Heboh Antraks Gorontalo

Heboh Larangan Sapi Gorontalo, Begini Kata Dokter Hewan Soal Antraks

Penulis: Rahman Halid
Editor: Ponge Aldi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Drh Yani Susilo saat proses peninjauan hewan ternak di Kecamatan Marisa, Pohuwato Gorontalo Rabu (18/09/2024).

TRIBUNGORONTALO.COM, POHUWATO - Dokter Hewan Yani Susilo, Medik Veteriner Muda Kesehatan Hewan Kabupaten Pohuwato, mengatakan penyakit antraks memiliki potensi tinggi karena sporanya dapat bertahan hingga 70 tahun di lingkungan.

"Potensi penyakit antraks pasti tinggi karena spora antraks bisa bertahan lama. Namun, yang paling penting adalah masyarakat tidak panik dan tetap waspada," ujarnya kepada TribunGorontalo.com pada Kamis (18/07/2024)

Dokter Hewan, Yani Susilo menjelaskan bahwa gejala awal antraks pada hewan ternak meliputi peningkatan suhu tubuh dan penurunan nafsu makan.

"Jika ternak menunjukkan gejala-gejala tersebut dan kemudian mati mendadak, serta keluar darah hitam dari mulut, hidung, telinga, lubang kemaluan, dan anus, dapat dipastikan hewan tersebut telah terjangkit antraks," paparnya.

Dalam kondisi seperti itu ungkap Yani, jangan memotong hewan karena bisa menyebarkan penyakit antraks kepada manusia.

Penyebaran antraks, menurut Yani, dapat dicegah dengan menghindari kontak langsung dengan darah atau jaringan hewan yang terinfeksi.

"Asal tidak makan daging hewan yang terjangkit dan tidak terkena lelehan darahnya, risiko terjangkit sangat kecil. Namun, bakteri antraks dapat terhirup oleh manusia dan menyerang paru-paru, yang bisa berakibat fatal," jelasnya.

Drh Yani menekankan bahwa antraks dapat menyerang berbagai spesies ruminansia seperti kambing, sapi, kerbau, dan bahkan burung unta.

Oleh karena itu, pencegahan dan kewaspadaan sangat penting terkhusus bagi pemilik hewan ternak.

"Penyakit antraks tidak hanya berpotensi menyerang ternak, tetapi juga bisa menular ke manusia jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk mengenali tanda-tanda awal penyakit antraks," tambahnya.

Yani juga mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan kandang dan memastikan ternak mendapatkan vaksinasi yang diperlukan.

"Kebersihan kandang dan vaksinasi rutin adalah langkah penting dalam pencegahan antraks. Selain itu, segera laporkan jika ada hewan ternak yang menunjukkan gejala-gejala mencurigakan," tutupnya. 

DIketahui, beberapa harii ni heboh surat edaran pemprov Sulawesi Tengah yang melarang masuknya sapi dari Gorontalo karena diduga mengidap antraks.

Kadis Pertanian Pohuwato: Hoax dan Tidak Benar

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato,Kamri Alwi, menyebutkan kabat adanya penyebaran penyakit antraks di Gorontalo merupakan kabar tidak benar.

Menurut Kamri Alwi, surat edaran yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terkait kasus Antraks di Kabupaten Gorontalo hanya pada 2020.

"Kami telah mengkonfirmasi hal ini dengan Dinas Peternakan Sulawesi Tengah dan dapat dipastikan bahwa isu tersebut tidak benar," tegasnya.

Lebih lanjut, Kamri juga menjelaskan bahwa setelah kejadian Antraks pada 2020, Provinsi Gorontalo tidak melaporkan adanya kasus antraks pada hewan ternak hingga tahun 2024.

Bahkan, untuk Kabupaten Pohuwato, tidak ada kasus antraks yang tercatat atau dilaporkan.

"Memang ada, tapi itu tahun 2020. Namun hingga tahun 2024 belum ada kasus antraks yang terjadi," tandasnya.

Pihaknya telah melakukan vaksinasi selama dua tahun berturut-turut dan masih kosong status.

"Kami telah melakukan vaksinasi secara rutin pada setiap hewan yang dimiliki oleh peternak di Pohuwato. Selain itu, kami juga membentuk tim khusus yang melakukan kunjungan rutin untuk memeriksa kesehatan setiap hewan ternak," ujarnya.

Kamri Alwi juga menekankan bahwa Pohuwato saat ini dapat dipastikan aman dari kasus Antraks, meskipun pernah terdapat riwayat kasus serupa di Provinsi Sulawesi Tengah.

"Peternak dan masyarakat Pohuwato tidak perlu panik, penanggulangan dan pencegahan selalu kita lakukan, untuk kasus antraks hingga saat ini masih nol kasus," paparnya. (*)