TRIBUNGORONTALO.COM,Gorontalo – Rully Mohune bercerita pertama kali merintis DKI Coffee.
DKI Coffee merupakan nama brand usaha Rully.
Pria berusia 29 tahun itu memodifikasi sepeda motor matic miliknya menjadi kedai kopi.
Warga Isimu Kabupaten Gorontalo mengungkapkan, usahanya bermula dari kecintaanya terhadap kopi.
Ia lantas membuka usaha kedai kopi menggunakan kendaraan pribadinya.
Saat ini DKI Coffee kerap ramai disinggahi anak muda.
DKI Coffee berada di bahu jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR), berdekatan dengan jembatan.
"Kalau soal jual kopi memang basic saya di kopi dan kalau soal ide jualan di motor karena di Isimu banyak event drag race. Kebetulan banyak teman yang ikuti event itu dan mereka meminta untuk berjualan di acara tersebut," ujar Rully kepada TribunGorontalo.com, Minggu (8/9/2024).
Ia lantas mengubah sepeda motornya untuk dijadikan tempat usaha kopi.
"Daripada bawa meja dan alat kopi jadi buat se-sederhana ini jual di motor," tuturnya.
Nama DKI Coffee diambil dari akronim Daerah Khusus Isimu.
Selain di GORR, ia sering mangkal di bundaran patung Habibie.
"Tadinya berjualan di jembatan GORR tapi kemarin sudah ada larangan untuk tidak berjualan dan berfoto di area itu, tapi saya tidak berjualan di area yang dilarang," kata dia.
Selain berjualan kopi, Rully juga pemilik warkop DKI Coffee.
Warkop miliknya dibuka sejak 2020 hingga sekarang. Sementara usaha DKI Coffee pakai motor matic baru berjalan sebulan.
Rully berjualan setiap Jumat, Sabtu dan Minggu, mulai pukul 16.30 sampai 19.30 Wita.
"Kebetulan Senin sampai Jumat saya ada kerja jadi hanya ambil di waktu weekend saja," ujarnya.
Kata Rully, omzet yang ia raup selama tiga hari mencapai kurang lebih Rp1 jutaan. Namun apabila sepi pembeli, ia hanya menerima pemasukan sekitar Rp200 ribu.
"Daripada di waktu libur saya hanya di rumah lebih baik cari uang tambahan. Kalau di warkop itu memang rutin dari Senin-Sabtu jadi di sore hari saya selingi dengan jual kopi di motor," jelasnya.
Rully menambahkan, kendala berjualan menggunakan sepeda motor saat musim hujan.
"Biasa saya ada target kalau jam 16.00 Wita masih hujan maka saya tidak berjualan karena berpengaruh dengan orang yang datang tidak ada. Mereka datang selain berburu kopi juga berburu sunset," pungkasnya.
Rully menjual kopi arabika dan robusta. Kopi reguler dipatok seharga Rp8.000 dan premium Rp10.000.
Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya