Sains Populer

Studi Terbaru ungkap Cara Otak Memproses Enam Jenis Cinta

Penulis: Redaksi
Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI otak.

TRIBUNGORONTALO.COM -- Sebuah penelitian yang diterbitkan di Cerebral Cortex telah memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana otak memproses enam jenis cinta yang berbeda.

Dengan menggunakan pemindaian resonansi magnetik fungsional (fMRI), para peneliti meneliti aktivitas otak yang dipicu ketika seseorang merasakan cinta untuk pasangan romantis, anak-anak, teman, orang asing, hewan peliharaan, dan alam.

Temuan ini mengungkapkan bahwa respons otak terhadap cinta bervariasi tergantung pada jenis hubungan, menyoroti jalur saraf yang berbeda yang diaktifkan oleh setiap bentuk kasih sayang.

Sebelumnya, penelitian telah menunjukkan bahwa perasaan cinta romantis dan cinta keibuan terkait erat dengan wilayah otak tertentu, seperti yang terlibat dalam sistem hadiah dan keterikatan.

Namun, kurang dipahami bagaimana bentuk cinta lainnya, seperti cinta kepada teman, hewan peliharaan, atau alam, bekerja di otak.

Dengan memperluas fokus pada beberapa jenis cinta, para peneliti bertujuan untuk mengungkap apakah semua bentuk cinta berbagi dasar saraf yang sama atau jika ada jaringan otak yang berbeda tergantung pada objek kasih sayang.

Penelitian ini juga mengeksplorasi apakah intensitas cinta terhadap objek yang berbeda, seperti teman atau orang asing, tercermin dalam aktivasi otak tertentu.

Hal ini dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa bentuk cinta terasa lebih kuat atau emosional dibandingkan yang lain, serta berkontribusi pada teori yang lebih luas tentang keterikatan dan afiliasi manusia.

“Saya melihat cinta sebagai salah satu fenomena manusia paling signifikan baik secara pribadi maupun budaya. Namun, cinta masih kurang dipelajari dalam komunitas ilmiah. Mengingat banyaknya fenomena sosial negatif seperti kebencian, kekerasan, dan perang, cinta masih belum dipahami dengan baik oleh komunitas manusia global," ungkap Pärttyli Rinne, penulis studi sekaligus peneliti di Brain and Mind Laboratory, Aalto University.

Dalam studi ini, para peneliti merekrut 55 orang dewasa sehat berusia 28 hingga 53 tahun.

Mereka mendengarkan cerita audio yang dirancang untuk memicu perasaan cinta terhadap pasangan, anak, teman, orang asing, hewan peliharaan, dan alam. 

Sementara mendengarkan cerita, aktivitas otak mereka diukur menggunakan fMRI.

Hasilnya menunjukkan bahwa berbagai jenis cinta mengaktifkan baik wilayah otak yang sama maupun yang berbeda.

Secara umum, semua jenis cinta mengaktifkan area yang terkait dengan kognisi sosial, termasuk korteks prefrontal medial dan persimpangan temporoparietal, yang terlibat dalam memahami pikiran dan emosi orang lain.

Namun, intensitas dan luasnya aktivasi otak berbeda tergantung pada jenis cinta. Cinta untuk pasangan romantis dan anak-anak menunjukkan aktivasi paling kuat di sistem hadiah otak, yang terkait dengan perasaan senang dan motivasi.

Sebaliknya, cinta kepada teman dan orang asing mengaktifkan sistem ini dengan intensitas yang lebih rendah.

Studi ini memberikan wawasan penting tentang dasar saraf dari berbagai jenis cinta, meskipun masih ada keterbatasan.

Para peneliti menyarankan agar studi di masa depan menjelajahi dasar saraf cinta di berbagai budaya untuk melihat apakah temuan ini berlaku di populasi yang beragam. (*)