Polemik Sampah Gorontalo
Metode Sanitary Landfill Dinilai Efektif Atasi Masalah Sampah
Sistem itu dilakukan dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Penerapan sistem sanitary landfill pada Tempat Pengolahan Akhir (TPA) UPT Talumelito, menjadi satu alternatif pengelolaan sampah secara efektif dan efisen.
Kepala UPTD TPA Talumelito Regional Gorontalo, Marten Jusuf mengatakan, sistem atau metode sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah.
Sistem itu dilakukan dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah.
“Sistem ini telah banyak diterapkan di kota-kota lainnya di Indonesia,” jelas Marten.
Akibat banyaknya volume sampah dari Kabupaten Kota yang masuk dan ditampung oleh TPA Talumelito, mengakibatkan pemanfaatan Chelima (lokasi sampah) hanya dapat digunakan 2 tahunan saja.
Padahal Chelima satu-satunya lokasi penampungan sampah terbaik, jika sampah yang diantarkan telah terpilah.
Menurut Marten, pihaknya sudah merencanakan survey pembukaan lahan baru, untuk pengelolaan sampah.
Lokasi yang direncanakan itu ke arah utara bagian atas talumelito. Lahan yang akan dibuka pun rencananya sekitar 50 hektare.
“Selama penjajakan dilangsungkan, yang baru kita temukan untuk penambahya luasan chell itu baru 20 hektare sehingganya kita perlu LUPL, Fs dan DED nya," ungkapnya.
Sehingganya bisa kita bangun untuk Chell yang baru, tetapi dengan adanya pembukaan lahan baru ini kita dapat mengikuti pola yang ada di Solo.
Jika cara pengelolaan sampah mengikuti Kota Solo, kata dia, tentu tidak akan ada lagi penambahan-penambahan areal. Sebab sampah dibakar habis.
"Jika kita sudah sama cara berfikirnya dengan mereka, kita pun bisa memanfaatkan sampah ini menjadi tenaga listrik tentu ini sangat baik. Dengan adanya terobosan itu maka kita tidak perlu lagi membuka chell yang baru," ucapnya.
Sebab membuka chell baru untuk sampah jelas, kata dia, akan memerlukan lahan baru anggaran pembebasan lahan.
"Tetapi jika itu di support oleh pemerintah, maka kita dapat menghabiskan sampah melalui pembakaran sampah secara terus menerus, sehingga menjadi pola sampah zero," tambahnya.
Penanganan secara efektif dengan pola pembukaan landfil, tentu dapat mengurangi polusi, baik udara, maupun lingkungan bisa teratasi dengan adanya pola ini.
“Semoga bisa disupport pemerintah. Sehingga pengeluaran anggaran daerah kedepan, tidak banyak dalam penanganan sampah,” tandasnya. (*)