Gorontalo Tolak Partai Mahasiswa

Ramli Mahmud Menduga Isu Partai Mahasiswa Dimainkan Elit Politik

Bisa saja kata dia, merupakan rangkaian dari isu memperpanjang masa jabatan presiden. Setiap warga negara memang menurutnya memiliki hak mendirikan pa

TribunGorontalo.com/Istimewa
Ramli Mahmud, Dosen Ilmu politik Universitas Negeri Gorontalo 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Ramli Mahmud, Dosen Ilmu politik Universitas Negeri Gorontalo menduga kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) adalah skenario yang sengaja dimainkan para elit.

Bisa saja kata dia, merupakan rangkaian dari isu memperpanjang masa jabatan presiden. Walaupun memang setiap warga negara menurutnya memiliki hak mendirikan partai politik. 

“Partai Mahasiswa Indonesia jika ditinjau dalam aspek prosedural demokrasi, yaa tidak bertentangan, hanya saja dalam diri mahasiswa itukan mereka sebenarnya memiliki kontrol moral,” jelasnya.

Kehadiran PMI memang dilatarbelakangi oleh keinginan mahasiswa untuk terlibat dalam parlemen. 

Secara internal bahwa dalam persoalan kebijakan, harus juga melibatkan mahasiswa.

“Hanya saja bagaimana mahasiswa itu secara independen menjalankan kontrol moralnya terhadap penguasa, sementara mereka berjibaku dengan perebutan kekuasaan hukum? nah tentu ini bagian dari kecelakaan,” tegasnya. 

Karena itu menurutnya, wajar jika terjadi penolakan dari kalangan mahasiswa. Penolakan tentu kata dia karena mahasiswa ini sadar akan tanggung jawabnya sebagai agen of control. 

“Tapi ini kita lihat apakah mereka PMI akan mampu masuk dalam parlemen atau tidak kan belum bisa diketahui,” tuturnya.

Namun ia percaya, kehadiran partai ini tentu tidak akan diterima mahasiswa. Karena secara ideologi sudah salah dan bertentangan dengan cita-cita mahasiswa. 

Sebab mahasiswa itu memiliki idealis yang selalu mengawal kebijakan kekuasaan dan melindungi masyarakat dari kebijakan yang menyusahkan.

Menurut Mantan Presiden Mahasiswa UNG itu, Anehnya pentolan-pentolan gerakan mahasiswa ini dibentuk oleh kelompok istana juga, sehingga “patut kita menaruh perhatian dan kecurigaan besar terhadap negara karena untuk mengamankan posisi tertentu atas kekuasaan yang dimiliki sekarang,” tegasnya.

Bisa saja gerakan-gerakan mahasiswa ini diporak-porandakan berbagai segmen kepentingan yang coba dibangun oleh pemangku kepentingan saat ini. 

“Makanya jangan heran kelompok mahasiswa itu sering terjadi benturan, ada kelompok yang tidak setuju hadirnya PMI adapun kelompok yang setuju dengan hal ini. Isu ini juga kan muncul setelah mahasiswa melakukan gerakan adanya perpanjangan masa jabatan, Presiden tiga periode dan lainnya kemudian ini keluar ke permukaan,” tegasnya.

Karena itu, secara analisis politik, ia menuding bisa saja isu ini memang dimainkan oleh para elit dan pejabat yang berkuasa.

“Bisa saja mereka bermain dibelakang layar dan membuat settingan dalam hal memporak-porandakan kekuatan mahasiswa tersebut, “ tandas dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved