Memahami Mosi Tidak Percaya DPD RI yang Dilawan Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad

Istilah "mosi tidak percaya" kembali menjadi trending setelah Fadel Muhammad dicopot dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase TribunGorontalo.com
Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad. Istilah "mosi tidak percaya" kembali menjadi trending setelah Fadel Muhammad dicopot dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. 

Mosi yang secara terang disebut mosi tidak percaya terjadi pada 1782. Kala itu, House of Commons menyerukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Lord North karena perilakunya selama perang dengan Amerika.

Mosi itu berhasil menjatuhkan Lord North dari kursi perdana menteri. 

Kejadian 1782 itu lalu menjadi preseden dalam Parlemen Inggris. Pemerintah diharapkan atau diminta mengundurkan diri atau membubarkan diri jika mereka kehilangan kepercayaan Parlemen.

Mosi tidak percaya lalu menjadi kelaziman dalam perpolitikan Inggris abad ke-19. Kali terakhir mosi tidak percaya dari Parlemen mampu memicu pemilu di Inggris terjadi pada 1979.

Kala itu, Perdana Menteri James Callaghan dari Partai Buruh menghadapi mosi tidak percaya menyusul kekalahan Referendum Devolusi Skotlandia. Seruan mosi tidak percaya digalang oleh pemimpin oposisi Margaret Thatcher.

Callaghan terpaksa mengadakan pemilihan umum yang akhirnya dimenangkan oleh Thatcher dan partainya.

(*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved