Memahami Mosi Tidak Percaya DPD RI yang Dilawan Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad
Istilah "mosi tidak percaya" kembali menjadi trending setelah Fadel Muhammad dicopot dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
Namun, wacana itu lindap begitu saja karena mekanisme itu memang tidak ada sistem presidensial.
Asal-Usul Mosi Tidak Percaya
Mosi tidak percaya alias motion of no confidence semula berakar dari tradisi politik di Parlemen Inggris.
Profesor sejarah dari University of Exeter Richard Toye menjelaskan bahwa mosi tidak percaya berlaku di dua lembaga dalam sistem politik Inggris, yaitu di dalam kepemimpinan partai dan Parlemen.
Dalam konteks Parlemen, mosi tidak percaya menandakan bahwa pemerintah kehilangan dukungan dari House of Commons.
“Prinsip dasarnya adalah: pemerintah harus mendapatkan kepercayaan dari House of Commons. Jika pemerintah telah kehilangan suara mayoritas di House of Commons, itu adalah isyarat kejatuhan bagi pemerintah atau pemilihan umum harus diadakan,” terang Profesor Toye sebagaimana dikutip History Extra.
Dalam konstitusi Inggris, pemerintah musti mempertahankan kepercayaan House of Commons. Jika tidak, pemerintahan dianggap tidak berjalan efektif.
Saat itulah House of Commons akan menyatakan mosi dengan seruan “Bahwa Dewan ini tidak percaya pada Pemerintahan Yang Mulia”.
Parlemen kemudian akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan apakah pemerintahan tetap berlanjut atau harus diganti.
Jika partai pendukung pemerintah di Parlemen menang, maka pemerintahan akan berjalan sebagaimana biasanya.
Namun, jika kalah, pemerintah akan diberi waktu 14 hari untuk kembali meyakinkan Parlemen. Di masa itulah terjadi partai pemerintah dan oposisi saling adu kekuatan politik.
Partai oposisi juga dapat membentuk pemerintahan alternatif mereka sendiri. Jika dalam jangka waktu 14 hari itu tidak ada penyelesaian yang disepakati atau pemerintahan alternatif dari oposisi ditolak, maka pemilihan umum akan dipercepat.
“Pada titik ini, perdana menteri memberi tahu Ratu perihal tanggal pemilihan umum. Kemudian, 25 hari sebelum tanggal pemungutan suara, Parlemen akan membubarkan diri,” tulis laman BBC. Kelaziman di Inggris Belum terang betul bagaimana mekanisme mosi tidak percaya pertama kali dibuat.
Namun, setidaknya mekanisme yang mirip dengan mosi tidak percaya itu pertama kali terjadi pada 1742.
Kala itu, Perdana Menteri Robert Walpole mundur dari jabatannya setelah kalah dalam sebuah pemungutan suara di House of Commons.