TribunUMKM

Ibrahim Tuna Berharap Diberi Gerobak untuk Mengembangkan Usaha Cendolnya

Penulis: Herjianto Tangahu
Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibrahim Tuna, Penjual es cendol di Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Senin (14/10/2024)

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Ibrahim Tuna, seorang penjual es cendol di Jalan P. Hippy, Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, terus berjuang menghidupi dirinya dengan berjualan minuman manis tradisional tersebut.

Meski usahanya telah berjalan sejak tahun 2000, Ibrahim masih berjualan di lapak sederhana dengan meja, kursi, dan atap seadanya.

Namun, yang menarik dari kisahnya adalah harapan besar yang ia simpan untuk mengembangkan usahanya.

Saat ini terhalang hanya oleh ketiadaan modal dan fasilitas, khususnya gerobak.

Pria berusia 60 tahun ini mengaku bahwa keinginannya untuk berjualan di tempat-tempat ramai seperti Telaga Park terbentur oleh kendala modal.

"Sebenarnya bisa saja saya jualan di Telaga Park, tempatnya ramai," ungkapnya.

Namun, keterbatasan gerobak membuatnya hanya bisa menetap di lokasi saat ini, di samping depot air milik saudaranya.

Selain itu, ia juga harus menghadapi biaya sewa dan izin tempat yang tidak terjangkau baginya.

Ibrahim, yang telah ditinggal istrinya empat tahun lalu, kini berjuang sendirian menghidupi dirinya.

Keempat anaknya sudah menikah dan memiliki kehidupan mereka sendiri, sehingga usaha es cendol inilah yang menjadi satu-satunya sandaran hidupnya.

"Anak-anak sudah punya keluarga masing-masing, jadi sekarang saya berjualan untuk diri sendiri," ujarnya.

Di tengah keterbatasan ini, Ibrahim menyimpan harapan besar yakni bantuan gerobak.

Dengan gerobak, ia yakin bisa memperluas usahanya dan berjualan di lokasi-lokasi yang lebih ramai, yang tentunya akan meningkatkan pendapatannya.

"Kalau ada gerobak, saya bisa lebih mudah jualan di tempat ramai," harapnya.

Kisah Ibrahim Tuna mencerminkan perjuangan seorang pedagang kecil yang gigih bertahan di tengah tantangan ekonomi, serta harapan sederhana yang ia gantungkan pada peluang untuk mendapatkan bantuan.

Meski dengan modal yang terbatas, semangatnya untuk terus berjualan tak pernah padam, dan ia yakin bahwa dengan sedikit bantuan, usahanya bisa berkembang lebih besar lagi.(*)