudah ada sejak tahun 2003.

Perusahaan ini berasal dari Chardinsk, sebuah kota yang agak terpencil di Rusia yang terletak di Pegunungan Ural.

Pada awalnya, di tahun 2009 perusahaan ini membuka cabang di tujuh kota sekaligus di Rusia.

Pada tahun 2010 kemudian sudah memiliki cabang di 17 kota dan terus meningkat sampai dengan 22 kota dalam satu tahun.

Maxim mulai merambah ke negara lain di luar Rusia pada tahun 2014, dengan membuka cabang baru di Ukraina, Kazakhstan, Georgia, hingga, Italia.

Public Relation Specialist Maxim Maria Pukhova mengatakan, sebelum memutuskan beroperasi, telah dilakukan analisa pasar dan kebutuhan pengguna di Indonesia.

"Menurut kami Indonesia adalah salah satu pangsa pasar yang bagus dan berkembang, dengan lebih dari 266,91 juta rakyat Indonesia,” ungkap Maria.

Selain itu, butuh pengembangan dalam sektor transportasi publik sehingga pihaknya hadir membantu mengurangi masalah tersebut.

Selain layanan jasa ojek online menggunakan motor, Maxim juga memiliki layanan taksi online.

Maxim juga menawarkan jasa pengiriman, bantuan penderekan mobil mogok oleh mobil lainnya, serta starter aki.

"Dua layanan yang terakhir sangat unik bagi pasar dan berguna bagi para pemilik mobil," ungkapnya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved