Cuaca BMKG

Suhu Panas Melanda Sejumlah Wilayah Indonesia, Ini Penjelasan dari BMKG serta Wilayah Terdampak

Indonesia saat ini sedang dilanda suhu udara yang panas. Bahkan ada wilayah yang suhunya mencapai 36,8 Celcius

freepik.com
PANAS - Indonesia saat ini sedang dilanda suhu udara yang panas, bahkan ada wilayah yang suhunya mencapai 36,8 Celcius. Ini penjelasan BMKG dan wilayah yang terdampaknya 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Indonesia saat ini sedang dilanda suhu udara yang panas.

Di sebagian wilayah di Indonesia dikabarkan cuaca langit yang cerah bahkan udaranya panas.

Bahkan ada wilayah yang suhunya mencapai 36,8 Celcius.

Dilansir dari Kompas.com, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa suhu panas yang dirasakan bahkan sejak pagi hingga malam hari merupakan akibat dari masa peralihan musim atau pancaroba. 

BMKG Ungkap Penyebabnya 

Penjelasan BMKG Suhu panas yang terasa belakangan ini ternyata disebabkan oleh posisi matahari yang bergerak ke selatan ekuator dan kondisi atmosfer yang minim awan. 

Karena itu, sejumlah wilayah tengah dan selatan Indonesia, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, terasa lebih panas dari biasanya. 

"Faktor lainnya adalah penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal," kata Guswanto dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (15/10/2025). 

Namun, di samping cuaca panas, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. 

"Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, khususnya pada siang hari," ucapnya. 

BMKG memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak yang akan berlangsung hingga awal November 2025. 

"Kondisi ini diprakirakan masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025," ucap Guswanto

Daftar wilayah terdampak 

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, data BMKG mencatat daerah-daerah di Indonesia berikut ini paling terdampak suhu panas. 

"Wilayah yang paling berdampak suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tengara, serta beberapa wilayah Papua," ujar Andri dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (15/10/2025). 

Andri mengatakan,  suhu panas yang terjadi di sejumlah wilayah ini menunjukkan bahwa massa udara kering dan minimnya tutupan awan. 

"Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan," ujar Andri. 

BMKG mencatat pada 12 Oktober 2025 terjadi suhu tertinggi mencapai 36,8 derajat Celsius di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). 

Keesokan harinya, suhu sedikit menurun menjadi 36,6 derajat Celsius di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025. 

"Suhu kembali meningkat pada 14 Oktober 2025, berkisar antara 34–37 derajat Celsius di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Papua, dan Jawa," ucapnya. 

Di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan suhu maksimum 35–37 derajat Celsius. 

Sementara di Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) menunjukkan peningkatan suhu yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. 

Reaksi Warga 

Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk meredam suhu panas, salah satunya mengurangi aktivitas fisik di luar ruangan pada jam terik. 

Warga Bali yang dua tahun terakhir bekerja di Semarang bernama Dinda (24) mengaku baru kali ini merasakan sakit kepala karena tak tahan dengan cuaca panas ekstrem. 

"Jujur, migrainku sekarang setiap hari kambuh karena panasnya tidak ngotak, jadi aku minum obat tiap hari. Aku juga minum air bisa empat liter sehari karena kepanasan," ungkap Dinda melalui pesan singkat, Rabu (15/10/2025). 

Penggunaan AC setengah PK di kamar kosnya tidak memberi efek dingin,  hanya memberi rasa sejuk. 

Alhasil, Dinda menyalakan AC dan kipas secara bersamaan saat berada di kos. 

Sementara itu, Arini (25), warga Salatiga yang telah empat tahun bekerja di Semarang, memilih ngadem di kafe usai bekerja di luar ruangan hingga cuaca panas berakhir. 

"Biasanya panas di rumah mentok 25 derajat, belakangan habis pulang dari rumah sakit kepala karena kaget. Terus mau enggak mau jadi ngadem di kafe sampai malam biar bisa fokus kerja," beber dia. 

Hal yang sama dirasakan Ulin (36), warga Yogyakarta, yang akhirnya memilih pindah ke kos AC pada dua pekan lalu lantaran merasa cuaca panas memicu sakit kepala dan menghambat produktivitasnya. 

"Setelah pakai AC, kerasa perbedaannya. Keluar kamar mau masak di dapur aja langsung panas, keringetan semua. Padahal suhu AC normal, terasa kayak udara yang layak dihirup. Tapi keluar kamar, masih dalam rumah aja, langsung panas menyengat bikin keringetan semua," ungkap dia. (*)

 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved