Viral Lokal Gorontalo

Kemensos RI Berencana Bantu Nenek Asni Noho Setelah Viral Diberitakan Tribun Gorontalo Jualan Cucur

Penulis: Jefry Potabuga
Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asni Noho warga Desa Kopi, Bulango Utara, Bone Bolango, Gorontalo kedatangan dari pihak Pendamping PKH Bulango Utara.

TRIBUNGORONTALO.COM -- Kisah perjuangan Asni Noho, seorang nenek berusia 73 tahun yang berjualan kue cucur di Pasar Kamis Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, menarik perhatian Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).

Kisah ini pertama kali diangkat oleh TribunGorontalo.com dan kemudian dioptimasi oleh TribunJatim.com, hingga mengundang perhatian publik ke level nasional.

Asni Noho tinggal di Desa Kopi, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango.

Setiap minggu, dengan penuh kesabaran, ia mempersiapkan kue cucur yang kemudian dijualnya di pasar.

Pasar Kamis, yang hanya beroperasi satu kali dalam seminggu, menjadi satu-satunya tempat bagi Asni untuk menjajakan dagangannya.

Baca juga: Upacara Kemerdekaan Ke-79 Tahun RI di Bone Bolango Gorontalo Meriah di Tengah Rintik Hujan

Dengan modal yang sangat terbatas, ia hanya mampu membuat 60 biji kue cucur yang dijual dengan harga Rp5.000 untuk empat buah.

Omset yang ia dapatkan setiap minggunya berkisar sekitar Rp75.000, jumlah yang tentu sangat minim untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selain berjualan kue, Asni juga bekerja sebagai penjual pakaian kredit milik orang lain. Setiap hari Selasa, ia menjajakan pakaian kredit di wilayah Bulango Ulu.

Penghasilan dari pekerjaan ini ia gunakan untuk membeli bahan-bahan kue serta memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kehidupan Asni semakin berat karena ia tinggal bersama suaminya yang sudah sakit-sakitan dan tidak bisa bekerja lagi.

Baca juga: Siap Jadi Flag Carrier Indonesia, Ini Langkah UI untuk Masuk Jajaran Kampus Terbaik Dunia

Mereka juga merawat dua orang cucu, di mana cucu pertama baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan, sementara cucu kedua bekerja di Bendungan Bulango Ulu dan memiliki seorang anak kecil yang masih dalam tanggungan mereka, setelah perpisahan dengan istrinya.

Kisah hidup yang penuh perjuangan ini sampai ke telinga Belgi Abas, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Bulango Utara.

Mengetahui cerita Asni, Belgi segera bertindak. Pada Kamis malam, 15 Agustus 2024, ia mendatangi rumah Asni untuk melakukan pendataan yang diminta oleh Kemensos.

"Saya mendapat pesan WhatsApp dari Biro Humas Kemensos, dan mereka meminta agar data ini segera dikirim malam ini juga," ujar Belgi kepada TribunGorontalo.com.

Sore harinya, Belgi telah dihubungi oleh Biro Humas Kemensos untuk memastikan kebenaran berita tersebut.

"Beberapa pendamping PKH lainnya juga dihubungi, karena nomor saya sempat tidak aktif. Namun, sekarang sudah saling berkomunikasi dan data juga sudah saya kirim," tambahnya.

Belgi menekankan bahwa perhatian lebih dari pemerintah setempat sangat diperlukan dalam kasus ini.

Ia juga berencana untuk berkoordinasi langsung dengan Kepala Desa Kopi terkait situasi Asni Noho.

"Insyallah, saya akan bertemu langsung dengan Kades," ujarnya.

Asni Noho, dengan segala keterbatasannya, terus berjuang untuk keluarganya.

Ia adalah tulang punggung keluarga, bahkan di usianya yang sudah senja. Meski dua dari lima anaknya telah meninggal dunia, tiga anak lainnya yang masih hidup kadang-kadang memberikan bantuan keuangan ketika mereka memiliki kelebihan rezeki.

Namun, Asni tetap harus mengandalkan usaha kecilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (*)