Rifyan Ridwan: Silahkan Bikin Partai Asal Jangan Bawa Nama Mahasiswa

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Rifyan Ridwan Saleh adalah salah satu mahasiswa yang menolak kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia (PMI). 

Pria yang merupakan Wakil Bendahara Umum Pengurus Besar HMI itu menyebut, jika tidak seharusnya partai tersebut menggunakan diksi mahasiswa. 

"Saya secara pribadi khawatir kehadiran partai ini sebab mereka menceplok nama mahasiswa di situ, sementara saya sebagai mahasiswa tidak pernah beri dukungan atas berdirinya partai itu," tutur dia kepada TribunGorontalo.com, Selasa (26/4/2022). 

Penolakan diungkapkan Rifyan meski ia juga mengaku, belum mempelajari lebih jauh terkait kemunculan PMI tersebut. 

Hanya saja jika bicara persoalan politik secara umum, mahasiswa pun terjun ke dunia politik. Namun, dalam kampus pun mahasiswa sebetulnya dilarang terlibat dalam politik praktis. 

Putra Daerah Gorontalo melihat, hadirnya PMI sebagai rebutan panggung saja.

"Jangan-jangan yang masuk di dalam PMI itu bukan mahasiswa lagi, atau bisa saja bukan BEM (badan eksekutif mahasiswa), iya kan ," tanya Rifyan.

Memakai diksi mahasiswa menurut Rifyan berbahaya bagi dunia akademik. 

Karena jelas pasti akan ada distorsi nilai, semisal mahasiswa yang selama ini berpihak kepada kebenaran yang independen, tidak lagi pada posisi yang ideal.

“Meskipun tidak bisa dinafikan banyak mahasiswa yang berafiliasi dengan partai politik, kalaupun berafeliasi tidak meski menjadi anggota partai,” Rifyan Ridwan Saleh.

Mahasiswa menurutnya penggerak peradaban. Jika melihat tentang sejarah mahasiswa dari 1908 hingga saat ini, sejatinya mahasiswa itu berada di luar partai.

“Kalau mau berafiliasi silahkan, karena di dalam negara demokrasi. Akan tetapi kalau mau dipenjarakan dalam satu partai, maka jelas ini ketidak adilan dan ini melanggar undang-undang,” tegasnya. 

"Jika mau buat partai silahkan, tapi jangan bawa nama mahasiswa, terserah mau pake nama alumni atau apa silahkan," tandas dirinya. (*)