Tribun Podcast

FULL Wawancara Eksklusif : Gubernur Gusnar Ismail Ungkap Gebrakan Pimpin Gorontalo, Ada 58 Traktor

Penulis: Herjianto Tangahu
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNGORONTALO.COM - Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail mengungkap deretan gebrakan yang dilakukan selama lebih 150 hari memimpin Provinsi Gorontalo.

Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 silam.

Setelah dilantik sejumlah gebrakan dan program unggulan dilakukan kedua pasangan ini. Pembenahan infrastruktur jalan, pendidikan, pariwisata, pertanian, perikanan hingga sektor prioritas lainnya.

Baca juga: Gubernur Gusnar Ismail Sambangi Kantor TribunGorontalo.com, Bawa Proyeksi Pembangunan Daerah

Tak hanya itu, Gusnar setiap bulannya turun ke warga di 6 kabupaten kota untuk mengetahui kebutuhan dan keluhan warganya.

Gusnar bahkan memilih menginap di rumah warga agar merasakan kondisi warga. Hal ini dilakukannya setiap bulan. 

Selain itu, Gusnar mengaku rutin melobi bantuan untuk masyarakat Gorontalo dari pemerintah pusat.

Simak wawancara eksklusif Manajer Konten TribunGorontalo.com Aldi Ponge (TG) dengan Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail.

Wawancara ini dilakukan dalam podcast edisi sepesial Gerakan Sang Pemimpin yang sudah tayang live di Youtube dan Facebook pada Selasa (5/8/2025) pukul 19.00 Wita.

TRIBUN PODCAST - Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail saat hadir dalam tribun podcast dipandu Manajer Konten TribunGorontalo.com Aldi Ponge di ruang podcast Tribun Gorontalo pada Selasa (5/8/2025) pukul 19.00 Wita.

Berikut petikan wawancara Tribun Gorontalo dengan Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail: 

TG : Apa kabar pak?

Gusnar Ismail : Alhamdulillah baik

TG : Terima kasih telah menyempatkan waktu hadir di studio podcast Tribun Gorontalo. Pak ini sudah lebih 150 hari bapak dilantik sebagai gubernur.

Kami lihat bapak banyak kesibukan turun ke masyarakat dan agenda-agenda pemerintah lainnya, bagaimana kemudian bapak menjaga stamina?

Gusnar Ismail : Sebetulnya untuk kegiatan rutin seperti ke kantor turun ke lapangan, menyiapkan waktu untuk di kantor kemudian untuk kegiatan-kegiatan lain.

Untuk itu semua pertama atur jadwal tidur. Saya itu kalau sudah jam 10.00 jam 11.00 malam sudah pasti tidur mau apapun yang terjadi dengan perkembangan maupun dinamika segala sesuatunya dalam hal pekerjaan akan dilupakan sebentar langsung tidur saya.

Sehingga saya bisa bangun lebih pagi untuk subuh, setelah itu saya jalan mutar di komplek rumah di sekitar taruna remaja.

Baru kemudian jam 06.00 pagi sudah duduk di tangga rumah dinas minum teh sebentar dan untuk bersiap-siap ke kantor dan itu rutin saya lakukan.

TG : Banyaknya kesibukan ini apakah masih punya waktu bersama keluarga terutama anak dan cucu?

Gusnar Ismail : Alhamdulillah ada. Kalau untuk anak tentunya diskusi ringan terkait politik, kalau dengan cucu-cucu dalam petik kita bermain dengan mainan yang ada di rumah.

TG : Pak Gub, pak gubernur sudah mau masuk 6 bulan setelah bapak dilantik presiden. Saya melihat bapak rutin turun ke masyarakat bukan hanya memberi bantuan atau sekadar rapat-rapat. Saya lihat menginap di masyarakat. Apa sebetulnya yang Anda cari di situ?

Gusnar Ismail : Pertama bahwa kegiatan ini adalah kegiatan rutin setiap bulan. Kalau dalam 1 bulan paling 1-2 hari di lapangan dan saya menginap di rumah warga.

Lokasi-lokasinya pun kami pilih adalah lokasi yang terluar dari pusat Kota Gorontalo. Pendekatannya adalah Kecamatan paling perbatasan kita sisir dan itu kegiatan rutin tiap bulan.

Kita merekam apa yang terjadi di lapangan dan tujuan kita menemukan misalnya stunting seperti apa. Kemudian bagaimana penanganannya kemudian kondisi Puskesmas, kemudian kondisi sekolah yang berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi terutama SMA.

Kemudian yang tidak kalah penting adalah rumah sakit kalau misalnya ada rumah sakit di situ. Kemudian masalah pertanian dan masalah infrastruktur.

Kemudian malamnya kita langsung putuskan di lapangan apa yang harus dilakukan. Persoalan itu tidak lagi dibawa ke ibu kota provinsi.

TG : Apakah agenda ini akan dilakukan terus setiap bulan?

Gusnar Ismail : Itu tiap bulan rutin kita lakukan seperti itu. Terlebih ketika kita bangun pagi suasana alam dan desa sangat dirasakan. Aktivitas masyarakat pedesaan dapat kita lihat secara langsung. 

TG : Kesannya bagaimana nginap di rumah warga?

Gusnar Ismail : Kesannya yang asli saja itu. Malahan saya bilang kalau makan malam, makan saja yang ada di situ jangan ada yang dibawa dari luar.

TG : Kita mau bahas dulu program pemerintah pusat yang ada di Gorontalo seperti makan bergizi gratis (MBG), swasembada pangan, koperasi desa merah putih sama sekolah rakyat. Bagaimana perkembangannya di Gorontalo? 

Gusnar Ismail : Pertama kalau koperasi merah putih kita sudah semua desa sudah memiliki koperasi yang berbadan hukum dan memiliki pengurus. Di antara 279 koperasi, ada tiga koperasi sebagai percontohan saat diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia dan sekarang kita sementara persiapkan untuk melakukan bisnisnya. 

TG : Ketiga koperasi ini, bisnisnya apa-apa saja Pak? 

Gusnar Ismail : Saya sebut saja dulu koperasi tersebut ada di Kecamatan Telaga, kemudian di Tolangohula dan Ketiga di Marisa. 

Bisnisnya macam-macam tapi pada umumnya sebagai contoh penyalur LPG, pupuk benih, apotek, toko serba ada. 

Jadi masyarakat yang ada di situ sudah bisa langsung mendatangi koperasi itu karena harganya adalah harga dari distributor langsung sehingga lebih murah. 

TG : Kalau untuk MBG?

Gusnar Ismail : Kemudian MBG di Provinsi Gorontalo tahun ini kita ditargetkan kurang lebih ada 89 SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) atau dapur MBG. Sampai dengan hari ini kita baru mencapai sekitar 8 sampai 9.

Jumlah itu tersebar di kota Gorontal,  Kabupaten Gorontalo, sementara daerah lainnya belum.

Paling tidak sudah ada yang berdiri dan Jangan dilakukan terburu-buru. Ini sudah dilakukan dengan baik dan tetap memperhatikan target.

Pola mendirikan SPPG ini ada dua yang pertama pola pemerintahan yakni pemerintah daerah menyiapkan lahan dan konstruksinya dari pusat.

Kemudian metode yang kedua adalah metode mitra atau swasta. Dia yang cari bahannya dia yang bangun dan dia bekerja sama dengan BGN.

TG : Pak gub untuk swasembada pangan Gorontalo memiliki dua komoditi yakni pengembangan sapi dan jagung. Kira-kira seperti apa?

Gusnar Ismail :Kalau untuk jagung kita Gorontalo sudah berskala ekspor. Untuk menjaga kondisi tersebut saya sudah melapor dengan Menteri Pertanian dan kita mendapat 58 traktor besar.

Jumlah itu disebar di berbagai tempat. Traktor tersebut harus dikelola oleh dinas didistribusikan ke lapangan dan ditempatkan di shelter.

Di shelter itu, kelompok-kelompok tani yang ingin mengelola tanah silahkan lapor ke situ.

Jadi alat traktor itu tidak dimiliki oleh kelompok tani tertentu.

Kemudian untuk jagung ini Gorontalo diberi tugas untuk melakukan ekspor ke Filipina kurang lebih 50.000 ton. Pada bulan Mei kemarin stoknya sudah terkumpul kurang lebih sekitar Rp150.000 ton namun harganya belum bersesuaian.

Harga jagung di Filipina beda 1.500 dengan di Indonesia, lebih murah di sana.

Sehingga para eksportir tentu tidak mau dan memilih mungkin akan menjual ke bagian Jawa.

Nanti pada bulan Agustus ini akan terjadi panen besar-besaran stok jagung sudah pasti akan banyak.

Nanti kita lihat ketika harga di Filipina sudah bagus maka para eksportir akan langsung mengekspor.

Kita berharap jagung ini akan menjadi komoditas dengan hilirisasi, akan ada industri pakan ternak minimal. Namun sampai dengan saat ini saya berjuang terus untuk itu belum berhasil mudah-mudahan kita tidak patah semangat dan terus kita lakukan.

Para pakar ekonomi daerah menyebut kita juga tidak hanya atau tidak boleh bertumpu pada satu komoditas.

Karena itu kami akan mengembangkan ternak sapi. Hal ini dimaksudkan agar populasi sapi di Provinsi Gorontalo meningkat untuk membangun rumah potong hewan (RPH).

Saya tawarkan ke investor untuk melakukan penggemukan sapi di sini kemudian mendirikan RPH, disembelih di sini, dan dimuat ke Jawa.

Itu merupakan target Gorontalo namun untuk saat ini masih diantar pulau kan. Sudah sejak awal ada pasar tradisional dari pelabuhan Kwandang ke Tarakan Kalimantan Utara. 

Sapi Gorontalo dinilai paling gemuk dan berapapun jumlahnya pasti diambil namun pada intinya itu bukanlah tujuan kita. 

Kita maunya diolah dulu, disembelih di sini dibekukan di sini kemudian habis itu dikirim. 

TG : Pak Gub, BPS merilis jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo berkurang, jumlahnya saya catat 7.290 (0,63 persen). Dari September 2024 sebanyak 170.000 (170.030) turun pada Maret 2025. Menurut saya besar angkanya, apa yang dilakukan Pak? 

Gusnar Ismail : Pertama yang kita lakukan adalah mengenali berdasarkan data karena kita punya data. 

Kita kemudian melakukan intervensi penduduk miskin dengan menggelar pasar murah. 

Namun kondisi itu (pasar murah) tidak bisa selamanya dilakukan karena ada faktor eksternal yang akan mempengaruhinya untuk tetap miskin atau jatuh miskin lagi. Apa faktor eksternal itu adalah ketersediaan komoditas lain yang berkaitan dengan inflasi. 

Sehingga harga-harga bahan pokok tetap harus dijaga kita setiap minggu dikontrol oleh Kementerian Dalam Negeri yang memaparkan angka inflasi. 

TG : Pengertian kemiskinan di Gorontalo bukan berarti tidak bisa makan melainkan tidak punya uang. Ada data yang menunjukkan penduduk Gorontalo bahagia. Bagaimana tanggapan pak Gubernur? 

Gusnar Ismail : Di Gorontalo ikatan kekeluargaan masih sangat kuat sebagai contoh kepala keluarga makan anggota keluarga pasti makan. Sehingga memang tidak terlihat secara fisik bahwa yang bersangkutan ini miskin. 

TG : Kita beralih ke ibu kota provinsi. Anda sedang merancang perluasan Kota gorontalo, tapi saya lebih ke bagaimana anda menata ibu kota provinsi ini karena Kota Gorontalo ini merupakan wajah provinsi. Rencana apa yang akan dilakukan terkait dengan infrastruktur, masalah banjir dan lain-lain? 

Gusnar Ismail : Satu hal yang menjadi ciri khas Kota Gorontalo yakni tekanan tata ruang yang sudah semakin berat. 

Kawasan Kota Gorontalo relatif kecil namun jumlah penduduk terus bertambah kemudian kebutuhan ruang untuk ekonomi bertambah. 

Hal ini perlu kita tata paling tidak dalam jangka pendek kita harus menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di Kota Gorontalo ini pertama soal banjir. 

Identifikasi yang dilakukan bersama balai sungai adalah ketika banjir di kota Gorontalo air lama untuk surut karena di muara sungai sempit kendalanya adalah pemukiman. 

Sudah tentu kita akan melakukan pendekatan agar bisa memindahkan pemukiman untuk bergeser sedikit sehingga ada ruang untuk air keluar lebih luas. 

Ini sudah tentu memiliki tantangan tersendiri dan pasti harus dimaklumi. 

Kemudian adalah infrastruktur jalan. Untuk saat ini yang menjadi langkah awal kita adalah jalan-jalan yang menjadi kewenangan provinsi itu yang kita dahulukan untuk dilakukan perbaikan. 

Jalan-jalan tersebut adalah yang secara signifikan mempengaruhi wajah Kota Gorontalo misalnya pedestrian kanal di Jalan HOS Cokroaminoto. 

Pembangunan jalan tersebut memang agak sedikit terlambat karena adanya efisiensi. 

Proyek tersebut ditargetkan akan selesai tahun ini karena sudah saya sudah beritahu jangan mengulangi kesalahan yang lalu lalu. 

Selain itu ada juga Jalan Brigjen Piola Isa, Jalan Prof. Aloe Saboe dan ada jalan di perbatasan kota di Botu Pingge. 

TG : Selain turun mengunjungi masyarakat, Anda juga berkunjung ke ibu kota negara bertemu para menteri-menteri untuk melobi bantuan. Kita butuh bocoran apa yang dihasilkan dari pertemuan tersebut?

Gusnar Ismail : Pertama sebelum kita berangkat kita melakukan identifikasi kira-kira apa yang kita butuhkan di kementerian. 

Kemudian kita membuat proposal dan menyusun agenda untuk bertemu sehingga setiap saya ke Jakarta teragendakan dengan rapi seperti itu. 

Sudah banyak seperti Menteri Perikanan yang sudah datang ke sini. 

Kebijakan pak menteri adalah memberitahu jika Gorontalo sudah bisa memproduksi 100 ton rumput laut kementerian pasti akan memberi satu unit industri pengolahan rumput laut. 

Kemudian datang Kemdiktisaintek. Kita sudah kerjasama dengan UNG Untuk memanfaatkan kawasan Teluk pemilu. 

Mereka tertarik dengan program Agromaritim yang dinilai merupakan isu nasional. 

Termasuk soal koperasi merah putih menteri Desa sudah datang ke Gorontalo. 

Kemudian tidak kalah penting adalah para investor yang meminta waktu saya untuk bertemu di sela-sela waktu saya ketika ke Jakarta. 

Kemarin saya berangkat ke kementerian pariwisata dan hasilnya adalah beliau meminjamkan videotron yang ada di Jakarta untuk kita tampilkan wisata hiu paus. 

Saya juga bertemu dengan Menko infrastruktur dan menteri ekonomi kreatif. 

Pertemuan dengan para menteri tersebut tidak mengandalkan hubungan politik lebih dari itu adalah kita mampu memberikan gambaran terkait dengan penawaran kita. 

TG : Saya perhatikan setiap ada kegiatan di sini para kepala daerah pasti diajak bersama, apa tujuan bapak? 

Gusnar Ismail : yang pertama yang ingin saya tunjukkan adalah kita terus berkoordinasi. 

Masing-masing kepala daerah memiliki dinamika dan prioritas-prioritas, sebagai contoh ketika kita datang ke Kementerian Gubernur hanya memberi pengantar untuk penjelasan program disampaikan oleh para kepala-kepala daerah. 

Menurut saya lebih original ketika disampaikan oleh kepala kepala daerah yang bersangkutan karena dia memiliki permasalahannya masing-masing, sehingga menteri mengambil kebijakannya juga paham. 

TG : Pak Gub untuk program Agromaritim bagaimana progresnya, apa kendalanya? 

Gusnar Ismail : dari segi Agro nya kita belum bisa mewujudkan hilirisasi karena saya paham melakukan hilirisasi di bidang pertanian terutama jagung itu berkaitan erat dengan bisnis. 

Bisnis menyangkut market ketika saya mengungkapkan itu jawaban yang paling pamungkas adalah kecil atau sedikit lebih baik dibawa ke Jawa. 

Ini saya masih muter otak gimana caranya agar supaya mereka mau makanya saya beralih ke ternak sapi. 

Untuk maritim menurut saya banyak regulasi Kementerian KKP yang mempersempit ruang bagi daerah untuk mengeksploitasi ruang maritim sebagai tempat untuk meningkatkan pendapatan. 

Sebagai contoh melaut harus ada izin ini, laut tidak boleh lewat dari sekian mil, kalau tidak memenuhi nanti akan ditangkap. 

Para pelaut juga diperhadapkan dengan kebutuhan BBM yakni BBM bersubsidi dan non subsidi. 

Menurut Pertamina sudah cukup tapi menurut nelayan belum cukup. 

Makanya saya bilang ke Kepala Dinas ESDM kamu tongkrongi dulu pertamina. 

TG : Pak Gub, kemarin juga sudah launching program taksi nelayan, apakah dalam rangka program ini? 

Gusnar Ismail : jadi kapalnya kita siapkan sebelumnya konsep taxi nelayan itu seperti taksinya kita siapkan BBM-nya kita siapkan. 

Nanti kita panggil kelompok nelayan dan mengoperasikan kapal tersebut. 

Hasil dari tangkapan tersebut kemudian dijual di pelelangan dan mereka cukup membayar kebutuhan BBM, Es dan sisanya dibagi-bagikan kepada nelayan-nelayan yang lain. 

Kapal tidak dimiliki oleh satu kelompok, jika dimiliki oleh suatu kelompok lama-kelamaan juragannya yang akan ngatur sehingga nilai yang lain menjadi pekerja. 

TG : Pak Gub, Provinsi Gorontalo diapresiasi oleh Mendagri karena masuk 10 besar realisasi pendapatan tertinggi dan peringkat ketiga nasional penyerapan APBD 2025. Apa yang bapak lakukan sehingga bisa mendapatkan prestasi seperti itu? 

Gusnar Ismail : Memang kami ada rapat pimpinan sebulan sekali itu dihadiri langsung oleh para pimpinan OPD. Namun dalam keseharian paling tidak setiap minggu saya memonitor dari laporan yang disampaikan oleh badan keuangan dan dirop pengembangan ekonomi mengenai progres. 

Dari situlah saya tahu angka-angka itu seperti pendapatan asli daerah berapa yang sudah masuk kemudian Berapa besar anggaran yang kita sudah belanjakan dan berapa anggaran yang masih ada di bank. 

TG : Apakah karena bapak sebagai mantan birokrat dan dosen di Lemhanas sehingga gampang pemerintahan ini? 

Gusnar Ismail : Mungkin soal kerajinan memonitor saja kuncinya di situ. Harus diakui teman-teman di OPD itu banyak kerjaannya juga.

Sehingga masalah pendapatan asli daerah itu harus terus kita Ingatkan jadi manajemennya biasa-biasa saja. 

TG : Pak Gub, ini APBD perubahan 2025 belum selesai dan akan menyambut APBD tahun 2026 apakah program bapak yang dijanjikan saat kampanye sudah terakomodir terutama di APBD 2026. Apakah sudah bisa jalan bagus Pak? 

Gusnar Ismail : sebetulnya sekarang sudah berjalan dengan APBD 2025 yang kami sebut dengan APBD efisiensi dari kekuatan 100 persen kini tinggal 50 persen 

Dari 50 persen anggaran yang tersisa kita coba usahakan untuk melakukan mewujudkan janji kepada masyarakat dan sebagian besar sudah dan ini akan terus kita lanjutkan tahun 2026. 

TG : di APBD tahun ini Bapak menolak atau tidak mau untuk pengadaan mobil dinas baru untuk gubernur. Apakah tahun depan juga masih menolak? 

Gusnar Ismail : saya kira belum waktunya juga karena mobilnya masih bagus, kecuali kalau mobilnya sudah tidak ada mobil. 

Tentunya alokasi tersebut akan disalurkan untuk program-program yang prioritas untuk masyarakat. 

TG : Pak gubernur tadi sempat bilang soal ada investor yang menemui pak gubernur, apakah ada bocoran dalam setahun dua tahun ini yang akan masuk ke Gorontalo? 

Gusnar Ismail :  Secara konkrit untuk segera mengeksekusi belum, tapi pembicaraannya sudah kita mulai, sebagai contoh ada investor peternak dari Brazil itu sudah melihat lokasi. 

Kalau investor jagung sudah banyak, hanya saja mereka belum mau bangun industri di sini, itu yang jadi persoalan. 

Namun yang sudah berjalan sekarang mudah-mudahan tahun 2026 semakin bisa menambah kontribusi PAD misalnya wood pellet di Popayato, sawit, kemudian tambang yang ada di Marisa. Tambang ini direncanakan pada bulan Februari-Maret 2026 akan fungsional mengeksploitasi. 

Kondisi ini diharapkan bisa ada hasilnya. Kita menunggu berapa besar royalti yang akan di kasih ke kita sehingga bisa menolong fiskal kita agar naik. 

TG : Apa yang dilakukan setahun ke depan? 

Gusnar Ismail : yang pertama kita terus melakukan implementasi 5 program unggulan, mulai dari SDM agromaritim, pariwisata, UMKM dan infrastruktur. 

Program ini akan diploting dengan bagus dan diharapkan dapat berpengaruh signifikan terhadap pembangunan Gorontalo. 

TG : Baik pak gubernur terakhir apa pesan pak gubernur kepada masyarakat Gorontalo, pesan-pesannya apa? 

Gusnar Ismail : pertama kita harus mempertahankan kebersamaan karena kita tidak bisa membangun tanpa hal itu. 

Saling menjaga, saling memberikan masukan, saling mengkritik, kritik yang orientasinya ke depan membangun. 

Kemudian yang paling penting adalah bagaimana menciptakan suasana yang kondusif masalah keamanan dan ketertiban dan yang ketiga adalah teruslah saling membantu budaya gotong royong apalagi kalau ada bencana. 

Namun yang harus diyakini adalah pemerintah senantiasa berada dengan masyarakat. 

Misalnya ketika berada di jalan gelap ada tongkatnya. Pemerintah terus bekerja untuk itu agar supaya program-programnya bisa berjalan dengan baik. 

TG : Satu saja pertanyaan terakhir, pak Gub tadi sempat bilang soal kritik. Selama ini Pak Gub banyak yang kritik bahkan mungkin fitnah, tapi pak Gub memilih diam dan tidak menjawab. Kenapa pak? 

Gusnar Ismail : Pertimbangannya ada dua, pertama adalah saya memiliki keterbatasan waktu untuk bekerja kemudian ketika mengalokasikan lagi waktu untuk itu pasti terbuang, padahal kritik itu sebenarnya sudah ada jawabannya.

Kemudian berikut yang saya sampaikan pada akhirnya kita ini dinilai oleh rakyat, sehingga saya menyerahkan kepada rakyat apakah kritik ini bermanfaat atau tidak, apakah ini sifatnya kritik atau masuk sudah masuk wilayah fitnah.

Kalau saya mengidentifikasi lagi soal itu waktu saya sangat pendek sehingga saya fokus kerja saja dan memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala diberikan kekuatan kesabaran sehingga bisa bekerja dengan baik. (*/Jian)