Muktamar NU
Said Aqil Paparkan Program Pengelola Keuangan Haji
Nahdlatul Ulama (NU) Care-LAZISNU mendapat predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan hasil audit keuangan dari Kantor Akuntan Publik.
Penulis: Lodie Tombeg | Editor: Lodie Tombeg
TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) Care-LAZISNU mendapat predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan hasil audit keuangan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) atas Program Kemaslahatan NU Care-LAZISNU dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI pada tahun 2020.
Demikian dijelaskan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siraj saat pidato di akhir masa jabatannya. Dia menjelaskan apa saja yang sudah berhasil dibuatnya dalam mengelola organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
Di depan peserta Muktamar ke-34 NU, dia memaparkan segala macam kemajuan, mulai dari pengelolaan keuangan, rumah sakit hingga masalah pendidikan.
"Termasuk NU Care-LAZISNU mendapat predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan hasil audit keuangan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) atas Program Kemaslahatan NU Care-LAZISNU dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI pada tahun 2020," katanya, Kamis (23/12/2021).
Dia menyebut PBNU juga sudah menyewa lembaga auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan PBNU.
Berikut laporan keuangan PBNU setiap tahun berdasarkan auditor independen 2015-2021:
- Tahun 2015 Saldo Rp. 1.698.939.065. Penerimaan: Rp. 19.350.256.694. Sedangkan Pengeluaran: Rp. 19.427.631.464
- Tahun 2016 Saldo Rp. 1.621.564.295. Penerimaan: Rp. 15.622.017.500. Sedangkan Pengeluaran: Rp. 15.317.470.566
-Tahun 2017 Saldo: 1.926.111.229 Rp. Penerimaan: Rp17.265.799.723. Sedangkan Pengeluaran: Rp13.557.714.869
- Tahun 2018. Saldo: Rp5.634.196.083 Penerimaan: Rp12.789.689.985, Sedangkan Pengeluaran: Rp13.846.845.202
- Tahun 2019. Saldo Rp4.568.040.865 Penerimaan: Rp36.227.946.061. Sedangkan Pengeluaran: Rp34.256.914.575
-Tahun 2020. Saldo Rp 6.539.072.352. Penerimaan: Rp 15.223.873.741. Sedangkan Pengeluaran: Rp 11.492.605.687
- Tahun 2021. Saldo Rp 10.270.340.406. Penerimaan Rp 9.439.475.710. Sedangkan Pengeluaran Rp 11.421.520.578
Dia mengatakan saldo akhir hingga tahun 2021 mencapai Rp 8.288.295.578.
Dia melanjutkan lembaga ppendidikan yang dimiliki NU untuk tingkat dasar menengah pada tahun 2020 adalah 21.045 satuan pendidikan.
"Jumlah total Madrasah 7.832 terdiri dari Madrasah Aliyah 1.985, Madrasah Tsanawiyah 4.856 dan Madrasah Ibtidaiyah 3.672. Sedangkan kategori sekolah umum berjumlah 13.213, terdiri dari SMK/SMA 1.670, SMP 1.411 dan SD 4.751 unit," katanya.
Baca juga: Komisi Bahtsul Bahas Cara Penentuan Jenis Kelamin Seseorang
Selain itu, dia menyebut lembaga pendidikan tinggi pada tahun 2021 sebanyak 274 PTNU.
"Di antaranya 84 PTNU di bawah binaan Kemendikbud termasuk 15 Akademi Komunitas berbasis pesantren, dan 190 PTNU di bawah binaan Kemenag," katanya.
"NU juga memiliki 35 rumah sakit dan 7 klinik di bawah naungan Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (ARSINU). Rumah sakit ini ada yang dikelola langsung oleh PBNU, PWNU, PCNU, Muslimat NU, serta Perguruan Tinggi NU," ujar Said.
Sebelumnya, kepastian soal lokasi pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar ke-34 di Lampung menemui. titik terang.
Lokasi ini mengalami perubahan, setelah sebelumnya pemilihan ketua umum PBNU diagendakan di Pondok Pesantren Daarussa'adah Lampung Tengah.
"(Pemilihan ketua umum) di Universitas Lampung," ujar Ketua Steering Committee Muktamar ke-34 NU, Muhammad Nuh di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Bandar Lampung, Kamis (23/12/2021).
Nuh mengatakan setiap calon Ketum PBNU yang diusulkan oleh PWNU nantinya harus mengantongi minimal 99 suara.
"Yang dapat 99 tadi itu kemudian diminta musyawarah di antara mereka. Apakah si A saja atau si B saja yang mau maju," kata Nuh.
Kemudian, jika dalam musyawarah itu tak menemukan kata sepakat, Nuh melanjutkan Rais Aam yang akan memilih siapa kandidat yang berhak maju.
"Terserah Rais Aam terpilih nanti kalau merekomendasikannya satu, dua atau tiga, itu terserah Rais Aamnya," ujar Nuh.
"Kalau Rais Aam sudah memberikan persetujuannya, kalau calonnya lebih satu, maka baru divoting lagi. Siapa yang dapat suara terbanyak dari situ, ya itu yang akan menjadi Ketum," tutur dia. (Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jelang Pemilihan Ketum PBNU, Said Aqil Paparkan Capaiannya Selama 5 Tahun Menjabat