Berita Viral Nasional

Santri Tikam Teman Sekamar Hingga Tewas, Polisi Ungkap Rasa Sakit Hati

Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAMAR SANTRI -- Santri Tikam Teman Sekamar di Ponpes Al-Hikmah, Diduga Dipicu Dendam & Bullying

TRIBUNGORONTALO.COM -- Tragedi berdarah mengguncang Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Hikmah di Desa Matang Ginalon, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan.

Seorang santri berinisial MN (15) nekat menikam teman sekamarnya, MF (21), hingga tewas pada Rabu (20/8/2025) dini hari.

Kapolres HST, AKBP Jupri JHP Tampubolon, mengungkapkan bahwa motif awal pembunuhan diduga karena rasa dendam dan sakit hati.

“Berdasarkan pemeriksaan sementara, pelaku merasa tersakiti secara emosional,” ujarnya.

Baca juga: Kangkung Rp150 Ribu, Pisang Goreng Rp5 Juta: Pinkan Mambo Bikin Netizen Istigfar

MF dikenal sebagai pribadi pendiam dan taat beribadah. Ia berasal dari Desa Paya, Kecamatan Batang Alai Selatan, dan telah menghafal empat juz Al-Qur’an. Sementara MN, yang berasal dari Kecamatan Barabai, justru memiliki hafalan lebih banyak, sepuluh juz.

Keduanya tinggal di kamar nomor 4 bersama sembilan santri lainnya. Menurut Aulianor, rekan satu pondok, tidak pernah terlihat ada konflik mencolok di antara mereka.

Namun, ia tak menampik bahwa MN pernah merasa jadi korban ejekan.

“Kalau MN memang pernah merasa sering diejek,” ungkap Aulianor, yang sudah empat tahun menimba ilmu di Ponpes tersebut.

Ironisnya, selama ini Ponpes Al-Hikmah belum pernah mengadakan sosialisasi terkait pencegahan atau penanganan bullying.

Fokus utama pondok adalah tahfiz, tanpa pembelajaran dari luar.

“Ponpes ini memang fokus ke tahfiz, jadi tidak ada pembelajaran dari luar seperti sosialisasi anti-bullying,” tambah Aulianor.

Pasca kejadian, suasana pondok masih sepi. Aktivitas belajar mengajar belum kembali normal. Pimpinan pondok belum memberikan pernyataan resmi, sementara hanya beberapa santri terlihat mondar-mandir di area asrama.

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan sejumlah saksi untuk mendalami motif pembunuhan lebih lanjut.

Kronologis Kejadian

MF (21) seorang santri pondok pesantren (ponpes) di Desa Matang Ginalon RT 04/02, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan tewas ditikam rekan sesama santri, Rabu (20/8/2025) dinihari sekitar pukul 03.00 Wita.

Korban MF sempat mengucap takbir dan berlari menyelamatkan diri keluar kamar menuju Musala usai ditikam.

Namun sesampainya di musala korban terjatuh.

Seorang saksi menyebut, korban sempat berteriak takbir sebelum akhirnya terjatuh dan meninggal di dalam musala sambil memeluk Alquran. 

Korban ditikam saat tengah tertidur di kamar.

Tiba-tiba pelaku masuk dan langsung menyerangnya menggunakan sebilah parang.

Tusukan diarahkan ke bagian bawah rahang dan leher korban.

Kasi Humas Polres HST, Ipda Rusman Taupik saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. 

"Benar. Saat ini dalam proses penyelidikan dan penyidikan dari Unit Reskrim Polsek Pandawan dan Reskrim Polres HST," pungkasnya.

Pasca peristiwa itu, suasana ponpes tampak masih sepi.

Ponpes ini memiliki lima kamar tidur santri. 

Kondisi kamar tampak terbuka sementara itu di kamar nomor 4, tempat awal penusukan terhadap korban terjadi.

Di kamar inilah, korban sempat diserang pelaku menggunakan parang sebelum akhirnya berlari menuju musala lalu meninggal. 

Dendam dan Sakit Hati

Hasil pemeriksaan sementara polisi, pelaku MN nekat membunuh korban karena rasa dendam dan sakit hati. 

"Motif pelaku melakukan tindak pembunuhan diduga kuat karena adanya perasaan dendam dan sakit hati," kata Kapolres HST, AKBP Jupri JHP Tampubolon mengutip Kompas.com. 

Kini pelaku MN telah ditahan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

Sempat Tidur Satu Kamar

Dari keterangan saksi yang juga santri di ponpes tersebut, pelaku MN ternyata tidur dalam satu kamar dengan korban sebelum peristiwa penusukan terjadi, yakni di kamar nomor 4.

Sebelum kejadian, suasana masih kondusif.

"Posisi korban tidur di paling pojok kamar. Tiba-tiba terjadi keributan antara korban dan pelaku lalu terjadilah pembunuhan tersebut," ujarnya. 

Korban sempat berteriak 'takbir' hingga membangunkan santri lain. 

"Dalam kondisi terluka, korban kemudian berlari keluar menuju musala untuk menyelamatkan diri, namun akhirnya terjatuh dan meninggal di dalam musala," ujarnya.(*)