TRIBUNGORONTALO.COM – Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong, Tangerang Selatan.
Dilansir Tribunnews.com, pesawat berkode PK-IFP itu bertolak dari Bandara Salakanagara, Tanjung Lesung, Banten, menuju Bandara Pondok Cabe.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, tiga awak meninggal dunia.
"Korban tiga orang meninggal, dua masih di dalam pesawat, satu tergeletak di luar," kata Ade Ary saat dikonfirmasi.
Ade Ary menuturkan, pesawat latih yang jatuh itu berasal dari Indonesia Flying Club.
Terpisah, Kapolres Metro Tangerang Selatan AKBP Ibnu Santoso mengatan tiga korban dalam insiden tersebut adalah pilot, co-pilot, dan engineering.
"Ada tiga orang yang jadi korban meninggal dunia, yang terdiri dari pilot, co-pilot, dan engineering. Jenazah mereka dibawa ke RS Polri Kramatjati Jakarta untuk dilakukan identifikasi. Sedangkan, pesawat diserahkan kepada KNKT untuk diteliti," kata Ibnu.
Ibnu mengatakan saat kejadian pesawat jatuh di BSD, kondisi sedang hujan lebat.
Saat dievakusi, pilot diketahui terlempar dari alam pesawat.
"Pilotnya terlempar dari dalam pesawat, sedang dua lainnya ada di dalam kabin pesawat. Sekarang semua korban sudah dievakuasi dan dibawa ke RS Polri Karamat Jati," kata Ibnu.
Sebelum jatuh, diketahui sang pilot berusaha melakukan kontak menggunakan radio di dalam pesawat.
"Dari informasi bahwa pesawat itu tujuan dari Pondok Cabe. Sebelum jatuh ada permintaan tolong dengan mengucapkan may day may day dan hilang kontak," ujar Ibnu.
Tiga jenazah korban jatuhnya pesawat di BSD Serpong kini sudah tiba di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com ketiga jenazah tiba di RS Polri sekitar pukul 17.24 WIB, dibawa dengan tiga mobil ambulans.
Kedatangan jenazah di RS Polri pun tampak dikawal ketat anggota kepolisian yang menggunakan dua motor dan 1 mobil patwal.
Setibanya di RS Polri, tiga jenazah yang dibungkus dengan kantong jenazah berwarna oranye milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan langsung dimasukkan ke Instalasi Kedokteran Forensik.
Korban sempat minta tolong
Seorang saksi mata yang berada di lokasi jatuhnya pesawat latih jenis Tecnam P2006T memberikan kesaksian, di mana dirinya sempat mendengar permintaan tolong dari salah satu korban.
Mengutip tayangan Kompas TV, saksi mata tersebut mengatakan korban yang minta tolong ada di dalam pesawat latih yang telah hancur tersebut.
"Ada korban satu udah terpental, saya cek lagi ke dalam (pesawat) ada dua orang, dia sempat minta tolong, sempat masih hidup, cuma minta tolong saja," ujarnya, Minggu (19/5/2024).
Saat itu dirinya tak sendirian namun bersama dengan warga lainnya serta seorang security.
Dirinya pun mengakui tidak dapat berbuat lebih untuk menolong korban yang minta tolong tersebut.
"Saya nggak bisa buat apa-apa," lanjutnya.
Dirinya juga mengatakan saat jatuhnya pesawat, terdengar benturan keras, namun dirinya tak melihat adanya ledakan.
"Waktu itu hujan, saya tidak melihat percikan api," lanjutnya.
Identitas korban
Dua korban diketahui bernama Pulung Darmawan, dan Mayor Purnawirawan Suwanda.
Sementara 1 korban yakni engineering masih belum teridentifikasi.
Diketahui kondisi badan pesawat latih Cesna dengan kode PK-IFR itu terlihat hancur.
Laporan jurnalis Kompas TV, Eka Marlupi, Minggu (19/5/2024), sebelumnya disebutkan petugas gabungan sempat berupaya mengevakuasi 2 korban yang terjebak di puing pesawat. (*)