TRIBUNGORNTALO.COM - Berikut wawancara eksklusif Bupati Bone Bolango, Gorontalo Ismet Mile dengan TribunGorontalo.com
Podcast bertajuk Gebrakan Sang Pemimpin ini tayang di Youtube dan Facebook Tribun Gorontalo pada Senin (24/3/2025).
Bupati Bone Bolango, Ismet Mile hadir dalam podcast Tribun Gorontalo yang dipandu Wawan Akuba, Editor Tribun Gorontalo di ruang podcast, kantor Tribun Gorontalo, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Limbau Dua, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo,
Berikut podcast Tribun Gorontalo bersama Bupati Bone Bolango Ismet Mile :
TRIBUN: Tribuners perlu diketahui bahwa Ismet Mile merupakan bupati dua periode yaitu periode pertama 2005-2010 dan 2025-2030. Lalu sebelumya juga menjabat menjadi Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo, periode 1999-2004.
Selamat sore pak, rutinitasnya seperti apa pak?
Ismet Mile : Rutinitas seorang bupati memimpin daerah. Sudah tentunya terkait dengan kegiatan memimpin daerah yang saya lakukan pertama untuk mengkonsolidir seluruh aparat pemerintah daerah agar dalam bulan puasa ini cenderung menjalankan tugas secara profesional.
Di samping itu juga tentunya kita harapkan agar dibangun kerja sama yang maksimal antara selaku pimpinan dan juga seluruh masyarakat.
TRIBUN: Kalau kita melihat pak bupati sudah sebulan lebih setelah dilantik. Ini kan kalau kita melihat periode pertama sebagai bupati 2005-2010 dan 2025-2030. Apa kira-kira yang berbeda dalam satu bulan ini?
Ismet: Dalam kepemerintahan hampir tidak ada perbedaan yang menonjol karena tugas pokok dan landasan bijaknya memang masih sama karena apapun permasalahan di dalam kepemerintahan harus berlandaskan pada regulasi. Yang berbeda itu hanya jumlah aturan-aturan.
Kemudian hal utama bagi seluruh aparat harus paham dengan aturan karena modal utama seorang birokrat itu adalah melaksanakan tugas secara maksimal yang semua didasarkan dengan aturan.
Kenapa saya katakan demikian, karena melihat kondisi yang harus diluruskan. Saya tegaskan kepada aparat harus maksimal, kenapa? Karena kita punya keahlian. Saya contohnya seorang petani itu tidak lebih keahlian memegang pacul, sama juga di bidang tembak menembak tentara yang paling ahli.
Begitu juga dengan pemerintah daerah mereka ahli kalau itu dilandaskan dengan regulasi. Masuknya koreksi dari berbagai pihak itu apabila Kegiatan-kegiatan pemerintahan itu menyimpang dari regulasi yang ada.
Maka dari itu mereka harus betul- betul regulasi itu menjadi hal yang utama dan keahlian mereka.
TRIBUN: Jadi artinya selama menjabat satu bulan ini bagaimana Pak Ismet mendorong ASN untuk tegak lurus pada aturan.
Ismet: Setiap OPD harus paham aturan karena kita ini ada banyak yang akan mengoreksi ada LSM, Wartawan, penegak hukum, tokoh masyarakat dan sebagainya.
TRIBUN: berbicara soal tegak lurus aturan, kemarin ada kegiatan retret di Magelang, lalu kemudian ini pemerintah pusat memastikan bahwa para pimpinan daerah juga paham soal birokrasi.
Tapi pak saya ingin tau seperti apa tantangan ikuti retret di Magelang?
Ismet: Jadi tanggal 20 seluruh gubernur dan bupati, wali kota itu dilantik di Jakarta, Istana Presiden, dimana mengarahkan pejabat di daerah harus konsisten untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, itu intinya.
Karena kalau tidak ada konsisten itu masalah, harus ada korelasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten di dalam menjalankan tugas.
Kita diantara birokrat ini hanya berbeda ruang tapi tugasnya sama. Pada intinya kita seorang pemimpin itu adalah pelayan masyarakat jangan terbalik.
Hingga demikian hal yang paling patut dilaksanakan birokrat itu melaksanakan tugas sesuai tupoksinya yang berkorelasi dan terintegrasi dan dilaksanakan secara bersama dengan unit yang lain.
Karena kita di daerah sukses tidaknya tugas pemerintahan itu hampir tidak pernah terlepas dari ketersediaan dana. Kemudian dana ini sebagian besar dari pusat baik DAK, DAU, hibah dan kita kelola di sini.
Nah, hal yang mutlak agar tingkat pelayanan jadi maksimal dan tingkat kekuasaan akan terwujud dan aturan semua terlaksanakan itu tidak bisa dipisahkan dari ketersediaan dana.
Maka langkah yang kita lakukan ini bagaimana PAD bisa dicapai secara maksimal sebagai penambah agar setiap kebutuhan masyarakat itu terpenuhi.
Beberapa hari yang lalu telah dilaksanakan musrembang. Sudah tentunya kemarin musrembang itu hanya sebatas pengumpulan data program yang menjadi usulan desa sementara tingkat selanjutnya kadang itu terabaikan.
Karena apa diusulkan desa dan kecamatan merupakan kebutuhan mutlak yang terpenuhi. Nah, untuk itu terlaksanakan apabila kesiapan dana. Kalau APBD kita besar maka apapun kita bisa selesaikan.
Dalam pembangunan Bone Bolango ini harus terfokus sehingga saya menggunakan unggulan, yaitu unggulan pertama adalah pertambangan karena besar di sana, jadi bagaimana kita kelola.
TRIBUN: Tapi konkret pak soal retret yang tadi, kan ada beberapa latihan fisik, tantangannya apa si pak?
Ismet: Kalau di sana bagaimana kita harus disiplin, itu yang luar biasa. Kita pukul lima lepas subuh kita menuju ke lapangan, di lapangan kita olahraga, harus semua ikut.
Setelah selesai setengah jam. Kemudian kita sarapan setelah itu dari jam enam sampai jam sepuluh malam luar biasa materi yang ada mencangkup pembangunan.
Pak Prabowo ini menegaskan bahwa APBN ini setelah para pakar kaji 30 persen hilang, menurut gubernur ini dikonversikan kepada APBD kita juga hilang 30 persen.
Inilah tugas kita bagaimana yang hilang 30 persen itu bagaimana benar-benar effesiensi. Harus efektif pemanfaatan anggaran. Betul betul tepat sasaran. Jadi retret itu bagaimana mengelola pembangunan dalam berbagai unsur dan menjawab semua tantangan yang ada di masyarakat.
TRIBUN: di retret ini juga pak bupati sering terlihat dengan gubernur, kemudian apa yang dibicarakan atau komunikasi apa yang dibangun?
ISMET: Jadi setelah mengikuti berbagai pemaparan oleh menteri, selain itu kita berdialog termasuk mencangkup kecanggihan perkembangan yang hampir seluruh kegiatan kepemerintahan disentuh oleh teknologi, maka kita berbicara bagaimana ini kita bisa terapkan di daerah, termasuk masalah pendapatan daerah, kemudian bagaimana meningkatkan sumber daya.
Intinya kesan yang saya dapatkan diretret ini adalah bagaimana effesiensi terterapkan di daerah.
TRIBUN: Pak Ismet kemarin saya sempat melihat melakukan penertiban kendaraan dinas, apakah kemudian itu menjadi salah satu semangat effesiensi dan melihat lagi sebesar apa kebutuhan. Itu bagaimana pak?
Ismet Mile: Jadi begini effesiensi bukan hanya sebatas implementatif hal yang kita harapkan agar yang kita harapkan milik daerah itu terarah. Nah, itu tergantung siapa yang ada di belakang meja.
Yang pertama saya lakukan adalah menghimpunkan seluruh aparat yang kurang lebih 4.000 PNS, seluruh kepala dinas, kaban, camat dan kepala desa saya kumpul semua. Bahkan ada tekanan yang saya berikan kepada mereka terkait lahirnya saya sebagai bupati melalui Pilkada.
Saya melihat Pilkada kali ini lain dari pada yang lain sehingga terjadi dinamika yang luar biasa, pahit getirnya yang saya hadapi terutama apa yang disampaikan lawan politik kita, cenderung bersifat negatif . Jadi saya katakan kepada jurkam jangan meng konter, anda saya tugas hanya untuk meluruskan saja, karena kalau kita konter tidak akan selesai masalah.
TRIBUN: Kemudian terkait penertiban kendaraan dinas itu bagaimana pak?
Ismet Mile: Soal kendaraan dinas ini hanya bagian kecil saja yang kita lakukan, karena belum ada penertiban karena ada beberapa kendaraan dinas hasil pemeriksaan BPK tidak dipakai oleh yang tidak berhak menggunakannya, kemudian dalam pembagiannya pun kadang-kadang tidak dipakai untuk kepentingan dinas, ini saya tegaskan kepada mereka, dan kendaraan itu harus dipelihara karena ini kalau lama kita gunakan maka tingkat performa itu berkurang.
Saya kumpul semua, kalau yang tidak saya minta datangkan kemudian yang memakai mobil kemudian tidak berhak maka silahkan ditarik, ini agar kesiapan secara maksimal dengan dukungan kendaraan menjalankan roda kepemerintahan.
TRIBUN: Dengan mengumpulkan aparat pemerintah harapannya adalah yang terjadi pilkada selesai saat keputusan MK yang dijatuhkan dan seluruh aparat itu bekerja untuk masyarakat.
Ismet Mile: Saya sudah arahkan kepada ASN jangan terlalu jauh terlibat dalam politik praktis, ini tolong dihindari dan ini jadi pelajaran yang kemarin itu sehingga saya juga beri arahan perilaku mereka yang tidak sejalan dengan aturan.
Ada tiga hal yang perlu mereka patuhi untuk bekerja sama dengan saya, yang pertama tingkat loyalitas, kedua disiplin, contoh jangan terlambat saat rapat harus on time. Dan ketiga yang paling utama saya tekankan masalah profesional mereka bekerja, agar mereka bisa memimpin segala perkembangan yang ada terutama kaitan dengan teknologi yang ada.
TRIBUN: Ini sebulan menjabat sebagai bupati, seberapa terbuka anda dengan keluhan masyarakat atau disediakan ruang untuk masyarakat untuk mengadukan.
Ismet Mile: Jadi begini saya masih berfokus bagaimana menata aparat untuk masyarakat saya kira kesempatan kalian panjang untuk saya, bukan saya abaikan, tapi agar saya fokus di dalam menata kepemerintahan.
Hal-hal yang menjadi kepentingan masyarakat saya rekatkan kepada aparat karena mereka yang berhadapan langsung. Saya hanya berada pada dua tugas pokok.
Ini agar bagaimana mereka menjalankan tugas secara maksimal untuk pelayanan kepada masyarakat yang intinya kepuasaan kepada masyarakat.
TRIBUN: Dalam 100 hari program kerja, apa yang akan mau d galakan, yang mau didorong cepat.
Ismet Mile: Yang pertama aparat harus patuh, dan kedua bagaimana menggunakan dana kalau salah menggunakan dana maka pintu masuk dari pihak lain, lalu bagaimana saya mengoreksi terhadap pemanfaatan APBD yang tidak memenuhi syarat. terhadap usaha meningkatkan pendapatan asli daerah.
TRIBUN: Banyak program yang mau dijalankan tapi adanya effesiensi ini, karena setiap program butuh anggaran, bagaimana mensiasati ini.
Ismet Mile: Dasar kita menjalankan pemerintahan adalah APBD, tapi APBD sudah disahkan, artinya hari ini disahkan DPRD dan pemerintah maka hari juga dilakukan pergeseran, dasar utama saya lakukan adalah perintah dari atas ada effesiensi, maka ada pasal-pasal APBD tentang besaran anggaran kegiatan itu saya lakukan pemangkasan sesuai dengan tingkat yang diberitahukan dari atas.
Lalu juga pemanfaatan dana itu betul-betul teralokasi untuk menunjang kegiatan pembangunan. Pendekatan effesiensi bukan hanya sebatas memperkecil atau efektif tapi betul-betul termanfaatkan secara regulatif.
TRIBUN: Pak bupati di zaman digitalisasi tentu ada pro dan kontrak netizen di digital, bagaimana pak bupati melihat banyak masukan atau hujatan.
Ismet Mile: Saya gunakan istilah, kalau bukan orang Gorontalo kalau tidak melakukan koreksi. Tapi saya menilai koreksi mereka sangat bagus. Oleh karena itu saya selalu katakan kepada mereka zaman sekarang ini bukan zaman kemarin.
Zaman yang sudah penuh dengan perkembangan terutama teknologi, hampir semua telah diintervensi oleh teknologi.
Hampir tidak ada anak muda dan orang tua yang tidak pegang hp. Sehingga saya ingatkan kepada mereka, hati-hati menggunakan digitalisasi ini agar jangan sampai terjebak.
TRIBUN: Terkait dengan digitalisasi ini, bagaimana adopsi pak Ismet menerapkan digitalisasi dalam pemerintahan, karena sekarang ini rasanya tidak mungkin meninggalkan digitalisasi dalam pemerintahan terutama.
Ismet Mile: Jadi begini hal yang kita lakukan sekarang adalah lembaga yang berada di sana yaitu infokom, jadi kita perintahkan mereka agar mampu di dalam rangka menerapkan kepada teman teman lain agar ada keseragaman di dalam pelaksanaan tugas, dalam penerapan teknologi.
Terutama pemanfaatan dana, kecil menurut teman-teman lain di luar daerah tapi besar bagi kita, 1 triliun bukan sedikit ini. Jadi penerapan teknologi saya terapkan secara maksimal di semua bidang.
Kemudian dalam pihak pelayanan, kadang-kadang tanda tangan jadi panjang ceritanya tapi dengan teknologi jadi singkat. Sehingga kita betul-betul memanfaatkan teknologi ini.
TRIBUN: Baik, itu Obrolan dengan pak Ismet, terima kasih pak karena ini berbuka puasa. Saya tidak akan menyimpulkan. Saya mempersilahkan disimpulkan masing-masing.
Tapi saya minta sama pak bupati untuk memberikan pesan kepada masyarakat untuk bagaimana terlibat dalam pembangunan daerah.
Ismet Mile: Kita ini hanya berbeda ruang, tugas sama. Terstrukturalisasi atau fungsional, tidak ada masalah tapi yang terpenting adalah kesadaran yang menjadi dasar kita untuk melangkah yang endingnya adalah tanggungjawab.
Kalau tanpa kesadaran diikuti oleh tanggungjawab maka terjadi hal yang kita tidak harapkan. Terutama kalau pemerintah itu terkait dengan disiplin, terkait dengan effesiensi, masalah pemanfaatan potensi yang ada.
Sudah tentunya namanya manusia kita bisa lupa sehingga saya ingatkan jangan menggunakan tata rupa kadang tata rupa ini menjadi senjata.
Agar betul-betul tugas kita menuju kepada terwujudnya segala program yang sudah tersusun dengan baik.
Terakhir agar effesiensi menjadi mutlak karena ini kadar efektifitas. Ini bisa akan tercapai jika didukung dengan penggunaan dana yag effesien. (*/Jef)