Sejarah Bukit Arang Gorontalo, Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022
Objek wisata Bukit Arang yang terletak di Desa Lonuo Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango tersebut memiliki sisi memacu adrenalin.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Objek Wisata Bukit Arang merupakan wisata alam yang menjanjikan keindahan.
Objek wisata Bukit Arang yang terletak di Desa Lonuo Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango tersebut memiliki sisi pemacu 'adrenalin'.
Pasalnya, wisatawan akan melintasi jalur yang cukup menanjak untuk bisa ke puncak Bukit Arang.
Para wisatawan menempuh jarak 14 km dari Pusat Kota Gorontalo, menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dalam waktu kurang lebih 35 menit.
Sesampai di Desa Lonuo tersebut, para wisata dapat melanjutkan perjalanan hingga ke puncak berjarak 2,5 km, mengunakan kendaraan khusus, seperti roda empat yang didukung 4WD dan roda dua jenis trail.
Terdapat pula satu alat transportasi yang disediakan warga sekitar, yaitu alat berat yang di modifikasi untuk mengangkut para pengujung wisata tersebut.
Dalam kondisi hujan, jalur tersebut nakin susah dilewati karena licin dan kendaraan mudah tergelincir. Terdapat tiga jalur menuju puncak bukit arang tersebut.
Bukit Arang sendiri memiliki ketingian 347 MDPL, pada puncaknya para wisatawan bakal disuguhi pemandangan dan fasilitas lain, diantaranya Spot foto, gazebo, Mushola, kamar mandi umum, dan area camping Ground.
Yang Membedakan Objek Wisata Bukit Arang dengan Objek wisata lainya, di Bukit Arang terdapat fasilitas Olahraga Paralayang, dan beberapa fasilitas seperti sepeda terbang.
Kepala Dinas Pariwisata Bone Bolango Mohamad Yamin Abas mengatakan, untuk objek wisata Bukit Arang sendiri masuk dalam daftar 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indoensia (ADWI) 2022.
"Bukti arang sendiri masuk dalam ajang 50 Desa wisata se-Indonesia, yang diikuti 3.419 Desa se-indonesia yang mengikut kompetisi ADWI itu sendiri," kata Yamin.
Sebelumnya, Bone Bolango merekomendasikan dua desa, yaitu Desa Lonuo dan Desa Bulango Selatan. Namun yang terpilih dalam 50 besar hanya Desa Lonuo Objek Wisata Bukit Arang.
Sejarah Bukit Arang dan Desa Lonuo
Pada tahun 1850 Masehi, nama awal desa ini ada "wangeya", yang artinya "penghubung". Yakni penghubung antara Kabila dengan Mongilio.
Kemudian pada tahun 1851, seorang bangsawan Belanda bernama FJ Renta bersama anak buahnya datang ke desa wangeya ini. Mereka meninjau lokasi pengambilan emas oleh masyarakat sekitar, yang lokasinya berada di Butaiyo Da'a (daerah perkampungan paling ujung Desa Wangeya).
Orang-orang Belanda itu mengajak beberapa masyarakat Desa Wangeya, sebagai penunjuk jalan berbekal ketupat (Atupatp).
Di sepanjang perjalanan, rombongan ini memberi nama bukit-bukit yang dijadikan tempat peristirahatan sementara.
Adapun nama-nama bukit tersebut, yakni Bukit Manawo, Bukit Moosiya, dan Bukit Duito (Arang).
Ketiga bukit tersebut sampai hari ini masih tetap dikenal oleh masyarakat Desa Lonuo.
Akan tetapi dari ketiga bukit ini, Bukit Duito satu-satunya bukit yang masih memiliki bukti sejarahnya, berupa adanya tanaman kayu arang (duito mongonu). Hingga kini tanaman kayu arang (duito mongonu) masih tumbuh subur di bukit tersebut.
Selanjutnya perjalanan FJ Renta menuju lokasi pengambilan emas sangatlah jauh dan sementara bekal ketupat (Atupato) yang dibawa oleh rombongan FJ Renta ini telah basi.
Lali masyarakat lokal yang berperan sebagai penunjuk jalan ini menyampaikan kepada FJ Renta bahwa bekal ketupat ini tidak bisa di makan karena telah basi (Bomo'o Lonuo).
Dari istilah inilah kata Bomo'o Lonuo ini muncul dan sering di ulang-ulang oleh masyarakat lokal yang ikut serta dalam rombongan.
FJ Renta memutuskan untuk berunding dengan rombongannya dan bersepakat pada saat itu juga Desa Wangeya (Penghubung) diganti namanya menjadi Desa Lonuo, itulah sejarah singkat Bukit Arang dan Desa Lonuo. (*)